Sudah terhitung hampir satu bulan Aran dan Chika semakin dekat. Setiap harinya Aran selalu menyempatkan makan siang dan menjemput Christy bersama Chika. Chika pun tidak terlihat keberatan atas semua perlakuan yang Aran berikan terhadapnya dan juga Christy. Ini akan menjadi lampu hijau bagi Aran.
Aran pun dengan semangatnya yang terus berusaha mengambil perhatian Chika. Ia berharap agar bisa mengenal lebih jauh wanita itu.
Mengingat ucapan Reynal waktu itu, waktu Aran hanya tinggal seminggu untuk membawa perempuan agar ia kenalkan ke keluarganya. Aran masih bingung, bagaimana caranya agar ia bisa mengajak Chika ke rumahnya. Setidaknya agar papanya yakin jika Aran bisa mencari wanita pilihannya sendiri.
Saat ini, Aran sedang menjemput Chika ke restoran, mereka akan menjemput Christy sekaligus makan siang bersama.
Sesaat kemudian, Chika memasuki mobil Aran, Aran pun langsung menjalankan mobilnya menuju sekolah Christy.
"Maaf ya lama"
"Gapapa, aku juga baru sampe kok" balas Aran yang fokus menyetir.
20 menit kemudian Aran menghentikan mobilnya di depan sekolah Christy. Mereka berdua berjalan bersama menuju ruang kelas Christy.
"Sebentar, aku angkat telpon dulu, kamu duluan ke kelas Christy gapapa ya?"ucap Aran saat ponselnya berdering.
"Iya mas, aku duluan ya"
Aran hanya mengangguk. Ia membuka ponselnya lalu menekan tombol hijau dan mengangkatnya.
"Christy" panggil Chika saat sudah berada di depan kelas Christy.
"Mamihh" seru Christy berlari dan langsung meloncat ke pelukan Chika.
"Mamih, papi mana?" Tanya Christy menengok kiri kanan Chika mencari Aran. Karena biasanya Aran selalu ikut menjemputnya.
"Lagi angkat telpon sebentar, nanti papi kesini"
"Adek tadi belajar apa?" Tanya Chika
"Belajal gambal mamih, gambal gajah"
"Oh ya? Mana coba mami liat gambarnya?"
"Emm-, itu, cama ibu" ucapnya menunjuk guru pengajar.
"Oh lagi sama ibu, yaudah masuk dulu sana, temennya udah siap siap pulang tuh" ucap Chika
Christy menurut, ia pun kembali masuk dan duduk di antara teman temannya.
Chika tersenyum melihat anaknya yang terlihat lucu sekali ketika sedang serius memperhatikan guru yang sedang mengajari mereka bernyanyi. Gemas sekali rasanya melihat pipi gembul itu.
"Belum pulang?" Tanya Aran menghampiri Chika dan berdiri disebelahnya.
"Belum, masih siap siap" balas Chika
"Duduk disana dulu, ayo" ajak Aran menggandeng tangan Chika untuk duduk di kursi tunggu.
Chika menunduk menatap tangannya yang di genggam oleh Aran. Laki-laki ini selalu saja membuatnya bingung harus bersikap seperti apa dengan semua perlakuannya.
"Silahkan duduk" ujar Aran
Aran mendudukkan dirinya disamping Chika. Diam diam ia mencuri pandang pada Chika yang memainkan ponselnya. Mereka sama-sama diam dan tidak ada yang membuka suara.
"Chika" panggil Aran mulai memberanikan diri membuka suara lebih dulu.
"Iya mas?" Jawab Chika menyimpan ponselnya lalu menatap Aran.
Aran menghela nafas dan membuang sekilas wajahnya sebelum kembali menatap Chika. Ia mengambil tangan Chika lalu menggenggamnya. Ia tatap bola mata coklat indah di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You [END]
Short Story[END] "Mau dengan siapapun kamu, bahkan bukan dengan aku sekalipun, kalau bukan dari diri kamu sendiri yang mau bebas dari masa lalu itu, kamu gak akan bisa" -A Just Fiction!!