Eighteen

25 4 0
                                    

Sejak Glenn mengatakan kepada teman-temannya bahwa dia adalah istri sah Glenn, Luna selalu digoda habis-habisan oleh ketiga sahabat laknat Glenn yang terkadang membuatnya kesal setengah mati sampai-sampai gadis itu ingin mengubur sang abang di sungai amazon. Bagaimana tidak, ketiga pria menjengkelkan itu menggodanya dengan hal-hal meresahkan dan sedikit memalukan, seperti saat ini contohnya.

"Luna, lo kok mau-mau aja sih, nikah sama cowok kaku kaya Glenn? Emang, dia bisa bersikap romantis gitu ya, sama pasangan?" tanya Jay dengan wajah sok polosnya.

"Jay, lo jangan mulai dah!"

"Ya gue tanya aja, Bal. Siapa tau kan, si Glenn itu bisa romantis kaya ya ... misalnya ketika di dalam kamar gitu. Oh ya, kalau kalian lagi berdua gimana? Glenn agresif, gak?"

"Jay, jangan kotorin pikiran polos Luna kalau lo gak mau disambut dengan kelakuan iblis si Glenn, deh!" peringat Roky yang hanya dianggap angin lalu oleh Jay.

"Luna, cerita dong sama kita-kita gimana Glenn? Dia manja, gak? Dia agresif, gak?"

"Apaan sih, Kak!" Luna sungguh tak habis pikir dengan pertanyaan meresahkan Jay yang tampak ... ya ... begitulah.

"Jangan malu-malu dong, adek manis! Ayo, cerita sini! Kita janji gak akan bilang-bilang sama suami lo kalau lo bongkar semua kelakuan agresif dia di rumah," desak Jay.

Bugh!
Aduh, jidat gue!

Kepala Jay terasa sedikit sakit kala sebuah sepatu pantofel menyapa manja keningnya, siapa lagi pelakunya jika bukan Glenn Gevaro George dan jangan lupakan aura menyeramkan plus dingin yang mulai terasa di sekitar mereka saat ini. Menyadari kehadiran Glenn, Jay hanya meringis dan mengeluarkan cengiran yang tampak di wajah menyebalkan lagikan tak berdosa milik pria satu itu.

"Bicara apa lo, sama istri gue? Coba ulangi perkataan lo sekarang!"

Jay cengengesan seraya menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya, "Peace, Glenn! Gue becanda doang, kok. Gue gak bicara apaan kok, sama bini lo! Iya, 'kan Luna?"

Ikbal menyeringai kala otaknya menemukan sebuah ide jahil, "Gak bicara apanya? Lo dari tadi maksain Luna buat cerita tentang keagresifan Glenn pas di rumah atau di kamar, gak percaya tanya aja sama Roky!"

"Ikbalanjing, awas lo!" desis Jay menatap penuh permusuhan sahabat lucknutnya itu.

"Bener, tuh Glenn. Gue udah peringatan dia kalau itu semua rahasia kalian berdua, eh ... si kunyuk maksa bini lo buat cerita pas lo ke toilet tadi," sahut Roky membenarkan ucapan Ikbal.

Tatapan Glenn semakin menajam, "Oh ... mau tau banget, ya? Sini, gue kasih tau!"

"Ng ... nggak, Glenn. Ya Allah ... Jangan gitu atuh Aa', Jay mah becandaan doang, serius nih! Damai, kita damai A'!"

"Sayang, ayo kita pulang! Ibu udah nunggu di rumah, jangan hiraukan trio kunyuk kurang belaian ini, mereka cuma iri sama kita yang udah halal!" Glenn mengedipkan sebelah matanya genit dan mengecup sayang pipi Luna.

"Glenanjing! Gausah pamer, bangke! Mentang-mentang udah halal malah pamer, awas lo!" pekik Jay membuat Glenn terbahak.

***
"Abang rese!" kesal Luna ketika mereka telah sampai di rumah.

"Rese kenapa, sih?"

"Siapa yang suruh Abang bilang ke mereka kalau kita suami-istri? Nyebelin banget! Liat, kelakuan Abang bikin Luna digoda habis-habisan sama mereka bertiga setiap harinya sejak Abang bilang kalau kita suami-istri! Ditambah kak Rea yang selalu natap Luna dengan tatapan permusuhan penuh kebencian ketika ketemu, Abang nyebelin ih ..., " ucap Luna menyembikkan bibirnya kesal.

"Yaa gimana ya, Dek ... Abang tuh gak bisa bilang kalau kita saudara, karena itu bisa bikin Rea makin menjadi deketin Abang. Sekarang aja pas tau Abang udah punya istri, dia tetap agresif deketin Abang, apalagi pas tau kita cuma saudara. Bisa-bisa dia makin agresif lagi deketinnya," papar Glenn tanpa sadar menyebut dirinya abang dan memanggil Luna dengan sebutan adek.

Luna tersenyum lebar, "Apa Abang bilang? Adek? Abang? Lu ... Luna gak salah denger, nih? Abang udah maafin Luna dan anggap Luna adik Abang? Hwaaa ... Luna bahagia banget!"

Grep.
Deg!

Mendapat serangan dadakan berupa sebuah pelukan dari Luna, Glenn menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman dan membalas pelukan Luna dengan pelukan hangat nan nyaman lagikan erat.

"Maaf ... maafin Abang yang udah salahin kamu atas kehancuran hidup Abang di masa lalu, maaf ... Abang akui kalau tindakan Abang tidak pantas sebab, dalam hal ini kamu tidak salah. Yang salah adalah kedua orang tua kita, maafin Abang Luna ... maafin Abang, Dek! Abang gak mau janji, tetapi Abang akan buktikan ke kamu kalau Abang akan jadikan kamu princess kesayangan Abang selamanya," balas Glenn mengelus rambut panjang sang adik dengan lembut.

"Aduh-aduh ... ada apa, ini? Kok pada pelukan gak ngajak, heum?"

























Next jangan?

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang