Thirty Seven

24 3 0
                                    

"Bawa pergi Rea dari sini, dan jangan biarin dia muncul di hadapan gue lagi. Sekarang!" tegas Glenn yang dipatuhi oleh sahabatnya.

"Hendra, Tio, bawa phsychopath gila ini dan wanita itu ke psikolog dan pihak yang berwajib, cepat!" imbuh Glenn menunjuk Diandra yang masih bergetar hebat.

"Siap, laksanakan, King!"

Glenn memejamkan matanya perlahan, kemudian menuntun Safa yang masih terisak di dekapannya menuju sofa tempat Diandra didudukkan secara paksa beberapa waktu lalu.

"Lo kenapa bisa sama phsychopath itu? Dan ... apa yang lo lakuin di sekitar sini, Safa? Lo Gak lupa kalau ini adalah hutan yang jauh dari perkotaan, 'kan?" tanya Glenn beruntun dan melepaskan pelukan mereka.

"Ak ... aku kabur dari rumah .... "

"Kenapa?"

"Mama udah gak ada, Glenn. Papa dan kedua saudara tiriku berusaha untuk menjadikanku budak nafsu bejat mereka, aku gak mau harta yang kujaga belasan tahun dan harusnya kuberikan pada suamiku malah direnggut paksa oleh mereka karena nafsu semata."

"Oleh karena itu, aku pergi dari rumah, selama ini aku gak sekolah karena aku terpaksa pindah dari tempat satu ke tempat lain, tetapi ... mereka tetap bisa menemukanku. Jadi, aku berinisiatif berlari ke hutan ini, tap ... tapi ... phsychopath gila itu menyeretku ke sini untuk membunuhku ... ak ... aku takut, Glenn ... aku takut .... "

"Tolong ... lindungi dan keluarkan aku dari neraka itu, Glenn ... tolong aku ... aku gak mau masa depanku hancur karena mereka ... aku gak mau ... tolong aku ... tolong ... lepaskan aku dari kungkungan mereka ..., " terang Safana kembali terisak pilu.

Lagi dan lagi Glenn hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuh Safana yang bergetar ketakutan, beberapa detik kemudian Glenn tak mendengar suara isak tangis perempuan di hadapannya.

"Saf? Safa, bangun, Safa! Safa ... bangun!" panik Glenn kala Safana tak sadarkan diri di pelukan hangatnya.

Langsung saja Glenn membawa tubuh Safana ala bridal style keluar dari markas, "Wendy, gue pinjam mobil lo dan tolong masukkan motor gue ke dalam garasi, besok gue ambil!"

"Siap, King!"

***
Tin ... tin ... tin ....

"Sebentar!"

Krakkk.

"Aden Glenn, Pak Mamat kira siapa, atuh."

"Saya masuk dulu ya Pak, terima kasih!"

"Sama-sama atuh Den."

Glenn memarkirkan mobilnya sembarang tempat dan langsung mengangkat tubuh mungil Safana untuk dia bawa masuk ke rumah. Mengapa dibawa ke rumahnya? Sebab, mau bagaimana lagi? Tidak mungkin Glenn membawa Safana ke apartemen miliknya yang pasti dipakai oleh ketiga sahabatnya untuk bersantai ria seraya bermain Playstation.

"Astaghfirullah Abang! Siapa yang Abang culik itu?" heboh Luna kala menangkap siluet sang abang yang sedang membawa wanita ke dalam rumahnya.

"Nanti Abang jelaskan! Sekarang, ikut Abang ke kamar kamu dan Abang mau malam ini kamu tidur sama dia, ya?"

"Ya Allah, Glenn ... mengapa bisa Andini bersama kamu dalam keadaan tidak sadarkan diri?"

"Nanti Glenn jelaskan, Papa. Sekarang, izinkan Glenn bawa Safa ke kamar Luna dulu."

"Yaudah, bawa dan jelaskan segalanya pada Papa!"

Ceklek.

Glenn meletakkan tubuh mungil Safana di atas kasur Queen Size Luna, pria itu meminta adiknya untuk menjaga Safana selagi dirinya menghadap sang papa yang diiyakan oleh pemilik kamar. Dengan wajah tenangnya, Glenn menghadap Jack yang kini menatapnya dengan tatapan menuntut penjelasan. Glenn pun menjelaskan bagaimana bisa Safana bersamanya tanpa ada yang dikurangi ataupun dilebihkan sedikitpun, Jack hanya bisa menghela napas panjang menanggapi penjelasan putranya.

"Jadi, kamu berniat menolong dan melindunginya, son?"

"Iyya, Pah. Boleh?"

"Tau konsekuensi yang akan kamu hadapi nantinya karena tindakan ini?"

"Mungkin, keluarga tiri Safana akan menargetkan Glenn untuk mereka habisi karena sudah berani menyembunyikan Safana di sini."

"Hanya itu?"

"Glenn rasa ... ya?" balas Glenn ragu.

"Andini bukanlah mahram kamu, apa kata masyarakat sekitar kala mengetahui hal ini, Glenn? Kamu sudah pikirkan hal itu?"

"Lalu, Glenn harus apa, Papa? Gak mungkin Glenn lepasin Safa saat dirinya terancam seperti ini, Pah."

"Nikahi dia!"

Deg!

"Ap ... apa?"

Menikahi Andini adalah satu-satunya cara agar kamu bisa menolong dan melindunginya dari keluarga tiri wanita itu, Glenn."

"Namun, apakah hanya itu satu-satunya cara untuk menolong dan melindungi Safa, Pah?"

"Ada, kirim dia ke luar negeri dan mengubah identitasnya untuk perlindungan diri."

"Glenn gak bisa tinggalin dia sendiri di negeri orang, Pah."

"Maka nikahi dia, son!" Glenn bimbang, di satu sisi dia ingin melindungi Safana dengan pantauan darinya langsung, tetapi di sisi lain ... dia tidak ingin menjadikan pernikahan ini semata-mata untuk melindungi Safana. Dan lagi, usia mereka belum matang untuk membina rumah tangga, banyak kewajiban dan tanggung jawab yang harus mereka pikul dalam pernikahan, belum lagi pikiran mereka masih belum dewasa untuk menghadapi segala cobaan yang hadir dalam rumah tangga mereka nantinya.

"Glenn ... akan menikahi Safana secepatnya, Pah!"

"Jangan memutuskan sesuatu dalam satu waktu, Glenn. Apalagi, keputusan ini menentukan masa depan kalian, libatkan Allah dalam hal ini, istikharah dulu baru kamu putuskan bagaimana ke depannya. Jika memang jawabannya adalah menikahi Safana, maka Papa akan persiapkan segala hal yang diperlukan untuk pernikahan kalian."

"Apalagi, minggu depan kamu sudah ujian dan dua minggu setelahnya kamu akan wisuda, persiapkan diri untuk ujian dan masalah pernikahan itu mintalah petunjuk kepada Allah Swt. Papa ke atas dulu, makan dan tidurlah! Shalat jika kamu masih belum menunaikan ibadah wajib kunci sukses tersebut."




















Next jangan?

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang