Di tengah obrolan mereka, tiba tiba pintu yang ada di depan mereka terbuka dengan sendirinya.
Ngikk
Suara kayu tua yang membuat mereka semua sedikit takut, tetapi di sisi lain mereka sangat bahagia karena pintu itu terbuka, dengan semangat mereka pun keluar dari ruangan itu. Tetapi, mereka sangat terkejut mendapati mereka ada di sebuah ruangan kosong dan bukan ruang guru lagi. Ruangan itu gelap tetapi ada jendela di atas, ruangan itu hanya bermodal cahaya dari bulan. Mereka semua mencoba mengecek isi dari ruangan itu, lebih tepatnya nyari pintu lagi si, dan tanpa mereka sadari mereka telah berpencar.
Alwi dan narendra menemukan sebuah pintu, mereka membuka pintu itu dengan penasaran sekaligus berharap bahwa itu adalah pintu keluar. Tetapi disana hanya ada sebuah ruangan, disana sedikit terang karena ruangan itu di kelilingi oleh lilin tetapi bedanya cahaya yang di keluarkan dari api lilin itu berwarna merah. Di tengah ruangan itu ada sebuah meja yang di kelilingi oleh beberapa 12 patung yang tak jelas bentuknya apa... mungkin itu patung berbentuk manusia..
"Ini sekolah perasaan ga nyimpen ruangan ginian deh, kok bisa ada ya.." ucap Rendra.
"Ren taku-" ucap Alwi lalu di potong oleh rendra.
"Lo ngomong takut gue geplak ye sumpah" potong Rendra.
Mereka berdua pun menghampiri meja itu, mereka mengamati apa yang ada di atas meja itu, hanya sebuah kertas foto.. tetapi setelah mereka mengamati foto itu, mereka berdua sangat terkejut karena di foto itu ada foto foto mereka, tetapi disana hanya ada 10 foto. Mereka berdua saling menatap satu sama lain, mencoba mengamati foto itu sekali lagi, tanpa berfikir panjang merekapun melarikan diri tanpa memerhatikan jika disana hanya ada 11 foto sedangkan mereka disana ada 12 orang.
di sisi lain, Yuda Zhano dan felix menemukan pintu yang sama persis seperti pintu yang di temukan Alwi dan Rendra, masih sama dengan rasa penasaran dan harapan mereka membuka pintu itu. Tetapi ruangan itu berbeda.. di dalam ruangan itu tidak ada meja dan lainnya seperti yang di temukan Alwi dan Rendra, atau dalam kata lain Kosong. Tetapi mereka mendengar suara percakapan seseorang dengan satu wanita. Suara wanita itu persis sekali dengan suara Fiona, mereka pun tak sengaja menguping percakapannya.
"Sekarang aku akan membunuhnya, haha" ucap seorang perempuan dan tertawanya yang jahat membuat mereka bertiga sedikit takut.
"Kenapa? kenapa harus sekarang? kita bisa memperlihatkan permainan kita dulu kan" ucap seorang perempuan tetapi suaranya berbeda dengan perempuan yang mirip suaranya dengan Fiona.
kita anggap aja yang suaranya mirip Fiona itu perempuan A terus suara yang ga mirip perempuan B.
"Ini kan sudah saatnya" ucap perempuan A.
Mereka semua terkejut melihat itu, mereka saling menatap satu sama lain lalu lanjut menguping.
"Aku aka membunuh mereka satu persatu, dan membunuh target ku.." ucap perempuan B.
"Satu persatu..?" batin Yuda.
Tiba tiba suara itu hilang, seolah kedua orang itu tahu kalau ada yang menguping percakapan mereka. Mereka saling menatap satu sama lain, mencoba memcerna obrolan kedua orang tadi. Tak lama kemudian muncul seorang nenek tua, postur tubuhnya membungkuk dan memakai kebaya khas wanita pada zamannya yang sedikit lusuh. Nenek itu menyuruh mereka pergi dengan suara sedikit berat.
Mereka kaget akan kedatangan nenek itu, karena takut merekapun berlari pergi dari ruangan itu secepatnya. Tetapi anehnya mereka merasa bahwa ruangan itu semakin mereka berlari semakin memanjang hingga mereka tidak dapat mencapai pintunya. Mungkin hampir 3 menit mereka berlari, tetapi mereka tak sampai ke pintu itu. Aneh. Akhirnya Zhano menyuruh Yuda dan Felix berhenti berlari dan ia berjalan menuju pintu itu, tetapi tak sampai 15 detik ia sudah sampai ke pintu itu dan membukanya, padahal tadi mereka menghabiskan hampir 3 menit untuk berlari menuju pintu itu.Di sisi lain. Kia, Maira dan Laras masih tetap di tengah tengah ruangan yang tadi. Mereka mengecek kesana kemari, tiba tiba ada suara benda terjatuh, mereka kaget dan sedikit takut. Mereka menoleh kekanan dan kekiri memastikan bahwa tidak ada orang selain mereka tiba tiba pas di depan mereka muncul sesosok Wanita berambut panjang dengan mata merah menyala memakai baju kebaya yang sudah lusuh. Laras seketika bergelagat aneh seperti sedang dirasuki.
"Opo sing mok arepke teko arek iki" ucap Laras dengan suara berat seperti nenek tua, suara laras membuat Kia sedikit takut. Tahu hal itu maira langsung memeluk Kia berharap Kia menjadi sedikit tenang.
translate: apa yang kamu pengen dari anak ini?
"Aku pengen jiwane bocah iki" balas sosok wanita itu.
translate: aku pingin jiwanya anak ini
"Lapo kowe pengen jiwane arek iki" tanya sosok yang berada di tubuh Laras.
translate: kenapa kamu pingin jiwanya anak ini?
"Tuanku ngirim awakku gae jupuk bocah iku, tapi kowe ngehancurno rencanaku!!" ucap sosok perempuan itu.
translate: tuanku ngirim aku buat ngambil jiwanya anak ini, tapi kamu ngehancurin rencanaku!!
"Laras ra onok niatan ngehancurno renconomu justru kowe sing nganggu Laras lan kanca kancane, saiki bebas no Laras lan kanca kancane!!" ucap sosok yang ada di tubuh Laras dengan nada sedikit membentak.
translate: laras ga ada niatan ngehancurin rencanamu, justru kamu yang ganggu laras dan teman temannya, sekarang bebaskan laras dan teman temannya!!
Sosok itu tiba tiba hilang dalam kedipan mata. Tak lama setelah itu Yuda, Zhano dan yang lain terutama Fiona dan Dini yang pergi ntah kemana ada di tempat itu secara tiba tiba. Mereka semua saling berpelukan.
"Glad, you all safe.." ucap Laras.
"Sok inggris" ucap Yuda ketus.
"Bacot lo gabisa bahasa inggris bilang deck, kumaha barudak?" ucap Laras.
"Tiriss.." balas Kia.
"Bisa bisanya di saat kaya gini" ucap Dini memggelengkan kepala.
Setelah sedikit mengobrol mereka pun melaksanakan sebuah doa bersama berharap agar mereka bisa keluar dari tempat ini, karena mereka sudah sadar bahwa mereka ada di alam lain..
Brakk
Suara pintu terbuka dengan terbanting seperti telah di dobrak oleh seseorang. Mereka kaget, tetapi di sisi lain mereka semua mengucap syukur dan langsung berlari ke arah pintu itu, tetapi mereka bingung karena pintu itu langsung mengarah ke halaman sekolah. Tetapi mereka tak terlalu terpikir oleh itu, mereka berlari ke arah gerbang dan anehnya gerbang itu masih terbuka lebar seperti saat mereka datang tadi sore. Maira memandangi temannya satu persatu, ia merasa seperti ada yang kurang dari teman temannya.
"Bentar bentar, Rayya sama Lila mana?" tanya Maira.
"Lah iya tu bocah dua kemana yak" ucap Zhano.
Mereka semua akhirnya kembali ke tempat tadi mereka latihan dan mencari Rayya dan Lila di sekitarnya. Alwi mencoba membuka seluruh pintu yg ada disana terutama pintu ke ruang guru yang tadi mereka masuki. Tetapi sayang, tidak ada pintu yang bisa dibuka bahkan pintu ruang guru pun tidak bisa terbuka sama sekali.
Ntah kenapa saat itu mereka semua merasa sangat kelelahan bak kuli yang kerja 12 jam nonstop ditambah mereka sudah putus asa mencari Rayya dan lila mereka pun memutuskan untuk pulang saja dan setelah pulang mereka berencana akan meminta polisi untuk mencari mereka berdua.Mereka naik motor masing masing dan langsung berangkat. Saat itu mereka kaya ga pengen gas motor gitu aja jadi mereka jalannya agak lambat, seperti ada yang menjanggal tetapi ntah apa. Tiba tiba Laras mendengar teriakan perempuan, Laras meminta teman temannya untuk berhenti sejenak berniat mengamati suara itu lebih dalam karena samar samar suara itu seperti suara Lila. Dan benar saja saat menoleh kebelakang terlihat ada seorang perempuan yang berteriak meminta tolong, Itu adalah Lila..
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Teman
Mystery / Thriller12 Sahabat, Laras, Kia, Maira, Raya, Lila, Dini, Fiona, Yuda, Narendra, Zhano, Felix, Alwi. Mereka hanya latihan drama tetapi mereka malah di hadapi beberapa peristiwa yang aneh. Setelah peristiwa aneh itu selesai, niat asli salah satu dari mereka t...