Seminggu kemudian usai pertengkaran malam itu. Chika memilih untuk pergi ke rumah orangtuanya dan menetap disana.
Beberapa kali pula Aran datang untuk menjemputnya dan membujuknya agar ia kembali. Tapi Chika tetaplah Chika, sangat keras kepala.
"Terus mau sampai kapan kamu disini Chika?!"
"Terserah aku mau sampai kapan aku disini. Lagian ini rumah orang tuaku, kalo kamu gamau disini yaudah!" Ucap Chika
Malam ini Aran datang ke sekian kalinya untuk menjemput Chika, tapi lagi lagi perempuan itu menolak dan masih tetap pada pendiriannya.
"Chik, kamu nih kenapa sih? Iya aku salah, aku minta maaf. Tapi jangan gini bisa gak? Gausah di perpanjang" ucap Aran, ia sudah lelah membujuk Chika yang benar-benar keras kepala, padahal ia sudah meminta maaf.
"Seminggu aku bolak balik kesini buat jemput kamu tapi kamu tetep gamau pulang. Aku juga capek Chik, pulang kerja langsung kesini buat bujuk kamu yang lagi lagi gamau pulang. Mau kamu apa sih?!" Tanya Aran kesal.
"Aku gak minta kamu buat jemput aku ya mas?! Kalo gak mau kesini yaudah gausah. Aku gak maksa kamu juga buat tinggal disini"
"Aku suami kamu! Wajar kalau aku minta kamu pulang! Kaya gini cara kamu jalanin pernikahan? Kabur kaburan kaya gini hah?!"
"Terserahlah mas! Aku udah muak sama kamu! Kamu tuh jauh bedanya sama mas Vino!"
Aran menatap Chika yang berdiri tak jauh darinya, tatapannya meruncing tanda ia emosi dengan perkataan Chika.
"STOP SEBUT NAMA DIA DI DEPAN AKU CHIKA!" Bentak Aran
"Gitu ya kamu ngomong depan suami kamu?! Kamu ga ngehargain aku hah?!
Sekarang kamu mau apa?! Kamu mau kita pisah?!" Ucap Aran meninggi.Chika yang mendengar itu melotot tajam, dengan gerakan cepat ia mendekati Aran dan..
Plakkk
Satu tamparan lolos begitu saja di pipi Aran.
"CHIKA!" Bentak Aran memegang pipinya dan menatap Chika dengan tatapan elangnya.
"Kamu!" Aran mengangkat tangannya dan siap melayangkan satu tamparan ke pipi Chika.
Chika yang melihat itu memejamkan matanya kuat siap untuk menerima tamparan Aran.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
Brakk!
Aran memukul meja dengan kuat untuk melampiaskan emosinya.
Chika terperanjat kaget, ia membuka matanya pelan dan melihat Aran yang menunduk dengan tangan yang meremas sudut meja dengan kuat. Urat urat tangannya terlihat jelas, matanya memerah tanda emosinya benar benar naik.
Chika terbelalak saat melihat tetesan air jatuh ke atas meja. Aran menangis, laki-laki itu menangis karena emosi yang tak bisa ia salurkan.
"Sekarang mau kamu apa Chik? Aku udah cape minta kamu buat pulang sama aku. Selalu aja aku yang salah, selalu aja kamu beda bedakan dan kamu banding bandingkan aku sama dia. aku cape chik" ucap Aran pelan.
"Maafin aku karena belum bisa jadi yang terbaik buat kamu. Maaf atas ketidaksempurnaan aku dalam mencintai kamu dan Christy. Aku udah pasrah" Aran menarik nafas dalam saat suaranya tercekat, di tatapnya Chika yang menunduk sambil menangis di depannya.
"Dari awal harusnya aku sadar kalau kamu belum sepenuhnya bisa menerima aku. Hal yang baru aku tau adalah ternyata selama ini aku jatuh cinta sendirian. Mau sampai kapanpun aku berusaha buat kamu jatuh cinta sama aku, kalau kamu ga pernah liat aku sebagai aku" tunjuk Aran pada dirinya. "Itu ga ada artinya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You [END]
Historia Corta[END] "Mau dengan siapapun kamu, bahkan bukan dengan aku sekalipun, kalau bukan dari diri kamu sendiri yang mau bebas dari masa lalu itu, kamu gak akan bisa" -A Just Fiction!!