S2 | 19: The Lawrence Twins

16 4 0
                                    

"Setelah saya memberikan kamu ke Maharani, saya lalu pindah ke Amerika dan memulai kehidupan baru disana" lanjutnya.

"Jadi anda ibu kandung saya?"

Phalyn mengangguk dengan air mata yang tertahan di matanya. Phalyn membuka kedua tangannya mengisyaratkan Maira untuk memeluknya.

Maira yang ntah kenapa, ia tiba tiba meneteskan air matanya karena akhirnya ia menemukan ibu kandungnya. Ia lalu memeluk Phalyn dan Phalyn mengelus kepalanya.

"Ella... i miss you so much.." ucap Phalyn.

Maira melepas pelukan itu. "Jadi saya memanggil anda apa?" tanya Maira.

"Panggil mommy aja biar sama kaya anak saya yang lain, nah kamu kata katanya jangan saya anda gitu dong formal banget sama mama sendiri"

"Anak yang lain?... jadi dia punya anak yang lain? mungkin dari pernikahan yang lain" batinnya.

"Kabarnya mama angkat kamu gimana El?"

"Ah dia baik baik aja kok.. sehat.. mommy mau kesana? ketemu?" tanya Maira.

"Nanti aja kalau ke surabaya"

"Oh ya, mom di bali ngapain?" Maira mulai sedikit akrab dengan ibu kandungnya walau baru sekarang bertemu setelah 18 tahun, tetapi ibu kandungnya terlihat masih sangat muda dan ia sangat asik diajak bicara.

"Lagi liburan, kamu?"

"Sama sih... Oh ya mom, kabar kakaknya mommy gimana?"

"Kurang tau, tapi katanya udah nikah terus punya anak, nama anaknya itu... Andini siapa gitu"

Maira langsung menelan ludahnya terkejut. Andini? Dini?, jadi selama ini ia sepupu dari Dini?

"Zelfana Andini?"

"Ah iya, Zelfana Andini Jayakusuma, dia katanya Feiwang"

Maira menelan ludahnya kasar setelah mendengar perkataan Phalyn.

"Oh ya El, kamu mau ga mommy bawa ke villa mommy disini? kali aja kamu mau ketemu saudara tiri kamu.." lanjut Phalyn.

Maira berfikir sejenak, ia sedikit penasaran dengan ibu kandungnya ini, ibu angkatnya dulu pernah bercerita kalau dia punya ibu kandung yang tinggal di Amerika tetapi Maira enggan percaya omongan ibu angkatnya itu dan ia selalu menganggap kalau ibu angkatnya adalah ibu kandungnya yang melahirkan ia.

Maira lalu mengangguk tanda menyetujui, Phalyn memberikannya senyuman hangat lalu menyuruh Maira segera menghabiskan minumannya.

---

Mereka berdua sampai di sebuah villa yang sangat besar dan terlihat mewah dengan pemandangan indah.

"Masuk dulu El" ajak Phalyn.

Maira mengangguki ajakan Phalyn, ia lalu masuk ke dalam rumah mewah itu. Ia masuk ke kamar tamu bernuansa American Classic, ruangan itu di lengkapi 2 AC membuat Maira merasa kedinginan, ada juga beberapa pigura dan foto keluarga di tengah tengah ruangan.

"Kamu tunggu disini ya, mommy siapin minum dulu" ucap Phalyn lalu ia pergi ke arah dapur.

Maira lalu berjalan ke arah foto foto itu, Ia mengamati sebuah foto dengan ukuran besar di tembok yang mencuri perhatiannya, di foto itu ada ibu kandungnya, seorang laki laki dan dua anak perempuan. Ia mencoba mengamati kedua perempuan itu dan ia sangat kaget karena kedua perempuan itu mirip sekali dengan sahabatnya, Laras. Kedua perempuan itu seperti kembar dan yang membedakan adalah salah satu dari perempuan itu mempunyai tato di lehernya. Ia lalu melirik sebuah pigura di bawah foto itu, ada foto kedua perempuan kembar itu dan di bawah pigura itu bertuliskan "Xandra Phalyn Lawrence . Xamuela Phalyn Lawrence"

"Ini Laras?.. tapi kita di dunia punya tujuh kembaran.. ohh jadi yang tatoan namanya Xamuela dan yang ngga namanya Xandra.." batinnya sembari mengamati foto foto itu.

"Itu anak anak mommy, mereka kembar" ucap Phalyn membuat Maira terkejut karena kehadirannya.

"Saat pindah ke Amerika, mommy ketemu cowo, dia baik banget dan punya hobi yang sama kaya mommy, ga lama kita pacaran terus dia ternyata orangnya sat set jadi mommy di lamar terus nikah dan lahir deh adik tiri kamu, namanya Xamuela sama Xandra" ucap Phalyn.

Maira sedikit terkejut karena perempuan kembar itu sangat mirip dengan Laras, atau memang?

"mereka berdua sangat pintar, mereka cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan masih banyak lagi kejeniusannya. sungguh anugerah Tuhan" lanjut Phalyn sembari tersenyum.

"Sekarang mereka berdua dimana?"

"Mereka semua sedang disini, yang satu berlibur dengan teman temannya yang satu lagi berlibur dengan mommy"

Balasan Phalyn membuat Maira bingung sekaligus mulai curiga kalau salah satu dari mereka berdua adalah Laras.

"Biar enak ngobrolnya gimana kalau kita duduk dulu mom?"

"Ah iya juga, ayo sini duduk" Phalyn mengajak Maira duduk di sofa.

"Pada saat mereka berumur 6, mommy bawa mereka ke Indonesia dan ternyata mereka suka sama Indonesia, terutama Xandra, dia selalu pengen ke Indonesia karena dia punya sahabat namanya Andini"

"Akhirnya mommy ngasih pilihan ke mereka mau tetap di Indonesia atau ngga, cuma nanti mereka bakal di kasih ortu angkat" lanjut Phalyn.

"Terus mom?"

"Xandra yang milih untuk menetap di Indonesia sedangkan Xamuela milih untuk menetap di Amerika. pas Xandra umur 10 tahun, mommy anterin ke Indonesia, terus dia di adopsi oleh kedua pasangan bernama Brawijaya Pratama dan Anindita Almahyra" ucap Phalyn.

Maira semakin membeku, terkejut, takut, bercampur aduk, karena nama orang tua angkat Xandra sama dengan nama orang tua Laras.

"Nama Xandra saat telah di adopsi apakah masih sama? i mean.. ya ga ganti nama gitu?" tanya Maira.

"Ohh itu.. mas Wijaya sama mbak Dita namain Xandra dengan nama.."

"Adiratna Larasati Almahyra"

Dendam TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang