Aran memaksakan langkah menuju ruangannya. Ia merasa tidak enak badan hari ini tapi tetap harus ke kantor karena ada pertemuan dengan klien penting.
Setelah sampai diruangannya, Aran langsung membuka kotak p3k dan mencari obat sakit kepala. Setelah menemukan obat itu ia langsung meminumnya.
Aran duduk di meja kerjanya sambil memijit pelipisnya yang berdenyut. Andai tidak ada pertemuan hari ini, ia akan lebih memilih libur meskipun pekerjaannya yang sangat banyak.
Pintu ruangannya terbuka, seorang gadis cantik masuk membawa beberapa map ditangannya.
"Permisi pak, ada yang perlu ditandatangani" ucap sisca, sekretaris Aran yang juga merupakan kakak kelas Aran semasa SMA dulu.
Aran yang sedang tidak baik baik saja karena sakit dikepalanya, tanpa membaca map itu ia langsung menandatanganinya.
"Bapak baik-baik aja?"
"Gausah formal formal kak, gue baik baik aja" ucap Aran
Sisca mengangguk, ia memperhatikan wajah Aran yang pucat. "Lo sakit ya? Kita bisa batalin pertemuan hari ini kalo Lo gabisa" mereka memang sudah kenal lama. Jadi saat berdua keduanya pun berbicara layaknya teman.
"Gapapa pusing dikit doang. Aman" balas Aran, meski badannya sangat lemas, tapi ia tidak akan membatalkan begitu saja pertemuan hari ini. Karena yang akan ia temui adalah calon mertuanya.
"Lo udah makan?"
"Belum"
"Ck, kebiasaan deh. Yaudah gue beliin makan dulu, masih ada waktu, kita meeting jam 9"
"Iya, thanks ya" balas Aran seadanya.
Aran menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sambil menunggu Sisca membelikan makanan untuknya. Ia terus memijit pelipisnya, kepalanya terus berdenyut entah apa penyebabnya mungkin karena ia sering begadang dan kurang tidur.
Ceklek
Sisca datang dan menaruh bubur yang ia bawa di atas meja. Diikuti dengan teh hangat dari pelayan kantor.
"Makasih mas" ucap Sisca pada OB itu.
"Buru deh makan, tar ga sempet" ucapnya pada Aran.
"Iya iya, temenin lah" pinta Aran
Sisca mendengus tapi ia tetap mengambil tempat duduk di depan meja Aran.
Aran membuka bubur itu lalu mulai menyuapkannya ke dalam mulutnya.
"Makasih ya kak" ucap Aran
"Iya sama-sama, jangan keseringan telat makan Ran, Lo tuh sering banget loh begini. Liat tuh muka Lo pucet gitu"
"Iyaa, tadi gasempet masak. Makanya gak sarapan"
"Nikah makanya"
"Lo mau gak gue nikahin? biar ada yang masakin gue tiap pagi" Tanya Aran.
"Gausah ngadi ngadi deh Lo!"
"Di tolak mulu gue heran deh. Lo gamau apa sama gue?"
"Mau mau aja sih, tapi gue udah punya suami" ucap Sisca
"Gapapa gue jadi suami kedua, asal ada yang masakin gue"
"Makin Ngadi ngadi nih orang"
"Tar gue ngomong sama om earth yak?"
"Gue tampar ya!"
Aran yang mendengar itu hanya tertawa, ia senang sekali mengerjai Sisca. Lagipula Sisca sudah menikah, mereka memang sering bercanda jika sedang berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You [END]
Short Story[END] "Mau dengan siapapun kamu, bahkan bukan dengan aku sekalipun, kalau bukan dari diri kamu sendiri yang mau bebas dari masa lalu itu, kamu gak akan bisa" -A Just Fiction!!