19

2.7K 409 20
                                    

Chika menghentikan mobilnya di sebuah gedung yang menjulang tinggi. Ia turun dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam bangunan itu.

Atensi orang orang yang berada dalam bangunan itu langsung menatap ke arah Chika. Mereka tidak pernah melihat perempuan ini sebelumnya.

Chika hanya acuh, ia melanjutkan langkah menuju resepsionis.

Untuk pertama kalinya Chika mengunjungi kantor Aran karena dua hari terakhir ini calon suaminya itu tidak bisa dihubungi. Ia hanya ingin meminta kejelasan, apa maksud dari Aran yang menghilang begitu saja. Ia sudah menghubunginya berkali-kali, menelpon dan mengirim pesan tapi tak kunjung mendapat balasan dari laki-laki itu.

Chika mendapatkan alamat kantor Aran dari papanya. Ia meminta alamat ini pada Gracio dengan dalih ingin mengunjunginya. Ya memang ia ingin mengunjunginya.

"Pagi mbak, ada perlu apa?" Tanya karyawan resepsionis dengan ramah.

"Saya mau bertemu dengan direktur kantor ini" ucap Chika

"Maaf sebelumnya, ada perlu apa ya?"

"Saya hanya ingin bertemu"

"Maaf, kalau tidak ada kepentingan--"

"Ini penting" sentak Chika

"Apakah sudah ada janji dengan pak Ranvy?"

"Ranvy?" Gumam Chika

"Ah iya, belum, tapi saya ingin bertemu dengannya" ujar Chika

Resepsionis itu tampaknya kebingungan. Ia hanya takut wanita di depannya ini hanya beralibi ingin bertemu dengan bosnya dan ada maksud lain. Jika ia persilahkan begitu saja, ini akan berimbas pada pekerjaannya nanti, takutnya wanita ini adalah orang jahat yang menyamar.

"Gimana? Apakah saya bisa bertemu dengan direktur kalian?" Tanya Chika tidak sabar, apalagi melihat wajah kebingungan dari karyawan didepannya ini.

"Ehm- anu, sebentar ya mba"

Resepsionis itu terlihat menelpon, sementara itu Chika yang bosan menunggu berjalan begitu saja. Resepsionis itu memanggil Chika berulang kali tapi ia hanya acuh dan terus berjalan mencari ruangan Aran.

"Mbak, aduh, tunggu sebentar, pak Ranvy lagi sibuk jadi tidak bisa ditemui" ucapnya mengejar chika.

"Dimana ruangannya?" Tanya Chika. Ia tidak memperdulikan kekhawatiran dari wajah karyawan laki-laki itu.

"Mbak, tolong patuhi peraturan kantor kami, kalau mbak terus bersikeras, saya bisa panggil satpam untuk mengusir anda" ucapnya mengancam.

Chika berbalik menatap karyawan laki-laki itu. "saya tidak peduli, sekarang beritahu saya dimana ruangannya?" Ucap Chika dengan nada dingin.

"Mbak, tolong, ini akan berdampak dengan pekerjaan saya jika saya mempersilahkan begitu saja orang asing untuk masuk ke kantor ini"

"Kamu tidak akan dipecat jika memberitahu saya dimana ruangan direkturnya"

Karyawan laki-laki itu menggaruk kepalanya frustasi, ia harus bersiap-siap kehilangan pekerjaannya sekarang.

"Lantai tiga paling ujung. Di pintunya ada nama Aranvy Dipta Mahendra" ucap karyawan lain

Chika yang mendengar itu langsung saja meneruskan langkahnya, ia memasuki lift dan menekan tombolnya menuju lantai tiga.

"Kenapa Lo kasih tau?! Ini akan jadi masalah besar. Kita bisa dipecat!" Ucap karyawan tadi frustasi sambil mengguncangkan tubuh temannya. Ia harus bersiap untuk kehilangan pekerjaannya sekarang.

"Lo tetap akan dipecat kalo berani membantah cewe itu. Dia calon istrinya pak bos"

"Hah?!"

***

Married With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang