S2 | 14: Again

18 4 0
                                    

Kia membuka matanya perlahan, di depannya berdiri seorang perempuan yang membelakangi dirinya, ia melirik ke bawah dan perempuan itu mengeluarkan darah yang sangat banyak. Kia memundurkan kakinya selangkah untuk menganalisa siapa sebenarnya perempuan itu.

Dini mencabut pisau itu dari badan perempuan itu dan perempuan itu tergeletak di tanah.

"R-Rayya!!" teriak Kia.

Kia berjongkok dan ia mengangkat kepala Rayya dan ia letakkan di pahanya. Air mata Kia mulai mengalir membasahi pipi, tangisnya muai pecah karena melihat darah yang bercucuran dari perut Rayya. Hatinya sangat hancur melihat pemandangan ini.

Sedangkan Dini masih berdiri membeku di depan Kia dan Rayya, ia sebenarnya tak berniat menusuk Rayya tetapi Rayya yang berusaha menyelamatkan Kia. Ia lalu berlari keluar dari lapangan.

"Ki.." panggil Rayya dengan suara serak dan lemah.

"Ray..! tahan bentar Ray gua telepon anak anak dulu"

Kia lalu mengambil ponselnya dari saku celananya dan mencari kontak salah satu temannya, ia terlalu panik sampai sampai kontak temannya tak ketemu ketemu.

---

Laras merasa ada yang bergetar dari sakunya, ia merogoh sakunya dan mengambil ponselnya lalu mengangkat telepon dari Kia.

"Gimana?" tanyanya.

"Lo cepetan kesini! cepetan!"

"Oke oke gua otw"

Laras mematikan telepon itu dan memanggil seluruh temannya dan bergegas menuju ke lapangan basket. Saat Laras sampai ia langsung berlari ke arah Kia lalu ia menghentikan langkahnya saat melihat darah yang bercucuran dari perut Rayya.

"Ras.." panggil Kia di tengah tangisnya yang pecah.

Yang lain mengikuti Laras dan ekspresi mereka sama dengan Laras, mereka semua membeku saat melihat temannya tergeletak dengan darah yang bercucuran. Tangis Maira mulai pecah saat melihat itu.

"Who..?" tanya Laras.

"Dini.." balas Kia.

"Dia seharusnya masih ada sekitar sini, lo berlima mencar cari Dini!" suruh Laras.

Tanpa pikir panjang kelima lelaki itu langsung bergegas mencari Dini dan Fiona yang mungkin masih ada di sekitar sini.

"Ki, Mai, Ras.. gue mau bilang.."

"Ray jangan is ded dulu" ucap Maira seraya berusaha menutup luka Rayya.

"Mau bilang apa ray?" tanya Kia.

"Gue mau bilang kalo lo semua orang baik.. tapi perjuangan gue cuma sampai disini aja.. kalian baik baik ya.. terus hidup dan.. terusin perjuangan lo semua buat nangkep Dini.. sampai jumpa... anak baik.." pesan Rayya sebelum ia menghembuskan nafas terakhirnya.

"Ray gue tau lo kuat, jangan kaya gitu!" pekik Kia.

Maira mengecek nafas Rayya dan denyut nadinya, Air matanya mulai menetes lagi setelah ia melepas tangannya dari badan Rayya.

Dendam TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang