8

3K 422 23
                                    

Aran memutar kunci di jari telunjuknya sembari memasuki kediaman orang tuanya. Masih jam 5 sore, jadi ia menyempatkan untuk berkunjung kesini.

"Cup, halo mamahku yang cantik" sapa Aran setelah mengecup pipi Veranda.

"Loh, kok ga bilang mau kesini?" Kaget Veranda

"Mampir doang sih" balas Aran sembari menghempaskan tubuhnya ke sofa samping Veranda.

"Emang mau kemana?"

"Mau ketemu orang"

"Siapa?"

"Kepo deh"

"Huh, mama kan pengen tau" Veranda memutar bola matanya malas.

"Papa mana?" Tanyanya

"Di belakang, main sama burungnya"

"Maksudnya burung peliharaan papa kamu" ralat Veranda karena Aran menatapnya dengan tatapan menyebalkan.

"Sedikit ambigu ya kata katanya" kekeh Aran

"Otak kamu tuh pikirannya gapernah bersih!"

"Heheheh lagian, oiya si bontot mana?"

"Lagi jalan sama temennya"

"Cowo?"

"Mana mama tau"

"Mah, orang tuh anaknya ditanyain mau pergi sama siapa" ucap Aran sembari mengetikkan sesuatu di ponselnya.

"Dia bilang sama temennya kok"

"Ya temennya cowo apa cewe?" Ucap Aran sembari menempelkan ponsel di telinganya.

"Dimana?"

"..."

"Sama siapa?"

"..."

"Awas boong, send foto temen lu"

"..."

"Send aja cepet. Pulangnya jangan malem malem. Awas lu!"

Tut

"Yaampun bang sampe segitunya" ujar Veranda menggeleng gelengkan kepalanya.

"Anak cewe masa dibiarin gitu aja"

"Dia udah izin tadi sama papa kamu tau"

"Lagian mama ga bilang deh"

Veranda menggeleng pelan, meskipun Aran sering bertengkar dan tidak pernah akur dengan Freya, tapi ialah orang yang selalu posesif terhadap adiknya itu. Ia selalu mengawasi Freya kemanapun adiknya itu pergi.

"Wih ada bujang, gimana gimana?" Tanya Reynal duduk disamping Veranda

"Gimana apanya deh?"

"Masih inget kan? Waktunya tinggal beberapa hari lagi loh"

"Elah pah, udahlah aku udah gede. Bisa nentuin hidupku sendiri"

"Papa kan udah beri penawaran, kalo kamu mau, papa bakalan kenalin sama anaknya temen papa"

"Itu bukan penawaran, tapi pemaksaan"

"Orang papa ga maksa"

"Terus apa? Papa ngancem bakal sita semua aset aku kan kalau dalam waktu satu bulan gabisa bawa calon ke rumah?" Aran menggeleng.

"Aku yang sibuk kerja masa papa yang mau sita semua hasil kerjaan aku? Gak logis" lanjut Aran. Kalimat itu hanya ia ucapkan dalam hatinya.

"Ya papa cuma pengen yang terbaik buat kamu. Apalagi papa mama udah semakin tua, kita juga pengen punya cucu dari kamu"

Married With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang