Twenty Two

25 4 0
                                    

Hari terus berlalu, tergilas oleh waktu. Namun, sampai saat ini Bu Sari enggan untuk bangun dari alam bawah sadarnya, hal itu berhasil membuat perubahan besar pada Glenn yang kembali bersikap cuek, dingin, dan temperamental. Sikap hangat nan lembut hanya Glenn tunjukkan kepada Luna, adik tercintanya dan sang papa, selebihnya ia lebih memilih bersikap cuek lagikan dingin, terutama kepada Rea yang kelakuannya semakin menjadi untuk mendekatinya dan pantang mundur meskipun Glenn telah menolaknya dengan berbagai makian serta ucapan kasar.

"Luna, entah kenapa gue rasa lo makin hari makin berisi," ucap Glenn menghentikan gerakan Luna yang hendak memasukkan nasi ke dalam mulutnya.

"Iyakah? Masa sih, Bang?"

"Gue beneran."

"Kayanya karena akhir-akhir ini Luna suka kebangun pas tengah malem buat makan."

Glenn memicingkan matanya mengintimidasi dan berhasil membuat Luna sedikit gugup, "Tumben, sejak kapan lo bangun tengah malem buat makan?"

"Abang kan tidur, mana Abang tau kalau Luna suka keluar dari kamar buat makan."

"Luna, kalau lo lupa gue sering keluar kamar untuk ambil air," balas Glenn santai.

Luna yang merasa disudutkan langsung berkaca-kaca dan menatap garang sang abang, "Abang jadi orang gak percayaan banget, sih! Luna gak boong sama Abang, Luna emang suka kebangun pas tengah malem buat makan!" sewot Luna.

"Dih, sewot banget sih adek Abang Glenn ini ... lagi pms, ya?"

Deg!

"Bang, Abang gak mau coba buka hati untuk kak Rea, gitu? Bukannya Abang juga cinta sama Kak Rea? Kenapa gak buka hati aja dan terima dia? Luna perhatiin sejak lama dia terus ngejar Abang tanpa henti meskipun saat itu Abang udah nyebarin berita palsu tentang kita yang suami-istri, tapi kenyataannya kita ini adik-kakak."

"Jujur ya, Luna kasihan tau liat dia yang terus ngejar Abang tanpa henti dan hanya dapat sikap gak enak atau bisa dikatakan sikap kasar dari Abang, yaa walaupun sikap kasar itu berupa kata-kata pedas sama bentakan sih."

Glenn terdiam sesaat mendengar perkataan sang adik, "Abang gatau, entah kenapa Abang gak suka sama sikap dia yang ... maaf, tampak murahan itu. Abang rasa .... "

"Itu bukan sikap murahan, Abang! Akan tetapi, sikap yang kak Rea tunjukkan itu adalah sebuah perjuangan untuk mendapatkan hati Abang, tau!" potong Luna membuat Glenn menghela napas panjang.

"Dek, bedakan perjuangan dan kata murahan, okey? Perjuangan itu semacam sebuah tindakan untuk mendapatkan sesuatu yang masih dalam tahap wajar yaa dan murahan itu sebuah tindakan berlebihan yang membuat seseorang muak karenanya, seperti Rea yang selalu mendekati Abang dan bahkan dia berusaha mengambil hati Abang dengan tingkah sedikit manja," papar Glenn.

"Manja? Manja gimananya, sih? Luna liat juga wajar-wajar aja tindakan kak Rea selama ini, Abang kali yang berlebihan."

"Adikku Sayang, kamu gak tau gimana dia pas kamu lagi gak sama Abang. Tau gak sih, yang bikin Abang muak sama dia adalah tingkahnya yang menggelikan seperti merengek manja, merendahkan harga dirinya dengan mengatakan hal tidak pantas." Ingatan Glenn terlempar pada sikap memuakkan yang Rea tunjukkan untuk mendapatkan hatinya sehingga berhasil menimbulkan seberkas kebencian dalam diri Glenn pada wanita itu.

***
"Glenn, aku harus apa biar bisa sama kamu? Haruskah aku memohon kepadamu? Katakan, Glenn! Apa yang harus kulakukan untuk bisa menjadi pemilik hatimu?" tanya Rea dengan tatapan memohonnya.

"Sampai kapan pun gue gak akan pernah bisa luluh sama perhatian dan perjuangan lo itu! Ingat satu hal, Rea! Jaga batasan lo dan ingat bahwa gue udah punya istri!" sarkas Glenn menatap tajam perempuan di hadapannya.

"Glenn, apa harus aku serahin diri aku dulu baru kamu bisa terima aku dalam hidupmu? Haruskah? Jika itu bisa membuat kamu sadar bahwa aku sangat mencintaimu, maka akan kulakukan asal dirimu bisa menjadikanku milikmu untuk selamanya."

"Sikap lo yang terlihat murahan ini bikin gue muak untuk dekat dengan lo, Rea! Sikap lo ini bukan cinta, tapi obsesi semata! Kalau lo emang cinta sama gue, maka lo gak akan pernah mau ngejar gue yang jelas-jelas udah beristri. Harusnya lo biarin gue bahagia sama istri gue sebab, tingkat tertinggi mencintai adalah melepaskan orang yang kita cintai bisa bahagia dengan orang lain," pungkas Glenn yang kemudian pergi dari hadapan Rea.

"Aku gak akan pantang menyerah, Glenn. Gak akan pernah! Aku akan buktikan kalau aku gak terobsesi sama kamu, tetapi aku beneran cinta sama kamu!"

***

"Bang, kalau misal kak Rea gak bersikap semurahan itu untuk mendapatkan Abang, apakah Abang akan buka hati Abang untuk dia?" Pertanyaan Luna mengalihkan perhatiannya yang semula terpusat pada ingatan beberapa waktu lalu, kini beralih menatap lembut sang adik.

"Gak."

"Lah, kenapa?"

"Mengenal cinta hanya akan membuat diri kita hancur sehancur-hancurnya, Luna. Setelah mengenal cinta, pastinya kita akan buta dan akan diperburuk oleh cinta itu sendiri. Selain karena wanita tak tau diri itu, Abang tidak percaya cinta juga kasih sayang karena Abang berpikir bahwa cinta hanya akan membuat kita lupa akan tugas kita di dunia. Abang juga gak mau dengan mengenal cinta, Abang melakukan hal yang teramat dilarang oleh Allah Swt, yaitu zina."

Luna mengerutkan dahinya bingung lalu, perempuan itu mulai mengeluarkan sebuah pertanyaan yang timbul di dalam benaknya. "Zina? Kan mencintai itu sebuah rasa yang pastinya bikin Abang gak sampe berbuat hal yang harusnya dilakukan oleh sepasang suami-istri, 'kan? Lantas, kenapa Abang khawatir bisa ngelakuin zina kalau Abang bisa nahan diri dari nafsu setan?"

"Dek, zina itu gak hanya sebatas apa yang kamu pikirkan. Zina itu ada macamnya, tau!"

"Oh, ya? Apa aja?"

"Macam-macam zina, adalah .... "

Drrtt ... drrtt ... drrtt ....

Ucapan Glenn terpotong oleh dering telepon, Glenn langsung bergegas mengambil handphone miliknya di saku celana dan mengangkat telepon tersebut.

"Halo, assalamualaikum. Dengan siapa, ya?"

Selamat siang, apakah benar ini Glenn Gevaro George putra ibu Sari? –balas seorang wanita balik bertanya.

"Iy ... iyya, saya sendiri. Ada apa, ya? Ibu saya baik-baik saja, 'kan?"  Glenn panik seketika kala dirinya menyadari bahwa penelepon adalah seorang perawat dari rumah sakit tempat ibunya dirawat.

Apakah anda bisa ke rumah sakit sekarang, Mas? Sebab, beberapa detik lalu kondisi ibu anda memburuk.

Deg!












Next jangan?

Bad Boy Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang