Maira terkejut mendengar perkataan wanita itu, ia berdiri mengikuti wanita itu lalu ia melihat ke sebelah kanan wanita itu, terdapat seorang perempuan bertinggi sekitar 180 cm, dan wajah perempuan itu mirip sekali dengan Laras, perempuan itu memakai baju dengan atasan berwarna putih dan celana pendek jeans membuat paha putihnya terlihat.
"Ibu kandung?.."
Perempuan yang ada di sebelah wanita itu sangat mirip dengan Laras, perempuan itu mengalihkan pandangannya dari Maira setelah ia merasa di tatap oleh Maira, ia lalu berbisik sesuatu kepada wanita itu dan wanita itu mengangguki bisikan perempuan itu, lalu perempuan itu pergi ke arah kamar mandi.
"Biar enak ngomongnya, gimana kalau kita singgah di cafe atau restoran? terserah kamu saja mau dimana" ucap wanita itu.
Belum sempat Maira membalas tiba tiba Kia datang. "Duar!" ucap Kia.
Kia lalu melirik ke wanita itu. "Ini siapa Mai?" tanya Kia.
"Oh ini itu.. ntar gua jelasin, lo pulang duluan gapapa kan?" balas Maira.
"Ohh okey, have fun!" balas Kia lalu Kia pergi dari hadapan mereka berdua.
---
Maira dan wanita itu pun sampai di salah satu cafe di sekitar sana, wanita itu duduk di salah satu kursi dan mengajak Maira untuk duduk bersamanya.
"Pesan apa saja yang kamu mau" ucap wanita itu.
Wanita itu melihat buku menu lalu memesan segelas americano dan Maira memesan matcha latte.
"Kamu suka matcha?" tanyanya.
Maira mengangguki pertanyaan wanita itu. "Sudah lama saya gak lihat kamu, kamu mirip banget sama saya" ucap wanita itu.
"Jadi.. kenapa bisa anda jadi ibu kandung saya setahu saya ibu kandung saya.."
"Maharani kan?"
Maira tertegun karena wanita itu menyebutkan nama ibunya, lalu mengangguk. "Saya akan ceritakan semuanya dari awal.." ucap wanita itu lalu wanita itu mulai menceritakan semuanya.
---
Pada tahun 1983, lahir anak perempuan di keluarga Jayakusuma bernama Phalyn Jayakusuma. ia adalah sosok gadis cantik dan aktif, tetapi ia selalu melakukan pantangan di keluarga Jayakusuma sejak ia kecil, dan ia selalu di pandang buruk oleh keluarga besar termasuk ayahnya. Ibunya tak pernah membenci Phalyn walau Phalyn selalu saja menerima omelan dari keluarga besar karena sudah banyak masalah yang ia buat.
Beranjak remaja, Phalyn menjadi sosok yang pembangkang, dan jadi anak yang paling banyak masalah di sekolah ntah itu merokok dan lain sebagainya dan jika ada pertemuan keluarga seluruh mata memandangnya lalu berbicara yang buruk tentangnya.
Saat usianya genap 19 tahun, ia di jodohkan oleh sepupunya yang bernama Aditya Pratama Jayakusuma yang saat ini lumayan berperan di perusahaan milik keluarga Jayakusuma. Alasan keluarga mereka menjodohkan mereka berdua karena agar keturunan Jayakusuma tidak putus, karena pada saat itu kebanyakan bayi yang lahir di keluarga Jayakusuma berjenis kelamin perempuan, beberapa khawatir kalau keturunan Jayakusuma akan putus.
Ia tidak menginginkan pernikahan tersebut ia sangat membencinya, bagaimana tidak? pada saat itu ia seharusnya menikmati masa muda tetapi ia malah harus menikah dengan sepupunya sendiri. Tetapi ada hal yang membuatnya enggan untuk menolak perjodohan itu, yaitu ibunya. Ibunya menyuruhnya dengan alasan demi kebaikan keluarga, mau tak mau Phalyn harus menuruti ibunya karena hanya ibunya yang Phalyn percaya.
Tak selang lama setelah pernikahan itu, Phalyn hamil dengan Aditya, sejujurnya ia dipaksa oleh Aditya dan juga paksaan keluarga. Semenjak itu, Phalyn menangis setiap hari di kamarnya, ia tak ingin punya anak di usianya yang masih muda, ia sempat ingin membunuh bayi itu tetapi ia tak sanggup melakukannya. Mau tak mau ia harus menjaga bayi itu sepenuh hatinya.
Sudah hampir satu bulan ia mengurung diri di kamarnya, lalu terlintas di benaknya sebuah rencana yang menurutnya akan bisa membuatnya bebas dari kekangan keluarga Jayakusuma. Selama hamil ia selalu melakukan pantangan pantangan keluarga Jayakusuma bahkan sempat membuatnya masuk ke media, dan itu bisa membuat nama perusahaan menjadi jelek. Keluarganya tidak bisa menghukum Phalyn karena ia sedang hamil, dan bisa saja anaknya itu mendapatkan gelar Feiwang. Gelar itu dianggap suci oleh keluarga besar Jayakusuma.
8 bulan berlalu akhirnya bayi yang telah dijaga Phalyn sepenuh hati pun lahir, ia diberi nama F. Xaquella Phalyn Jayakusuma, nama yang indah bukan? Phalyn benar benar bahagia karena kedatangan anak perempuan pertamanya itu, ia benar benar merasakan bahwa anak itu memberi hidupnya warna warna yang indah.
Tapi, Phalyn sang pembangkang itu masih mempunyai rencana untuk bebas dari peraturan keluarga Jayakusuma, ia sudah muak akan peraturan di keluarga ini, gaboleh ini gaboleh itu anak harus diginiin lah digituin, ia sangat muak. Ia lalu nekad melakukan sesuatu yang tidak seharusnya ia lakukan, yaitu ia membunuh ayah kandungnya sendiri. Sudah lama phalyn menunggu waktu ini, ia memang sudah muak melihat pria paruh baya itu yang selalu saja menganggu hidupnya dan ibunya, ntah yang mabuk lah, berselingkuh.
Kelakuannya di ketahui oleh kakak kandungnya, Baswara Adiguna Jayakusuma. Adi melaporkan itu kepada keluarga yang membuat Phalyn di marahi habis-habisan, saat itu ayahnya berposisi pemegang perusahaan Jayakusuma, jadi tak salah kalau satu keluarga memarahinya. Ibunya menangis melihat kelakuan anak semata wayangnya itu, tetapi Phalyn bingung mengapa ibunya menangis, apakah ia masih mencintai lelaki brengsek itu?.
"Saya bebaskan kamu dengan satu syarat, anakmu tidak boleh memakai marga Jayakusuma walau ia adalah Feiwang. anakmu saja, kamu tidak usah agar kami bisa membalas perbuatanmu yang keji itu!" bentak wanita tua yang biasa dipanggil nenek.
Setelah itu, Phalyn mengemasi barangnya lalu ia berjalan keluar dari rumah besar itu. Saat berjalan, ibunya memanggilnya.
"Phalyn.."
Ibu Phalyn mendekat ke arah Phalyn lalu memegang kedua tangan Phalyn dan sesekali mengelusnya.
"Jaga diri kamu di luar sana ya, maafkan ibumu ini, kamu harus bisa menjaga Ella sendiri, kamu kuat nak... ibu tau kamu membunuh ayah karena kamu sudah tau semua kan? Oh ya ini ada uang untuk kamu dan ella, ambil saja" ucap ibu Phalyn sembari memberikannya sebuah tas.
"Ibu.. tidak usah, Phalyn bisa cari uang sendiri kok.." ucap Phalyn merasa tak enak dengan ibunya karena sepertinya jumlah uang di dalam tas itu sangat banyak.
"Sudah sudah terima saja, ini untuk berjaga jaga saja sampai kamu dapat pekerjaan. Sudah sana pergi nanti diliat yang lain kamu malah kenak masalah, selamat tinggal anakku.." ucap ibu Phalyn dengan suara bergetar dan air mata menetes dari matanya.
Phalyn memeluk ibunya lalu ia melepas pelukannya dengan wajah sedih, ia lalu masuk ke dalam taksi yang sedari tadi sudah menunggunya.
Di perjalanan Phalyn hanya menangis, ia tak sanggup meninggalkan ibunya yang sudah tua dan tak bisa apa apa. Untuk mengalihkan pikiran, ia iseng membuka tas yang diberikan ibunya, betapa terkejut nya ia saat melihat betapa banyaknya uang di dalam tas itu, Phalyn semakin menangis mengingat ibunya dan karena ia membaca sebuah surat yang ada di dalam tas itu yang bertuliskan
"Phalyn, ambil ini ya nak untuk kamu dan Ella, ini tabungan Ibu.. semoga kamu bahagia di luar sana.."
2 hari kemudian. Phalyn membuat sebuah keputusan besar, dimana ia akan menitipkan Xaquella ke sahabat baiknya, yaitu Maharani atau kerap di sebut Rani, ia dan Rani adalah sahabat yang selalu pergi kemana mana berdua, bahkan mereka melakukan masalah berdua. Ia pun memesan taksi dan berangkat kerumah sahabatnya itu. Sesampainya disana, Phalyn menangis menceritakan semuanya, lalu ia memberikan Xaquella ke sahabatnya itu. Ia teringat akan pesan neneknya untuk tidak memakai marga Jayakusuma, dan untuk merahasiakan identitas Xaquella, Phalyn mengganti nama Xaquella menjadi Almaira Claudette atau yang sekarang biasa dipanggil Maira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam Teman
Mystery / Thriller12 Sahabat, Laras, Kia, Maira, Raya, Lila, Dini, Fiona, Yuda, Narendra, Zhano, Felix, Alwi. Mereka hanya latihan drama tetapi mereka malah di hadapi beberapa peristiwa yang aneh. Setelah peristiwa aneh itu selesai, niat asli salah satu dari mereka t...