Aran buru-buru keluar dari apartemen saat ia hampir saja lupa sudah ada janji untuk ke rumah orangtuanya. Tadi siang papanya menelpon dan memintanya untuk datang makan malam bersama. Aran yang hari ini tidak kemana-mana pun menghabiskan waktunya dengan tiduran saja di apart hingga bablas sampai jam 7 malam.
Sedari tadi ponselnya berbunyi tanda ada yang menelpon tapi ia biarkan saja dan tidak mengangkatnya. Aran langsung menjalankan mobilnya ke rumah orangtuanya, ponselnya kembali berdering menampilkan banyak sekali panggilan tak terjawab dari papa, mama dan adiknya.
Ia langsung mengangkat panggilan itu, baru hendak membuka suara, terdengar suara tegas dari seberang sana.
"Astaga iya pah, ini lagi dijalan"
"..."
"Iyaa, aku ngebut"
"..."
"Iyaa"
Tut
Aran memutuskan panggilannya sepihak dan kembali fokus menyetir. Tumben sekali papanya memintanya untuk datang makan malam sampai menelponnya berkali-kali. Bukankah hanya makan malam biasa? Lalu kenapa papanya seperti sangat ingin ia datang? Apa ada yang mau papanya bicarakan? Tidak salah lagi, ini pasti soal calon calon itu. Karena sampai saat ini Aran masih belum membawa calonnya untuk ia kenalkan ke keluarganya. Dan ini juga sudah lewat dari tempo yang Reynal berikan. Ah, Aran harus bersiap jatuh miskin sekarang.
Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit kencang agar tidak kena omel nanti saat sampai dirumah. Ya meskipun pasti akan kena omel juga kerena sudah telat.
***
Di rumah keluarga Mahendra, Reynal sudah dibuat panik karena Aran belum juga datang. Tamunya sudah dijalan menuju kesini, ia hanya tidak ingin mengecewakan tamunya nanti.
"Udahlah pah, anaknya juga udah jalan" ucap Veranda
"Aku cuma gak mau kalo nanti keluarga Gracio nunggu. Kita kan sebagai tuan rumahnya"
"Iyaa, udah ah sabar dulu. Kasian anaknya kalo kamu desak terus, nanti kalo dia kenapa-napa dijalan gimana?"
Reynal hanya mengangguk. Ia menjatuhkan dirinya di sofa dan menghela nafas panjang.
"Semuanya udah siap kan?"
"Udah, papa tenang aja. Beres semuanya"
Reynal langsung berdiri ketika mendengar suara mobil diluar. Ia langsung berjalan keluar diikuti oleh Veranda.
"Ah, akhirnya kalian datang" seru Reynal
"Malam Rey"
"Malam Cio" ucap Rey tersenyum memeluk sahabat karibnya itu.
"Halo Ve" sapa Gracio
"Halo mas Cio, sudah lama tidak bertemu" Veranda tersenyum sambil membalas uluran tangan Gracio.
"Shani"
"Kak Ve, yaampun kangen banget. Udah lama ga ketemu ya"
"Iya, yaampun makin cantik aja"
"Kak Ve bisa aja ah. Kakak juga cantik banget"
Seperti ibu ibu pada umumnya. Mereka pasti saling memuji. Veranda dan Shani sudah bersahabat dari dulu jaman mereka SMA. Begitu juga dengan suami mereka, mereka sudah bersahabat sejak lama dan kembali bertemu lagi baru baru ini.
"Mana anakmu Shan, aku udah gasabar pengen ketemu dia"
"Lagi dimobil. Sebentar" ucap Shani. Ia mengetuk kaca mobil hingga keluarlah perempuan cantik dengan dress coklat selutut dan rambutnya yang tergerai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You [END]
Short Story[END] "Mau dengan siapapun kamu, bahkan bukan dengan aku sekalipun, kalau bukan dari diri kamu sendiri yang mau bebas dari masa lalu itu, kamu gak akan bisa" -A Just Fiction!!