S2 | 7: Persami

25 9 0
                                    

Persami Day

7 Maret 2020

(Sorry kalo skipnya jauh banget hehe)

Hari yang ditunggu pun tiba, yaitu hari dimana mereka melaksanakan PERSAMI atau Perkemahan Sabtu Minggu. Mereka semua berkumpul di kelas dengan memakai baju pramuka lengkap dan peralatan yang sudah siap seperti tenda dan lain sebagainya.

Mereka semua sedang membicarakan tentang PERSAMI di hari ini, mereka berbicara tentang apa keseruan yang akan mereka lalui dan sebagainya. Suasana kelas sangat ramai di sore itu, satu kelas juga sedang berbicara tentang hal yang sama.

"Kita satu regu kan?" tanya Lila.

"Hey, regu ndek klambimu kuwi mok pikir regune sopo?" tanya Laras.

translate: hey, regu di bajumu itu kamu pikir regunya siapa?

Lila terkekeh canggung lalu menggaruk kepalanya yang terasa gatal.

"Regumu hehe" jawabnya sembari tersenyum canggung.

Mereka semua menertawakan Lila yang terlihat canggung.

"Bocil bocil" ejek Alwi sembari menggelengkan kepalanya.

"Berarti kita beda tempat ya? tendanya maksudku" tanya Fiona yang masih asik menatap ke arah ponselnya.

"Iyalah, kalo di gabung ntar couple sebelah kesenengen terus Alwi iri karena dia virtual" sindir Zhano.

Alwi tak membalas sindiran Zhano tetapi ia menatap sinis ke arah Zhano. Zhano menyadari tatapan sinis Alwi lalu ia berkata sembari tertawa kecil.

"Kenapa lo? kesindir? yhaa kesindir, lima puluh lima puluh"

"Ga kesindir, yang kesindir tu biasanya geng kelas sebelah a.k.a edorebel gril (Adorable Girl), kakean cangkem tok" ucap Alwi.

translate: banyak mulut doang

Tak lama kemudian geng kelas sebelah yang mereka maksud lewat di depan kelas. Geng itu sangat terkenal di seluruh angkatan karena kecentilannya dan ke alay an nya. Bahkan kakak kelas saja di labrak sama mereka.

Laras pernah di ejek oleh mereka dan Laras mengejek balik dengan kata kata yang mungkin sedikit menyakitkan tetapi tak semenyakitkan kata kata mereka. Lalu salah satu dari mereka sakit hati dan melaporkan ini ke guru bk dan orang tua mereka, alhasil Laras di panggil guru BK dan... udahlah kalian tau lanjutannya apa.

"Lewat iku lo arek e" ucap Dini sembari memberi gestur.

"Ngece banter di ece baper terus gowo guru karo ortu" sindir Laras.

ngece = ngejek

"Tuku milo keliru fanta, lololo ga bahaya ta" sindir Yuda.

"Azek azek, couple goals nih yee nyindir barengan gitu" goda Felix.

"Apaansi" ucap Yuda, ia terdengar kesal dan risih tetapi sebenarnya ia salting.

Beberapa jam kemudian.

Acara pun di mulai, di awali dengan upacara pembukaan. Dan yang menjadi pratama adalah kakak kelas XXI, Andhira Kartika.

Ga cuma Pratama, dia juga mantan ketua osis paling ambisius. Aturannya ga main main, tapi gengnya Laras bebas karena itu kak Dhira itu kakak kandung Zhano.

Setelah melalui beberapa bagian dari acara termasuk tugas tugas, penyalaan api unggun dan hiburan. Mereka semua mandi dan bersiap tidur di tenda.

Fyi, Satu tenda hanya di isi 7-8 orang aja, dan beberapa anggota regu Laras (Sunshine) bergabung di tenda yang lain.

Laras mengambil peralatan mandinya lalu berjalan keluar dari tenda, sebelum ia keluar ia menoleh ke arah teman temannya.

"Siapa mau mandi bareng gua?" tanya Laras.

"Yuda Yuda!!" seru Kia.

"Matamu, nyapo aku adus karo Yuda" balas Laras ketus.

translate: matamu, ngapain aku mandi sama Yuda

"Be'e, kan awakmu nandi-nandi berdua an, moso adus ga berdua an" ucap Kia sembari menyeringai nakal.

translate: kali aja, kan lo kemana-mana berdua an, masa mandi ga berdua an

"Pikiranmu ae seng mesum" ucap Laras sembari mendorong sedikit kepala Kia.

translate: pikiran lo aja yang mesum

"Aduh ras! Yowes kene aku tak adus karo awakmu" ucap Kia lalu berdiri dan mengambil handuk di sebelahnya.

translate: aduh, ras! yaudah sini gue mandi bareng sama lo

Kia dan Laras pun keluar tenda untuk mandi, sedangkan Maira dan Lila sedang bermain ponselnya masing masing. Lila menaruh ponselnya di sebelahnya lalu meregangkan badannya yang terasa pegal. Ia melihat ke arah Maira yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Ga mandi lo?" tanya Lila.

"Udah, btw Dini sama Nanang kemana dah?" tanya Maira, lalu ia menaruh ponselnya di pahanya.

"Gatau gue, sedari acara api unggun mereka mencar sendiri" balas Lila lalu ia berdiri keluar tenda.

Ia melihat ke sekitar tenda untuk mencari keberadaan Dini dan Fiona.

"Ga ada cong, kemana coba itu dua tuyul" ucap Lila lalu ia kembali masuk ke dalam tenda dan duduk di sebelah Maira.

---

Laras dan Kia selesai mandi, lalu mereka mengaca dan merapikan rambut mereka. Setelah siap, mereka lalu keluar dari kamar mandi dan berniat kembali ke tenda.

"Gue ke tenda dulu, lo mau kemana?" tanya Kia sembari memasukan peralatan mandinya ke pouch yang ia bawa.

"Mau nyamperin Zhano dulu, disuruh OSIS katanya malam ini" balas Laras.

Mereka berdua lalu berpencar, Kia ke kanan dan Laras ke kiri.

Laras lalu berjalan di tengah kesunyian sekolah, suara angin yang berhembus dapat terdengar jelas di kuping Laras.

"Shit, gue harus ngelewatin lorong segelap ini. lampunya kenapa ga di nyalain sih" batinnya kesal.

Lorong yang gelap dan mencekam ini adalah penghubung antara gedung 1 dan gedung 2. Saat tengah berjalan, tiba tiba kupingnya menangkap sebuah suara 2 perempuan yang sedang bercakap cakap dari satu ruangan yang tak jauh dari tempat ia berjalan. Langkahnya langsung terhenti, ia mulai berjalan perlahan untuk mencari sumber suara itu.

Ia menemukan sebuah ruangan, dan di ruangan itu berdiri 2 perempuan memakai baju pramuka lengkap, ruangan itu adalah ruangan eskul Dance. 2 perempuan itu adalah Dini dan Fiona. Laras tau bahwa menguping adalah tindakan yang salah, tetapi larangan adalah perintah jadi Laras memutuskan untuk menguping percakapan mereka.

"Lo serius mau bunuh Kia?" tanya Fiona.

JLEB, laras langsung membeku saat mendengar kata kata "bunuh". Ditambah angin yang berhembus menusuk kulitnya membuat suasana semakin mencekam. Ia lalu melanjutkan menguping percakapan mereka.

"Gue serius. tapi lo tau kan antek anteknya dia tuh ngalangin banget.." ucap dini yang terdengar kesal

"Terus? lo mau apain mereka?" tanya Fiona terdengar santai tetapi dingin.

"Jelas gue singkirin" balas Dini sembari menyeringai.

"Caranya? lo tau kan mereka kaya gimana" ucap Fiona.

"Gampang, gue bunuh aja"

Dendam TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang