32

3.3K 401 26
                                    

Keesokan harinya, Aran telah siap dengan baju kerjanya, ia berdiri di depan cermin sambil mengancingkan satu persatu kancing kemejanya.

Ia hanya melirik sekilas pada Chika yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia masih belum menyapa Chika sama sekali pagi ini.

Chika hanya memperhatikan Aran yang berdiri membelakanginya, sejak semalam, Aran sama sekali belum berbicara padanya. Ia tau ia salah, tak seharusnya juga ia melibatkan Vino pada rumah tangganya sekarang.

Chika yang masih memakai kimono mendekat pada Aran. Ia berdiri di depan Aran memblokir pandangannya ke cermin. Chika mengambil alih dasi di tangan Aran dan memasangkannya.

Tanpa menolak atau mengeluarkan kata-kata, Aran membiarkan saja apa yang dilakukan Chika terhadapnya.

"Mau sampai kapan diemin aku? Aku minta maaf" ucap Chika setelah ia selesai memasang dasi milik Aran. Ia memegang kedua pundak Aran dan menatapnya.

"Mas, itu hanya hal sepele, aku cuma lupa ganti"

"Sepele buat kamu tapi engga buat aku. Sampai kapan Chik? Sekarang udah ada aku" ucap Aran

"Aku bahkan jadi ngerasa ga di hargai kalo kamu terus terusan bawa bawa dia" lanjutnya.

"Mas, tolonglah, aku juga butuh waktu" ujar Chika

"Mau sampai kapan hm?"

"Mas--"

"Ah udahlah Chik, masih pagi aku ga mau berantem" ucap Aran menyingkirkan tangan Chika yang berada dibahunya dengan pelan.

Aran beralih, mengambil jam tangannya di atas nakas lalu memakainya. Ia juga mengambil jasnya dan berlalu keluar dari kamar.

Chika menghela nafas kasar, mengapa jadi seperti ini sekarang, ia bahkan tak berniat membuat Aran kesal. Apa yang ia katakan justru karena memang ia masih butuh waktu untuk berdamai dengan masa lalu yang terus terusan menghantuinya setiap saat. Chika sudah bersikeras untuk tidak melibatkan Vino, tapi bayang bayang Vino selalu saja ada saat ia bersama Aran.

Setelah memakai baju, Chika pun turun ke bawah dan bergabung di meja makan untuk sarapan bersama.

Tak ada yang membuka suara saat sarapan, semuanya hening dan hanya terdengar gemerincing sendok dan piring yang beradu.

Seusai sarapan, semuanya membubarkan diri dari meja makan, khususnya Reynal yang juga akan berangkat keluar kota pagi ini.

Sementara Aran, ia memilih menghampiri anaknya yang masih makan dengan disuapi mba Lala di ruang tengah.

"Mam yang banyak ya, biar cepet gede" ucap Aran mengusap pelan rambut Christy.

"Papi..papi.. mau kelja?"

"Iya sayang, Papi mau kerja"

"Kiti mau cekolah" ucapnya

"Iya, sekolah yang pinter ya"

"Huum" ucapnya mengangguk sambil mengunyah makanannya.

Chika turun dari lantai dua kamarnya dan bergabung menghampiri suami dan anaknya di ruang tengah. Ia juga sudah siap untuk mengantarkan Christy ke sekolah pagi ini.

"Kamu mau bareng aku atau nyetir mobil sendiri?" Tanya Aran.

"Nyetir sendiri aja" balas Chika

Aran mengangguk, ia mengambil tas kerjanya dan bersiap untuk berangkat ke kantor.

"Kiti, papi mau kerja dulu ya sayang"

"Iyah papi"

"Papi..papi.. Kiti mau mainan" pintanya

Married With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang