"Lila?.." ucap Laras.
"Cek cek, woy semua puter balik!!" teriak Dini.
Mereka pun berputar balik ke arah sekolah. Setelah sampai, mereka terkejut mendapati gedung yang semula gedung sekolah menjadi gedung kosong yang terbengkalai. Mereka semua terpana melihat itu, mereka tak bisa berfikir jernih, perasaaan mereka campur aduk. Laras mengalihkan pandangan, ia melihat Lila dengan wajah ketakutan dan nafas yang tidak beraturan. Laras turun dari motor lalu menghampiri Lila.
"Lil.. lo kenapa?" tanya Laras dengan nada lembut, wajahnya benar benar khawatir setelah melihat Lila.
Lila tidak sanggup mengatakan apapun, ia masih sibuk mengatur nafasnya, sepertinya ia habis berlari. Setelah nafasnya mulai beraturan, tanpa babibu Lila langsung memeluk Laras. Laras kaget karena tiba tiba Lila memeluknya, ia pun memeluk Lila balik dan mencoba menenangkan perasaannya yang sepertinya campur aduk.
“Lo gapapa lil? Udah udah” ucap Laras sambil mengelus punggung Lila.
Di sela sela itu, Felix mengamati Lila, dan ia merasa ada yang kurang.
“Rayya mana lil?” tanya Felix dengan nada penasaran sekaligus khawatir.
Laras menoleh ke arah Felix saat Felix mengeluarkan pertanyaan itu dari mulutnya, setelah itu Laras menatap mata Lila, wajahnya penuh harapan berharap lila menjawab pertanyaan dari Felix.
"gue.. ngga ... bisa... jawab.. disini...” ucap Lila sedikit terbata bata.
"Kita pulang aja ya?" tanya Laras.
Lila pun mengangguk, Mereka semua naik ke motor dan langsung ngegas motor dengan cepat. Tetapi, hampir 6 menit mereka berjalan, mereka tak sampai sampai ke arah gapura, padahal seharusnya ga sampe 4 menit, mereka pun memberhentikan motor mereka.
“Bentar ini kita dimana dah?” tanya Fiona yang sedang mengamati lingkungan disana yang sedikit asing.
Mereka semua mulai mengamati keadaan dan tempat disana, langit benar benar cerah, bulan bersinar sangat cerah, tetapi mereka tidak berada di jalan yang seharusnya. Mereka bukan berada di jalan menuju sekolah. Zhano mengamati tempat itu dengan seksama, dan sepertinya ia ingat sesuatu.
“Keknya gua tau kita dimana, lu pada ikutin gua sambil baca doa ye” saut Zhano.
Ternyata lokasi itu dekat dengan rumahnya, ia menuntun teman temannya agar mengikutinya sambil membaca doa.
5 menit berlalu, syukurlah mereka semua bertemu dengan jalan raya. Mereka semua memutuskan untuk pergi ke rumah Zhano dan beristirahat sejenak dirumah Zhano.Saat sampai dirumah Zhano, Laras melihat jam yang ada di dinding ruang tamu Zhano, sontak ia kaget melihat jam disana sudah menunjukkan pukul 4 subuh padahal sepertinya mereka disana ga sampe selama ini. Mereka pun mandi dan langsung Sholat Subuh berjamaah dan berdoa meminta bantuan agar Rayya cepat di temukan kepada Allah Swt. Setelah Sholat, mereka semua membuka handphone mereka dan numpang wifi sama Zhano, mereka kaget kalau sudah banyak spam call dari ortu mereka nyuruh pulang, setelah itu mereka mengobrol sebentar dan beberapa dari mereka ada yang memutuskan untuk tidur karena lelah. Sedangkan, Laras dan Maira melihat Lila, tatapannya kosong dan air mata mulai menetes dari matanya. Mereka pun menghampiri Lila karena khawatir dengan apa yang terjadi. Laras pun bertanya tentangnya.
“Gue egois ya? ninggalin rayya dengan keadaan gitu” ucap Lila dengan mata yang berkaca kaca.
Maira dan Laras bingung dengan jawaban Lila, apa yang di maksud egois?
“Kenapa lil? udah cerita aja gapapa” ucap Maira sambil mencoba menenangkan Lila.
Flashback
Rayya dan lila menemukan sebuah pintu, sama dengan teman temannya yang lain dan Rayya sama penasarannya dengan apa yang ada dibalik pintu itu.
"Janganlah ray.." tahan Lila.
Rayya hanya menatap sinis Lila, lalu tetap membuka pintu itu. Pintu pun terbuka, disana hanya ada ruangan kosong dengan dua belas lilin yang sedikit menerangi ruangan itu. Mereka pun masuk, belum lama mereka masuk, tiba tiba ada seorang laki laki berjubah hitam dan ditangannya terdapat pisau yang tajam. ia berjalan mendekati mereka dan pisau itu langsung mengarah tepat perut Rayya. Rayya sontak terjatuh dan Lila sungguh shock melihat itu, ia tidak bisa berkata apa apa dan matanya berkaca kaca. laki laki berjubah itu menoleh ke arah Lila seolah ingin membunuhnya juga dan Lila sadar akan tatapan itu, ia pun berlari keluar untuk menyelamatkan diri sebelum ia sempat di bunuh. Saat berlari ia melihat tempat itu, tempat itu asing sekali, lalu ia mencoba melihat kebelakang, Ia bingung karena itu tidak seperti halaman sekolahnya melainkan seperti bangunan yang terbengkalai. Saat sedang berlari ia mendengar suara motor dari jarak yang tidak jauh, ia pun langsung berteriak meminta tolong.
***
“Kayanya rayya udah mati, gara gara gue doang” ucap Lila dengan bercucur air mata.
“Hus, jangan bilang gitu, gue yakin dia bisa bertahan Rayya orangnya ga gampang nyerah” ucap Maira mencoba menenangkan Lila.
"Lo yakin itu cowo?" ucap Laras.
"Gue yakin secara dia.." ucap Lila, air matanya mengalir membasahi pipinya.
Laras tak melanjutkan pertanyaannya itu, ia menyuruh Lila untuk beristirahat saja agar lebih tenang. Lila pun mengangguk dan ia mencoba tidur.
25 Juli 2019 08.15
Pagi ini mereka semua izin tidak masuk sekolah karena lelah, Mereka semua berbincang bincang tentang malam kemarin sembari memakan sarapan yang telah di siapkan Mamanya Zhano.
"Wih enak nih" ucap Rendra yang sedang melihat menu makanan yang telah di siapkan.
"Aelah lo kalo liat makanan aja cepet" ucap Kia.
“Eh gue pengen bilang sesuatu deh” ucap Zhano memotong.
"Bilang apa?" tanya Yuda.
“Jadi gini sebenernya gue itu ..."
“Sebenernya gue itu biawak terbang, cepetan gausah bertele tele zhan” ucap Fiona kesal.
“Iye iye, jadi sebenernya ye gue tu kemarin ga ketidurann cuy” ucap Zhano yang membuat mereka semua bertanya tanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Teman
Mystery / Thriller12 Sahabat, Laras, Kia, Maira, Raya, Lila, Dini, Fiona, Yuda, Narendra, Zhano, Felix, Alwi. Mereka hanya latihan drama tetapi mereka malah di hadapi beberapa peristiwa yang aneh. Setelah peristiwa aneh itu selesai, niat asli salah satu dari mereka t...