34

3.1K 454 56
                                    

Aran baru saja sampai di apartemen setelah seharian bekerja di kantor dengan banyaknya pekerjaan yang semakin hari semakin bertambah.

Ia mengetukkan cardlock miliknya dan tak berapa lama pintu unitnya terbuka.

Apartemennya sangat sepi, itu karena Chika belum pulang dari rumah orangtuanya. Chika memberi kabar bahwa ia akan berkunjung ke sana karena mama Shani merindukan cucunya.

Aran masuk ke dalam dan langsung menghempaskan tubuhnya di sofa. Ia sangat lelah sekali hari ini. Rasanya, organ kepalanya mau pecah karena banyaknya yang ia pikirkan tentang pekerjaan.

Akhir akhir ini kantornya mengalami kerugian yang sangat besar, pembangunan proyek yang acak acakan, penggelapan dana oleh salah satu karyawannya yang pihaknya sendiri masih belum tahu pelakunya siapa. Semua itu benar benar membuatnya harus ekstra berpikir dalam menghadapi masalah demi masalah yang datang.

Aran menyandarkan tubuhnya di sofa, dengan gerakan pelan ia melepaskan sepatunya lalu menaruhnya ke rak sepatu.

Ia beranjak menuju kamarnya sambil melepaskan jas kantornya dan menaruhnya di sofa kamar. Setelah membuka semua pakaiannya, ia berjalan ke arah kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhnya dan berharap dengan cara mandi pikirannya sedikit tenang.

15 menit kemudian Aran keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Sayang udah pulang?" Ucapnya melihat Chika sedang memunguti baju yang ia taruh di sofa.

"Mas, bisa ga kalo baju kotor tuh langsung masukin keranjang aja jangan taruh di sofa, kamu tuh abis dari luar loh" ucap Chika membawa baju Aran dan memasukkannya ke dalam keranjang.

"Iya maaf tadi aku lupa" ucap Aran

"Lupa kok terus terusan? Kamu tuh sering banget kaya gitu, biasanya juga kan langsung dimasukin ke keranjang. Jangan sampe berserakan gitu dong, nanti kumannya nempel kemana mana"

"Emang aku kemana Chik, cuma kantor doang masa banyak kuman?" Tanya Aran sembari berjalan menuju lemari dan mengambil bajunya.

"Tetep aja mas, abis dari luar tuh kena debu, keringat, dan lain lain. Apa namanya kalo bukan kuman?"

Aran tak menjawab, ia menjatuhkan handuknya di kasur lalu memakai baju.

Hal itu tak luput dari perhatian Chika, ia berdecak dan mengambil handuk itu. "Kebiasaan banget naruh handuk basah di kasur, bisa gak langsung di gantung aja jangan ditaruh di kasur?!" Omel Chika

"Sebentar doang Chika, aku cuma mau pake baju loh, abis itu juga pasti aku gantung handuknya"

"Kan bisa langsung digantung aja mas?! Kamu tuh ya beda banget sama mas Vino. Dulu dia tuh bersihan orangnya, dia ga suka sama apapun yang berserakan"

"Maksud kamu apa?!" Tanya Aran menatap Chika tajam. Ia selalu kesal saat Chika membawa bawa nama itu lagi.

"Boleh gak sehari aja gak usah bawa bawa nama dia?! Aku ya aku!"

"Lagian kamu kenapa sih baru dateng udah marah marah?" Tanya Aran heran.

"Siapa yang marah marah?! Aku cuma kesel sama kamu yang tiap pulang kerja tuh baju di letakin sembarangan. Rapi dikit bisa gak?!" Chika ikut tersulut.

"Perkara baju sama handuk doang kamu bisa semarah ini sama aku? Cuma sebentar Chik, nanti juga pasti aku pindahin" ucap Aran melemah, ia tak mau membuat masalah, takut emosinya terpancing.

"Yaudah aku minta maaf karena tadi lupa, jangan di perpanjang lagi. Aku lagi capek" lanjut Aran.

"Kamu pikir aku juga gak cape?! Tiap aku pulang dari resto langsung beres beres baju baju kamu yang kotor itu. Belum lagi aku dateng langsung masak, urusin ini itu!"

Married With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang