Ten

37 5 0
                                    

Sinar rembulan hadir di malam yang kelam ditemani oleh bintang yang turut menyinari gelapnya malam, Glen menuruni tangga dengan raut ceria tanpa peduli akan sekitar yang kini terdapat beberapa orang menatap ke arahnya. Glen melangkahkan kakinya menuju dapur guna menemui sosok yang begitu ia sayang dan cintai, sosok itu adalah Bu Sari.

Glen memeluk Bu Sari dari belakang sehingga wanita paruh baya itu terkejut dibuatnya, "Selamat malam Ibu Glen tercinta!" sapanya riang gembira.

"Glen, kamu ngagetin Ibu aja, deh!"

Glen terkekeh, "I'm sorry, janji akan ulangi lagi di lain waktu!"

"Glen .... "

"Maaf, Ibuku Sayang, Glen cuma bercanda. Ibu masak apa? Adakah makanan favorit Glen malam ini?" tanya Glen tanpa melepaskan pelukannya.

"Tentu, makanan favorit Glen senantiasa hadir dalam menu makanan setiap saatnya, duduk dan tunggu makanannya!"

"Ay-ay, kapten!" seru Glen hormat pada Bu Sari.

"Tunggu, Ibu? Adakah kejadian yang saya lewatkan?"

Deg!

Suara itu ....

Glen membalikkan badannya dalam sekali gerakan, raut wajah yang semula riang gembira kini tergantikan dengan raut wajah datar dan tatapan dingin lagikan tajam yang terpatri di wajah tampannya.

Glen tersenyum sinis, "Hoho ... siapakah gerangan yang hadir di rumah ini, Ibu? Apakah Ibu mengenal wanita ini?"

Wanita itu tersentak mendengar kalimat yang keluar dari bibir tebal Glen, putra kandungnya. Yah, wanita itu adalah Diandra Mellington, sosok Ibu kandung Glen yang telah banyak menorehkan luka dalam hati remaja berusia delapan belas tahun itu.

"Geva, Mama .... "

"Maaf, Mama? Apakah Anda sedang berhalusinasi, Nyonya? Saya tidak memiliki Mama, saya hanya memiliki Ibu dan nama saya adalah Glen, bukan Geva! Sepertinya Anda salah orang, Nyonya!" sinis Glen.

"Geva ... Ah, maksud Mama Glen. Mama minta maaf, Sayang ... maafkan Mama yang sudah menyakiti hati kamu selama ini, Mama mau memperbaiki hubungan kita yang telah rusak," tutur Diandra pelan.

Melihat tatapan Glen yang begitu tajam dan datar syarat akan luka nan kemarahan besar tertuju padanya berhasil membuat hati seorang Diandra Mellington begitu sakit lagikan sesak seakan terdapat batu besar menghantam dirinya.

"Memperbaiki hubungan kita yang telah rusak?" Glen tertawa sumbang.

"Hubungan mana yang Anda maksudkan, Nyonya? Saya rasa ... kita tidak ada hubungan darah apa pun dengan Anda, Nyonya!"

Deg!

Perkataan yang begitu menohok hati Diandra, membuat lidah wanita itu kelu dan tak bisa mengeluarkan sepatah-kata pun. Segitu besarkah luka yang telah dia torehkan pada putranya itu? Apakah kesalahannya di masa lalu tak dapat dimaafkan? Mengapa rasanya begitu sesak melihat bagaimana besarnya penolakan Glen akan kehadirannya?

"Glen, Ibu mohon ..., " gumam Bu Sari menahan isak tangisnya.

"Glen, Mama tau Mama salah, maafkan Mama ... maafkan Mama, Sayang ... jangan seperti ini ..., " lirih Diandra meneteskan air mata.

"Mama? Ah ... Saya baru ingat, bukankah Anda adalah wanita gila harta yang rela meninggalkan suami dan anak Anda yang masih balita dengan anak haram Anda hanya karena uang? Bukankah tindakan Anda yang lebih memilih pergi dengan anak haram dan selingkuhan Anda karena harta adalah tindakan seorang wanita murahan? Dan yah ... jangan pernah katakan bahwa Anda adalah Mama saya karena wanita seperti Anda tidak layak untuk dipanggil Mama!"

Deg!
Plak!

Wajah Glen menoleh ke samping, bukan Diandra yang menamparnya, tetapi sosok gadis dengan raut wajah penuh amarah yang menampar pipi Glen. Bu Sari hanya bisa menutup mulutnya kala remaja yang dianggap sebagai putranya sendiri ditampar oleh gadis yang wanita itu yakini adalah adik Glen sendiri.

Plak!

"Lo siapa, ha? Berani banget lo nampar pipi gue!" Glen membentak gadis yang telah berani menamparnya setelah dirinya menampar balik gadis itu.

Napas Glen memburu, emosi yang selama ini terpendam kini meluap kala pikirannya menangkap hal yang begitu menyakitkan jika benar pemikiran itu benar adanya.

"Ab ... Abang ... sak ... sakit, Bang ... sakit ... lepasin ..., " ringis gadis itu.

"Lo sudah berani nampar pipi gue ... lo siapa, hah? Lancang banget lo nampar pipi gue dengan tangan kotor lo ini, bangsat! Lo gatau siapa gue, 'kan?" Glen semakin kuat mencengkeram tangan gadis yang telah berani menyentuhnya.

"Glen, lepaskan tangan Luna ... di ... dia adik kamu, Glen ... Mama mohon lepaskan .... "

"Ah ... saya paham sekarang, apa ini anak haram yang bikin Anda jadi wanita murahan, Nyonya? Anak haram yang telah menghancurkan hidup saya selama ini, apakah ini anak haram itu?" Glen menyeringai seraya menatap tajam Luna, pria itu semakin yakin bahwa Luna adalah bayi yang telah membuat hidupnya semakin hancur berantakan sejak dia masih kecil.

"Adik, ya? Akan tetapi, saya minta maaf ... karena saya tidak sudi memiliki adik perempuan murahan sepertinya sampai kapan pun! Saya hanyalah anak tunggal, dan saya tidak pernah memiliki adik!" sentak Glen menghempaskan tangan Luna yang memerah.

"Ada apa ini?" Suara Jack membungkam bibir Glen yang hendak mengeluarkan suaranya, Glen hanya menatap datar tiga manusia di hadapannya dan langsung pergi dari hadapan ketiganya dengan sesak yang menguasai hatinya.

"E ... eum ... Tuan, Nyonya, saya mohon izin menemui den Glen di kamarnya, permisi."

Jack hanya mengangguk, pria paruh baya itu menatap Luna dan Diandra dengan tatapan penuh tanya. "Ada apa ini, Diandra? Apa yang terjadi? Katakan!" teriak Jack menggema.

"M ... maaf, Mas. Ini semua ... salahku, aku yang membuat Glen murka sehingga Luna menampar Glen dengan keras," balas Diandra takut.

"Apa yang membuatmu menampar putraku?" tanya Jack penuh penekanan tak lupa tatapan tajam yang terarah pada Luna.

"Maaf, Pa. Luna menampar bang Glen karena dia sudah berani menghina Mama dan mengatakan bahwa Mama adalah wanita murahan, Luna gak terima dan Luna langsung menampar bang Glen." Alluna Risty Federico, putri kedua Diandra dengan suami keduanya yang kini tinggal bersama sang Mama di rumah Jack George yang merupakan mantan suami Diandra, Ibu kandung Glen.

Sekilas info, Luna tidaklah tau siapa Jack dan bagaimana hubungan Jack dengan sang Mama sebelumnya karena memang Diandra hanya mengatakan bahwa Luna memiliki seorang abang dan abang Luna adalah Glen.

"Saya bukan Papa kamu, putra saya hanyalah Glen Gevaro George seorang dan kau bukanlah putri saya!" tandas Jack dingin.

"Mas, aku tau kalian kecewa. Namun, tak bisakah kita memperbaiki segalanya dan memulai semua dari awal dengan kehadiran Luna yang bisa kau anggap sebagai putrimu sendiri? Sungguh, aku benar-benar menyesal atas segala hal yang kulakukan di masa lalu, Mas. Aku benar-benar minta maaf ..., " gumam Diandra yang masih didengar oleh Jack.

"Tidak! Kuyakin Glen tidak akan pernah mau kembali hidup bersamamu dan putrimu ini, dan untuk perkataan Glen kepadamu ... aku tidak akan meminta maaf, karena apa yang Glen katakan benar adanya. Dan yah, sejak kapan kau kembali ke mansion Keluarga George, Dian? Di mana selingkuhanmu? Apakah dia telah tiada? Atau ... dia telah bangkrut?" tukas Jack lagi dan lagi menyakiti hati Diandra.

"Mas .... "

"Jika kalian memang butuh tumpangan tempat tinggal, baiklah. Silakan kalian tinggal di sini, kuharap kalian tidak membuat putraku pergi dari rumah!" sinis Jack yang kemudian berlalu dari hadapan Diandra dan Luna.

"Ma, bisa jelaskan segalanya pada Luna?"

"Maaf, sebenarnya mereka adalah .... "









Next jangan?

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang