"Kak, gimana?" Tanya Shani
"Mah, aku" Chika menunjukkan sesuatu ditangannya pada Shani. Ia tak mampu melanjutkan ucapannya karena shock.
"Kak, kamu..??"
"Mah" Chika menggeleng bersamaan air matanya yang turun dengan deras. Ia langsung menubrukkan tubuhnya pada Shani dan menangis terisak.
***
Chika berjalan dengan lunglai memasuki rumahnya. Ia baru saja pulang dari kantor Aran untuk menemui laki-laki itu, tapi sayangnya Aran sedang tak ada di kantor.
Tak sampai disana, ia juga pergi ke apartemen dan ke rumah mertuanya, tapi tetap tak menemukan keberadaan Aran.
"Kak, udah ketemu sama Aran?" Tanya Shani menghampiri Chika.
Chika menggeleng, "mas Aran gak ada, mah. Aku cari dia ke kantor katanya lagi cuti. Aku cari ke apartemen tapi dia ga ada. Aku tanya ke rumah mama Ve dan mama bilang.."
"Apa? Ka Ve bilang apa?"
"Mas Aran lagi ke Bali" ucap Chika lemah, lalu menjatuhkan dirinya di sofa.
"Sabar yaa, belum waktunya, mungkin Aran juga butuh waktu" ucap Shani menenangkan.
Chika mengangguk pasrah, mungkin Aran juga butuh waktu untuk menenangkan dirinya. "Christy gimana? Masih demam?" Tanya Chika
"Engga demam tinggi kaya kemaren, tapi badannya masih anget"
"Tadi habis makan siang sama mama, terus minum obat. Anaknya sekarang lagi tidur ditemenin mba" jelas Shani.
"Makasih udah nemenin Christy mah, Chika pamit ke kamar ya"
"Yaudah kamu juga istirahat, jangan cape cape ya" ucap Shani. Meski ia sendiri tau, Chika pasti sedang banyak pikiran sekarang.
Dengan langkah gontai Chika berjalan menaiki tangga. Kepalanya sedikit pusing. Ia harus banyak istirahat sekarang.
Chika masuk ke dalam kamarnya, ia menaruh tas selempangnya di atas nakas dan bergerak mendekati Christy yang sedang tidur.
"Mba" panggil Chika
"Mba makan siang aja, Christy biar sama saya" ucapnya.
"Baik Bu, kalo gitu saya permisi ya Bu" pamit mba Lala.
Chika duduk di dekat Christy yang tertidur pulas. Ia mengusap kepalanya yang sedikit berkeringat dan mengecup keningnya.
"Maaf ya dek, mami belum bisa ketemuin kamu sama papi. Tapi mami bakal usaha kok, janji" gumam Chika pelan.
Chika membaringkan dirinya disamping Christy dan memeluknya. Ia tersenyum menatap wajah tenang Christy yang tertidur. Untung saja Christy tak terlalu rewel lagi, mungkin hanya sesekali ia menangis, itupun karena menanyakan papinya.
"Bentar lagi ada temennya ya dek"
***
Sore harinya Christy terbangun dan menangis lagi. Itu karena suhu tubuhnya yang kembali naik. Chika sudah berusaha membujuk Christy agar berhenti menangis, tapi anak itu belum juga berhenti dan tangisnya malah semakin kencang.
"Ssstt, sayang udah ya, nanti kedengeran oma loh. Kasian omanya sedih liat Christy nangis terus" ucap Chika yang menggendong Christy.
"Dek, sini yuk main sama mba yuk" mba Lala ikut membujuk. Ia dari tadi sudah berusaha untuk membujuk Christy agar mau bermain dengannya.
"Enda! Hiks..hiks"
"Sayang, jangan nangis terus, nanti tambah sakit"
"Bial aja aku cakit! Papi nda mau pulang bial clisty cakit telus! Papi nda sayang clisty lagi!" Ia menangis semakin keras dan berteriak. Chika sampai kualahan sendiri mengurusinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You [END]
Kurzgeschichten[END] "Mau dengan siapapun kamu, bahkan bukan dengan aku sekalipun, kalau bukan dari diri kamu sendiri yang mau bebas dari masa lalu itu, kamu gak akan bisa" -A Just Fiction!!