"Apa gak kecepetan pah?" Tanya Aran, mereka sedang berada di meja makan untuk sarapan bersama."Kecepetan gimana? Kata kamu sebulan cukup"
"Maksud aku ya gak langsung nikah juga. Kita berdua juga belum terlalu deket"
"Itu waktu satu bulan buat kalian pendekatan. Masih kurang?"
"Kok papah pengen cepet-cepet banget deh" seru Freya. Sedari tadi ia hanya mendengarkan obrolan papah dan abangnya.
"Lebih cepat lebih baik. Papah udah gak sabar nimang cucu dari Abang kamu" sahut Rey
"Papah tau kan kalo Chika udah punya anak?" Rey sontak menghentikan kunyahannya dan langsung meneguk air putih ketika mendengar ucapan Aran.
"Maksudmu?"
"Chika udah pernah menikah. Dia juga udah punya anak. Aku kira papah tau soal ini"
"Papah baru tau.. tapi gak masalah. Nanti sore bawa mereka kesini. Papa mau ketemu sama anaknya"
Aran yang mendengar itu semakin membulatkan matanya. Papahnya benar-benar serius ternyata ingin menjodohkannya dengan Chika.
"Kamu sendiri gimana? Gapapa kan kalo calon istrimu sudah punya anak?" Tanya Reynal balik.
"Y-ya aku gapapa sih. Awalnya aku udah expect kalo papa bakalan gamau punya menantu yang udah punya anak. Maka dari itu aku masih mikir mikir sebelumnya kalo mau bawa Chika kesini. Takut papa tolak" jelas Aran
"Kenapa ga dari kemaren kemaren deh ngenalin ke papa"
"Abang takut kalo papa marah pah, papa kan galak" celetuk Freya
"Sembarang banget deh kamu Fey" ucap Rey memutar bola matanya malas.
"Kalo mama sendiri gimana mah? Tanggapan mamah gimana?" Tanya Aran menatap Veranda.
"Ya mama setuju lah. Apalagi Chika cantik, pasti anaknya juga cantik atau ganteng. Umur berapa anaknya?"
"3 taun"
"Pasti gemes, sore ini jemput mereka dan bawa kesini ya? Mama gasabar pengen ketemu" ucap Veranda
"Ini ga ada yang minta pendapat gue apa ya?" Tanya Freya. Kedua orangtuanya ditanyai pendapat tentang calon istri Aran, sedangkan ia tidak.
***
Seperti permintaan kedua orangtuanya, Aran akan membawa calon istri serta anaknya ke rumah. Tapi sebelum itu, sesuai janjinya kemarin, ia akan mengajak jalan jalan Chika dan Christy lebih dulu.
Ia sengaja pulang lebih awal hari ini karena ingin mengajak kedua orang itu. Ia akan membawanya ke suatu tempat yang mungkin akan mereka sukai.
Aran menghentikan mobilnya di halaman rumah Chika. Sekarang sudah pukul 3 sore, keduanya sudah pasti ada dirumah. Aran juga sudah menghubunginya.
Aran mengetuk pintunya hingga beberapa saat pintu itu terbuka menampilkan perempuan cantik dengan daster berwarna biru. Siapa lagi kalau bukan Chika. Calon istrinya.
"Masuk, mas" ujar Chika
"Terimakasih" Aran pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah besar itu. Rumah yang tak beda jauh mewahnya dengan rumah orangtuanya.
"Papii!" Seru anak kecil yang tak lain adalah Christy. Anak itu langsung menghamburkan dirinya ke pelukan Aran.
"Aduh, makin berat ya kamu? Hahaha" Aran mengangkat tubuh mungil itu. Ia mengecup pipi gembul itu sekilas.
"Silahkan duduk, mas"
Aran pun membawa Christy duduk di sofa dan memangkunya. Anak itu selalu saja bergelayut manja dengannya. Tapi Aran menyukai itu. Dari awal, Christy sudah ia anggap anaknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You [END]
Short Story[END] "Mau dengan siapapun kamu, bahkan bukan dengan aku sekalipun, kalau bukan dari diri kamu sendiri yang mau bebas dari masa lalu itu, kamu gak akan bisa" -A Just Fiction!!