39

3.4K 472 71
                                    

"Apa yang buat kamu gak yakin sama aku?" Tanya Chika pelan.

Aran tak langsung menjawab, ia diam menatap Chika yang juga menatapnya.

"Kamu yang masih nyebut nama dia di depan aku" jawab Aran

"oke aku minta maaf untuk itu" ucap Chika

"Tapi kamu juga harus ngerti posisi aku gimana. Gak semudah itu buat lupain dia" lanjutnya.

"Ada aku nyuruh kamu lupain dia? Ada?"  Tanya Aran

"Mas, andai posisi kita dibalik, kamu yang kehilangan, apa yang bakal kamu lakuin? Lupain dia dan menikah dengan orang lain? Gak semudah itu mas, ngejalanin hubungan dengan dibayang bayangi masa lalu. Gak semudah itu, tolong ngerti"

"Andai kamu juga ada di posisi aku, apa kamu bakal kuat dengan semuanya? Kalau kamu yang aku banding-bandingkan, apa kamu akan kuat kaya aku? Bertahan dengan seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya?" Tanya Aran

"Chik, kalo itu yang kamu rasain kenapa kamu harus memaksakan diri buat nikah sama aku?. Buat apa Chik? Buat apa? Kamu gak harus memaksakan itu kalau emang gabisa"

"Seharusnya dari awal kamu bilang sebelum menerima perjodohan itu. Papa ngasih kita waktu buat omongin itu dan kamu malah mutusin gitu aja. Aku gak menyalahkan kamu, tapi kalau tau akhirnya kaya gini, mending gak usah kalau kamu jadi terjebak dalam keterpaksaan itu" lanjut Aran

Dan Chika hanya diam mendengar kalimat yang Aran lontarkan. Mungkin disini ia juga salah, terlalu buru-buru dalam mengambil keputusan.

"Bener kan yang aku bilang, kamu terima perjodohan itu dan gunain aku biar bisa lepas dari masa lalu kamu. Mau dengan siapapun kamu, bahkan bukan dengan aku sekalipun, kalau bukan dari diri kamu sendiri yang mau bebas dari masa lalu itu, kamu gak akan bisa"

"Sebaliknya kan mas? kamu nikahin aku juga karena mau nyelamatin aset kamu kan? Kalo kamu gak bisa bawa calon istri kamu, semua aset kamu bakal disita. Itu kan yang terjadi sebenarnya? Kamu pikir aku gatau?" Chika tertawa hambar sembari mengusap air matanya yang menetes.

"Kita sama-sama menguntungkan dari pernikahan ini. Lalu apa? Kamu menyalahkan aku atas semuanya?" Lanjut Chika.

Aran terdiam, bagaimana Chika bisa mengetahui soal itu. Itu hanya ancaman papanya agar ia segera menikah.

"Chika, aku benar-benar sayang sama kamu. Bahkan kalau perlu aku gak peduli kehilangan semua aset itu. Tapi sayangnya, aku lupa satu hal, aku lupa memastikan kalau kamu beneran menerima aku atau engga. Dan yang terjadi sekarang ternyata engga sama sekali kan?"

"Dan akhirnya kamu menyesal kan mas udah menikahi aku?!"

"Seperti yang aku bilang waktu itu, aku gak akan pernah menyesal menikah sama kamu dan menjadikan kamu milikku. Mungkin ini udah jalannya"

"Mau dipaksakan sekeras apapun juga kalau cuma aku yang berperan disini, ini akan berat sebelah"

"Oke sekarang terserah kamu, kamu mau ceraikan aku?! Silahkan, mas!" Kesal Chika. Ia merasa Aran terus menyudutkannya.

Aran mengangguk, meski berat, tapi ia harus tegas pada dirinya sendiri. Ia tak akan bisa berlama-lama dalam keadaan seperti ini.

Sedangkan Chika melotot kaget melihat Aran yang mengangguk, "Mas Aran, maksud aku.." panggilnya menggeleng. Ia telah kelepasan mengatakan kalimat tadi.

Chika berharap ia tak mendengar kata-kata yang menyakitkan keluar dari mulut Aran.

"Jika dipertahankan mungkin hanya akan  membuat kita sama-sama sakit. Kamu yg gak pernah bisa keluar dari masa lalu kamu, dan aku yang gak akan pernah bisa buat kamu jatuh cinta sama aku. Aku paling benci perpisahan, tapi jika dipaksakan itu akan lebih menyakitkan" Aran menarik nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya.

Married With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang