2: it's begin

149 22 6
                                    

24 Juli 2019 15.58

Sesuai rencana kemarin, kita janjian datang jam 4, jam 4 harus udah dateng. Dan ini sesuai harapan gua, geng gua dateng sebelum jam 4. Biasanya mereka ngaret hehe. Gua merhatiin gerombolan geng gua, keknya udah lengkap.

"Dah lengkap nih? masuk yu" ucap ku sambil memasukan handphoneku ke dalam tas kecil yang ku bawa.

"Motomu picek ta pie? we ga deleng ta nek iki sek kurang siji maneh" ucap Fiona dengan nada ngegas.

translate: mata lo buta apa gimana? lo ga liat kah kalo disini masih kurang satu

"Hah sopo to? rasah ngegas ra iso ta?" ucapku.

translate: hah siapasih? gausah ngegas gabisa kah?

Gue sebenernya udah agak cape si karena si Nana suka ngegas-ngegas gajelas gitu, tapi udah setelan pabrik mau gimana lagi.

"Halah, biasane to seng ngaret ki sopo neh nek gak Zhano Pradipta kesayangan sang putri Fiona" ucap Dini dengan nada medok khasnya.

translate: halah, biasanya lah yang ngaret itu siapa lagi kalo ga Zhano Pradipta kesayangan fiona

"Pantes di bela" ucap Laras.

"Heh matamu" ucap Fiona.

Tak lama setelah obrolan kecil itu, terdengar suara motor yang tak asing di telingaku. Dan benar saja, itu adalah motor Zhano. Ia memakirkan motornya pas di depanku, mataku langsung menatapnya dengan sinis.

"Hello wasap my friends" sapanya.

Apa jangan-jangan dia bales dendam gara-gara gua nolak ajakan latihannya pertama kali? cih baperan amat.

"Kenapa lama?" tanya Yuda.

"Sorry gua ketiduran haha, enak njay tidur di kamar Kaka gua sungguh syahdu, sampe-sampe lupa ada janji" ucap Zhano sambil merangkul pundak Yuda.

"Tidur mulu kerjaan lo gada kerjaan laen" ucap Alwi.

"Ah udah udah, ayo masuk udah jam berapa ini? mau sampe magrib kita disini? hadeh" ucapku sambil memutuar kedua bola mataku ke atas.

Author pov

Merekapun berjalan menuju area lapangan sekolah. Suasana yang hening lalu hawa yang tak biasa mulai terasa, padahal mereka rombongan tetapi suasananya hening sekali.

Kia berada di urutan paling belakang saat berjalan, sedari tadi ia hanya fokus pada handphone nya, dan tiba-tiba ada seorang yang melempar batu ke arah punggungnya.

"Aw.." ucapnya sambil memegangi punggungnya yang sakit karena lemparan batu itu.

Kia menoleh kebelakang dan ingin melihat siapa yang melemparinya batu, Tak mungkin jika itu adalah teman-temannya, jelas-jelas mereka semua ada di depan Kia. Kia pun melupakan itu dan lanjut berjalan. Tapi hal yang sama terulang lagi, bukan hanya satu batu yang dilempar tetapi kali ini dua batu yang di lempar secara bersamaan, yang satu terkena punggung dan satunya lagi terkena kepala Kia.

"Duh.. siapa sih! gausah iseng deh" ucapnya sambil mengelus-elus kepala nya yang terkena batu.

Disisi lain, Laras dan yang lainnya sedang berjalan sambil mengobrol dengan asik, lalu salah satu dari mereka sadar bahwa ada yang kurang dari rombongan mereka itu, dan mereka baru ingat bahwa Kia berada di urutan terakhir ketika berjalan. Merekapun mencari dimana keberadaan Kia, dan mereka menemukan Kia yang masih berada dekat dengan gerbang masuk.

"Gek nyapo bocah iku nang kunu, tengak tenguk koyo wong ilang, koncone lo nang kene kabeh arek gendeng og" ucap Fiona sambil melihati Kia.

translate: ngapain tu anak disitu, lihat lihat kaya orang hilang, temennya loh disini semua orang gila emang.

Dendam TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang