17: Balas Dendam?

41 12 0
                                    

"Ki, lo tidur aja biar badan lo enakan, gue liat lo pucet kecapean gitu" suruh Maira lalu ia duduk di sofa.

"Iya nih gue dari tadi pusing banget" balas Kia sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing dan berat.

"Tidur di kamar gue aja, tuh disana" ucap Laras sambil menunjuk sebuah kamar yang berada di tengah tengah ruangan.

"Thanks ras" ucap Kia sembari berjalan menuju tempat yang di tunjuk Laras.

Beberapa menit berlalu, Laras dan Maira membantu membersihkan rumah yang sedikit kotor, sedangkan Yuda dan Zhano malah enak enak bermain game.

"Cok kanan cok!" teriak Yuda.

"Lo pada gada gitu ya niatan bantu? emang semua cowo sama aja!" ucap Laras yang tengah menyapu di depan kedua lelaki itu dengan nada sedikit ngegas.

"Cerewet banget si bocil, udah pendek cerewet" ucap Yuda tapi tatapannya masih fokus ke handphonenya.

"Dih, maksud lo?" ucap Laras dengan nada ketus dan menatap sinis Yuda.

"Bener kan? tapi lucu" ucap Yuda.

"Gatau ah ngambek" ucap Laras, ia pergi meninggalkan mereka berdua sambil menghentakkan kakinya.

Beberapa jam kemudian, nenek dan kakek laras menyiapkan makan malam dan menyuruh mereka untuk makan. Sembari makan, Laras menceritakan semua tentang penyakit Kia kepada kakeknya dan beberapa kecurigaannya. Kakek Laras menyuruh Laras untuk memanggil Kia, Laras pun membangunkan Kia dan membawa Kia ke kakeknya. Kia disuruh berbaring di atas sofa dan Kia di bacakan sebuah mantra oleh kakek Laras.

"Benar katamu nduk.. memang ini bukan penyakit biasa, ada sesuatu yang mengikuti nak Kia, dia berniat jahat" ucap kakek Laras dengan nada serius.

"Sudah kuduga" gumam Maira.

"Kamu pernah punya masalah sama orang? teman dekat mungkin? soalnya ada seseorang yang menandai kamu" tanya Kakek Laras yang sontak membuat Kia shock.

"Seinget saya si ngga, maksud nya di tandai itu gimana ya?" tanya Kia sedikit shock tetapi juga penasaran.

"Ya sepertinya kamu sedang di santet nak.. cuma opa ga terlalu bisa lihat dengan jelas, energinya terlalu kuat. Opa ga yakin ini santet atau tumbal" ucap Kakek Laras.

Tiba tiba ada seseorang berbisik tepat di telinga laras.

"Ini bukan tumbal, tapi ini adalah balas dendam"

Laras yang mendengar bisikan itu sontak kaget dan melihat ke sekitarnya untuk memastikan siapa yang membisikinya. Anehnya, tak ada seorang pun di sebelahnya, karena ia sedang duduk di meja makan sedangkan semua teman temannya ada di dekat sofa.

"Lo gapapa ras?" tanya Yuda yang melihat Laras sedikit kebingungan.

"ICIKIWIR AHAY YUDA PERHATIAN SAMA LARAS AHAY AHAY" ucap Rayya heboh.

"Ya sesama temen" ucap Yuda mengelak tetapi wajahnya sedikit memerah.

"Temen apa temen hidup?" tanya Maira sama hebohnya dengan Rayya.

Mereka pun mengobrol dengan asik sampai malam. Selesai mengobrol mereka semua memutuskannya untuk beristirahat, badan mereka sudah pegal pegal karena hari ini adalah hari yang berat.
Kia menutup pintu kamar mandi, ia baru saja selesai buang air kecil. Saat berjalan menuju kamar, Kia melihat  Laras yang tengah duduk di sofa depan Tv.

"Ras..?" panggil Kia.

Laras tidak menoleh sedikit pun seperti tidak mendengar panggilan Kia, Kia pun memutuskan untuk menepuk pundak Laras, saat hendak menepuk tiba-tiba..

Dendam TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang