Nineteen

23 5 0
                                    

"Bu, Glenn izin ke supermarket bentar, ya? Soalnya, ada barang yang harus Glenn beli, Ibu mau nitip sesuatu?"

"Nggak, pergi aja gak papa. Udah izin sama papa kamu, Glenn?" Glenn bergeming di tempatnya, Bu Sari menghela napas panjang sebelum mengangkat suaranya kembali.

"Ayo, izin sekarang!"

"Ibu aja yang izinkan, ya? Glenn males kalau harus berinteraksi dengan pria tak berperasaan itu, Bu."

"Mau bagaimanapun, dia tetaplah orang tuamu, Glenn. Ayo," tutur Bu Sari menarik lembut lengan kekar Glenn.

"Ibu ... Ibu aja, ya? Glenn gak mau ketemu dia ..., " mohon Glenn memelas.

"Tidak!"

"Ck, Ibu mah gak asik!"

Tok ... tok ... tok ....

"Tuan, bolehkah saya masuk?"

"Masuk saja, Bu Sari!"

Ceklek.

"Ada apa, Bu Sari? G ... Glenn? Ada apa?" tanya Jack bangkit dari duduknya menghampiri Glenn dan Bu Sari.

"Glenn," bisik Bu Sari memberi kode remaja di sampingnya.

Glenn menghela napas panjang, "Glenn izin ke supermarket di depan," izin Glenn menatap malas pria paruh baya di hadapannya.

"Baik, pergilah!"

"Hm," balas Glenn singkat kemudian pergi dari hadapan Ibu dan papanya.

Glenn menuruni tangga dengan langkah santai, tetapi dengan hati yang terus merutuki sikap kurang ajarnya kepada sang papa. Oke, ia akui bahwa dirinya teramat marah, benci, dan kecewa kepada sang papa yang telah menghancurkan hidupnya selama ini. Namun, harusnya ia tak seperti itu dalam bersikap, karena seperti kata ibunya bahwa mau bagaimanapun kelakuan buruk sang papa, pria itu tetaplah orang tuanya sendiri.

"Bang Glenn!"

Saat Glenn hendak menghidupkan motornya, terdengar teriakan sang adik yang memanggil namanya. Pria itu membalikkan badannya menghadap sang adik seraya menaikkan sebelah alisnya sebagai tanda tanya.

"Abang mau ke mana?"

"Supermarket."

"Boleh Luna ikut?"

"Gak, lo di rumah!" ketus Glenn.

Luna mencebikkan bibirnya kesal, "Ayolah Bang ... Luna ikut, yayaya?"

"Gak, gue mau ketemu temen habis gitu."

"Abang mahh, gak asik ih ..., " rengek Luna.

"Bodo amat, gapeduli gue!"

Glenn naik ke motornya dan buru-buru menghidupkan moge kesayangannya, tetapi saat akan menjalankan kendaraannya Luna sudah lebih dulu berdiri di hadapannya dengan merentangkan tangan. Glenn berdecak kesal di tempatnya, akhirnya dengan terpaksa pria itu mengizinkan sang adik ikut ke supermarket bersamanya.

Sesampainya di supermarket, Glenn membeli beberapa hal yang dibutuhkannya, seperti buah, camilan, minuman bersoda seperti coca-cola, fanta, dan lain sebagainya. Sedangkan Luna hanya membeli keripik, sukro, dan camilan lainnya serta es krim rasa coklat favoritnya.

"Udah?"

"Udah kok, Bang. Kita mau langsung pulang, nih?" sahut Luna yang dibalas anggukan oleh Glenn.

"Yaudah, yuk!"

"Luna, pegangan yang kuat!"

"Kenap .... "

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang