Aran masuk ke dalam kamar dengan membawa baskom kecil berisi air hangat. Ia menaruhnya di atas nakas dan mengusap pelan pipi Chika sebelum menaruh kompresan di dahinya.
"Kamu kenapa Chik?" Tanya Aran mengusap pipi Chika yang masih terlelap. Ia memandangi wajah Chika yang memucat. Meski sedang sakit, tapi istrinya tetap cantik.
Aran menaikkan selimut hingga leher Chika, sepulangnya dari mejemput Christy tadi, keadaan Chika sudah demam. Ia meracau tak jelas serta menggigil kedinginan.
"M-mas.."racau Chika pelan.
"Iya kenapa? Kamu mau sesuatu?" Tanya Aran cepat.
"D-dingin"
"Iya, ini udah aku selimutin" ucap Aran menaikkan bedcover hingga menutupi seluruh tubuh Chika dan menyisakan wajahnya.
Chika masih setia memejamkan mata, Aran yang berada di sampingnya menatap dengan cemas. Kalau tau Chika sakit seperti ini, ia akan pulang lebih awal kemarin.
"Papi"
"Sayang, sini dek. Mami lagi sakit" Aran menyambut Christy dan mendudukkannya di samping Chika.
"Mami tenapa papi?"
"Mami lagi sakit sayang. Badan mami anget"
Christy menyentuh pipi Chika dan mengusapnya pelan, ia bergerak untuk mengecup pipi sang mami.
"Mami cakit? Cepat cembuh ya mami bial bica main cama kiti lagi" ucapnya
"Mami pasti sembuh sayang, kan udah di kiss sama Christy" ucap Gracio yang tadi datang bersama Christy.
"Masih demam ya? Apa kita bawa ke dokter aja Ran?" Ucap Gracio setelah menarik kembali tangannya dari leher Chika dan menatap Aran.
"Aku gamau ke dokter" sahut Chika pelan. Meski matanya terpejam, ia masih bisa mendengar obrolan suami dan papanya.
Aran menoleh menatap Chika yang pelan pelan membuka matanya. Matanya berubah sayu, serta buliran air mata menumpuk di pelupuk matanya.
"Kenapa kak? Biar di tanganin sama dokter" ucap Cio
Chika menggeleng, ia mengeluarkan tangannya dari balik selimut dan menyentuh pipi sang anak.
"Anak mami udah pulang?" Tanyanya yang diangguki oleh Christy.
"Chika kita ke dokter ya?" Bujuk Aran
Chika hanya menggeleng. "Peluk mami dong sayang" pintanya
Christy langsung merosotkan tubuhnya disamping Chika dan memeluknya. Tangan mungilnya bermain di pipi Chika dan mengusapnya pelan. "Cepat cembuh yah mamih"
"Iya sayang" sahut Chika tersenyum tipis mengecup kening gadis kecil itu.
"Ke dokter ya?" Ucap Aran mengusap bulir air mata di sudut mata Chika.
Chika menggeleng.
"Panggil dokter aja kalo gamau ke rumah sakit. Nanti biar papa yang telfon dokternya" ujar Gracio.
"Papa tinggal dulu buat telfon dokter" lanjutnya.
Aran hanya mengangguk lalu kembali mengalihkan pandangannya pada ibu dan anak yang masih berpelukan itu.
"Adek pulang sama om Zen ya tadi?"
"Cama papi, mami"
Chika langsung menatap Aran yang juga menatapnya.
"Aku jemput dia barengan sama Zein" jelas Aran.
"Makasih udah jemput Christy"
Aran mengangguk, "sama-sama" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You [END]
Short Story[END] "Mau dengan siapapun kamu, bahkan bukan dengan aku sekalipun, kalau bukan dari diri kamu sendiri yang mau bebas dari masa lalu itu, kamu gak akan bisa" -A Just Fiction!!