4. mingyu and his feelings

7.1K 433 9
                                    

"Ouhhh/ahhh" lenguh keduanya. Milik Renjun benar-benar menjepit kejantanan Jaehyun. Sangat sempit dan panas. Erangan dan desahan mulai memenuhi kamar mandi. Mereka seolah lupa tujuan utama mereka berada di tempat

••••••

D

ua orang berbeda usia masih bergelung dengan selimut padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lebih lima belas menit. Sinar matahari seolah tak mengganggu mereka.

"Uhhh" yang lebih muda mengerjapkan matanya. Melirik jam yang terpasang di dinding. Matanya melebar. Sial! Dia memiliki janji dengan detektif tampan kemarin.

"Daddy~ bangunlah, kita sudah telat" ucap Renjun. Ya Renjun kali ini kesiangan. Melewatkan makan malam dan sarapannya. Perutnya sangat sakit sekarang. Mungkin maag nya kambuh.

"Jam berapa sekarang?" Suara serak khas bangun tidur yang sialnya justru menambah keseksian pria 39 tahun itu.

"Jam sepuluh lebih lima belas, aku seharusnya pergi pukul sepuluh tepat tadi" ucap Renjun. Pria itu menyenderkan tubuhnya di headboard kasur. Masih mengumpulkan nyawa. Biasalah ngebug setelah bangun.

"Kita belum makan" ucap pria itu.

"Ya itu karena daddy yang tidak mau berhenti sampai pukul dua dini hari" balas Renjun kesal. Jaehyun - pria tampan itu terkekeh. Sangat menggemaskan.

drttt..... drttt..... drttt.....

Tangan Renjun terulur mengambil ponselnya yang berada di nakas. Mingyu. Pasti pria itu sudah menunggunya lama - batin Renjun. Ia tidak pernah lupa jika memiliki janji tapi hari ini ia benar-benar lupa.

"Eummm selamat pagi menjelang siang" sapa Renjun tak enak.

"Eummm apa kau sudah menunggu Huang?? Maafkan aku, aku sepertinya akan telat karena  aku masih ada tamu tak diundang, kau tak apa??" Renjun bernafas lega. Rupanya pria itu masih belum berangkat.

"Ahh tak apa, aku juga sedang bersama teman ku, jangan terlalu terburu-buru" jawab Renjun. Di seberang sana Mingyu tersenyum lega. Ia tak terlalu merasa bersalah dengan pemuda manis itu.

"Baiklah, mungkin aku akan sampai sekitar empat puluh lima menit lagi, jangan bosan-bosan menunggu aku nee?" Canda Mingyu. Renjun sedikit terkekeh.

"Iya, jika begitu saya tutup teleponnya ya" ucap Renjun. Ia mematikan sambungan teleponnya dan menatap Jaehyun yang juga menatapnya.

"Mau pergi?"

"Iya, aku ada janji"

"Setidaknya buatkan daddy mu ini makanan terlebih dahulu" manja Jaehyun. Renjun hanya tersenyum paksa. Sudah hapal dengan perilaku manja sang sugar daddy. Ia bangkit dari atas kasur dan membuka gorden kamar mereka. Tenang. Dia sudah menggunakan pakaian kok.

"Ingin makan apa?" tanya Renjun.

"Apapun"

"Baiklah, daddy mandilah, lalu pergi bekerja" ucap Renjun sebelum keluar dari kamar. Jaehyun? Tentu dia ikut berdiri dan melepas sprei dan menaruhnya di keranjang baju kotor. Ia berjalan mengambil bathrobe dan masuk ke kamar mandi.

••••••

"Sialan kau hitam, kau bilang aku tamu tak diundang huh?!" Seru pria berkulit putih pucat. Mingyu pria yang dipanggil hitam hanya terkekeh. Memang begitu kenyataannya.

"Sudahlah, kau harus sadar diri Chris, kau itu memang tamu tak diundang" balas Mingyu. Pria bernama Chris itu.

"Panggil aku Bangchan paman, namaku Bangchan!" Canda pria bernama Bangchan itu. Mingyu hanya melihat tak suka.

Oh, My Sugar! [ JAEREN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang