1

8.7K 527 17
                                    

"Papi!"

"Ssstt, sayang itu bukan papi kamu nak" tegur sang ibu pada anaknya karena telah memanggil seseorang dengan sebutan 'papi' membuat banyak orang yang berlalu lalang menatap ke arah mereka.

"Telus papi aku mana mamih?" Matanya yang bersih menatap sang ibu penuh harap. Berharap agar ia bisa segera bertemu dengan ayahnya.

"Papi udah pergi sayang" ucapnya lirih. Ucapan itu hanya ia simpan didalam hatinya, karena bagaimanapun anak sekecil ini tidak akan mengerti jika diberi tahu yang sebenarnya.

"Itu papi! Papi!" Teriaknya. Suaranya yang gemas membuat seorang lelaki yang merasa terpanggil itu menoleh ke arah mereka.

"Bukan sayang, itu bukan papi" ucap sang ibu memberi pengertian. Tapi tetap saja anak kecil itu terus memanggil manggil seorang laki-laki yang disebutnya sebagai papi.

Anak kecil itu berontak minta diturunkan dari gendongan ibunya. Setelah kakinya berpijak pada ubin, ia pun langsung berlari menuju laki-laki yang tadi dipanggilnya dan memeluk kaki laki-laki itu dengan erat.

"Eh-eh" laki-laki itu kaget kala seorang anak kecil berlari ke arahnya dan bersembunyi dibalik kakinya.

"Christy, yaampun gaboleh gitu, sini sama mami" panggilnya.

"Maaf ya mas" ucapnya pada laki-laki itu sembari menarik pelan tangan sang anak agar mendekat kepadanya.

Laki-laki itu hanya diam sambil menatap seorang perempuan yang sedang membujuk anaknya. Ia jadi terpikir ucapan papanya yang ingin ia segera menikah dan memberikan cucu.

Ia berjongkok mensejajarkan tubuhnya pada gadis kecil yang masih bersembunyi dibalik kakinya. Ia memegang tangan gadis itu pelan sambil melepaskan pegangannya pada celananya yang sedari tadi anak kecil itu tarik.

"Cantik namanya siapa?" Tanyanya lembut sembari berjongkok membawa anak kecil itu ke depannya.

"Clisty, nama aku clisty" jawabnya.

"Pinter banget kamu" ucapnya mengusap puncak kepala anak kecil itu.

Dirinya mendadak suka pada anak kecil, apalagi anak kecilnya selucu bocah yang ada dihadapannya ini. Umurnya yang sudah cukup matang pun juga membuat aura ke-bapak-an nya jadi keluar saat bertemu dengan anak kecil ini.

"Papi, endong" pintanya. Tangannya telah melingkar di leher laki-laki itu meminta agar ia menggendongnya. Laki-laki itupun dengan sigap mengangkat tubuh mungil itu ke gendonganya.

"Christy gaboleh gitu sayang, mami gapernah ajarin adek kaya gitu ya sama orang. Sini gendong sama mami aja. Tadi katanya mau beli mainan lagi" bujuk maminya yang ingin mengambil sang anak dari gendongan laki-laki asing itu. Anaknya ini masih saja bergelayut pada laki-laki asing yang baru beberapa menit yang lalu ia panggil panggil papi.

"Maaf ya mas" ucapnya lagi karena merasa tak enak. Ia masih berusaha membujuk sang anak agar berpindah ke gendongannya.

"Gapapa kok Mbak, biar sama saya aja" ucap laki-laki itu baru membuka suara.

"Eh jangan mas, ga enak sama masnya"

"Gapapa kok Mbak, mbak sama anaknya mau kemana biar saya anter" tawarnya

"Jangan mas, takut ngerepotin" tolak perempuan yang tak lain adalah ibu dari anak kecil yang tidak mau lepas dari gendongan laki-laki tampan itu.

"Gapapa kok Mbak. Kamu mau kemana cantik, mau beli apa?" Tanyanya pada anak kecil dalam gendongannya.

"Beyi mainan, papi" ucapnya menunjuk toko mainan yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"Yaudah ayo kesana sekarang" ucapnya lalu membawa tubuh mungil dalam gendongannya menuju toko mainan.

Married With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang