"kemana Lo sama dia kemaren?" Tanya Eli. Ia sedang berada di ruangan Chika untuk menyidang sahabatnya itu.
"Apaan sih kak, orang makan doang" sahut Chika. Jari jari lentiknya menari dengan bebas di atas keyboard komputer.
"Pacaran lu ya? Keliatannya udah ikrib banget ama lu"
Chika menghela nafasnya, "kan kemaren udah gue ceritain. Nanya mulu deh, heran"
"Bukan siapa-siapa, temen doang" tambah Chika. Ia masih fokus mengerjakan urusannya.
"Tapi gue seneng deh Chik, akhirnya Lo buka relasi lagi dan ngijinin orang lain buat masuk ke hidup lo" Eli menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Emang udah seharusnya sih, udah 2 tahun sejak kepergian dia tapi Lo masih stuck disitu-situ aja. Mungkin ini saatnya buat Lo buka hati lagi. Ya gue sih dukung dukung aja apa yang terbaik buat sahabat gue" lanjutnya
Chika yang mendengar itu hanya diam. Apa yang dikatakan Eli ada benarnya. Sudah 2 tahun ia menutup hubungan kepada siapapun. Ia tidak mengizinkan siapapun untuk masuk ke dalam hidupnya. Tapi sekarang, ada laki-laki yang tanpa sengaja ia temui dan dengan mudahnya ia persilahkan untuk masuk meski ia tidak sepenuhnya memberi akses itu.
"Chik, saran gue nih ya, Lo coba deh pikirin diri Lo sendiri, Lo butuh orang lain sebagai support sistem yang selalu ada buat Lo, buat dengerin semua keluh kesah Lo. Meskipun ada gue dan keluarga Lo yang juga selalu ada buat Lo sekarang, tapi mungkin rasanya kurang cukup chik kalo gak ada seseorang yang bisa kita jadiin sebagai rumah. Tempat kita pulang, yang peluk kita saat kita lagi jenuh, yang nguatin kita pas kita lagi capek. Gue rasa Lo juga perlu itu semua"
"Gue gatau deh kak, gue bingung. Yang Lo bilang emang bener, tapi gue masih ngerasa takut memulai hubungan baru lagi" Chika menyandarkan punggungnya di kursi kerja. Ia menghela nafas panjang.
"Gue ngerti Chik, gue ngerti ketakutan Lo, tapi Lo juga harus berani, berani ambil keputusan buat diri Lo sendiri"
"Gue liat cowo yang kemaren itu kayanya suka deh sama Lo" sambung Eli.
"Jangan ngaco deh" Chika mengibaskan tangannya saat mendengar ucapan aneh Eli.
"Chik ayolah, masa Lo ga ngerasain itu sih? Gue yang baru liat dia aja udah tau kalo cowo itu tertarik sama Lo. Peka dikit dong Bu bos" Eli beralih tempat duduk ke depan meja Chika. Wajahnya terlihat serius menatap Chika.
"Gue liat dia baik kok, apalagi pas denger cerita lu yang katanya Christy juga lengket banget sama dia. Coba aja sama dia Chik. Gue setuju sumpah. Yang penting sahabat gue bahagia" ucap Eli
"Sumpah makin ngaco aja lo!" Balas Chika
"Yee ni orang ya nerbener deh. Kapan-kapan ajak gue kalo Lo lagi ama dia dong"
"Mau ngapain?"
"Gapapa sih, mau liat dia aja" ucap Eli
"Dih aneh lu" Chika mematikan komputernya dan membereskan barang-barangnya yang ada di atas meja. Sekarang sudah hampir jam pulang sekolah, dan ia harus menjemput Christy hari ini.
"Lo jadi ikut gue gak? Gue mau jemput Christy"
"Jadi dong udah lama ga ketemu anak lu, tapi resto gimana?"
"Tar Lulu yang urus, sana deh Lo siap siap"
"Yaudah deh. Tunggu ya?"
"Iya"
Seperginya Eli, Chika membuka ponselnya untuk membalas beberapa pesan yang masuk. Ia berjalan keluar dari ruangannya sembari mengetikkan sesuatu di ponselnya.
"Lu, resto kamu yang handle ya? Saya mau keluar sama ka Eli" ucap Chika pada salah satu pegawai yang berjaga di kasir. Lulu. Ia termasuk salah satu orang kepercayaan Chika di restoran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You [END]
Short Story[END] "Mau dengan siapapun kamu, bahkan bukan dengan aku sekalipun, kalau bukan dari diri kamu sendiri yang mau bebas dari masa lalu itu, kamu gak akan bisa" -A Just Fiction!!