"Terserah mu, jika nanti kau menjadi kesepian di hari tua aku tak mau menjadi tempat mu cerita" balas Jaehyun jengah. Johnny hanya terkekeh. Sebenarnya ia berniat untuk mengadopsi anak mungkin(?) Lagipula siapa yang mau dengan dirinya yang sudah berusia 39 tahun ini??
••••••
"Kenapa hyung memanggil ku??" Tanya Renjun begitu sampai di kantor Jaehyun. Sebenarnya ia malas apalagi ia akan menjemput Jungwon pukul 10 belum lagi ia ingin mampir ke kantor sang adik. Dan perlu kalian tahu jika kantor Jaehyun itu jaraknya sangat jauh.
"Aku merindukan mu" jawab Jaehyun sambil memeluk Renjun tak memperdulikan eksistensi sang sahabat. Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia jadi tak enak dengan Johnny yang tengah membaca majalah. Majalahnya sendiri pula.
Renjun waktu itu sempat membaca majalah milik Johnny. Di majalah itu tertulis banyak prestasi dari menteri pertahanan itu. Selain sebagai menteri Johnny juga aktif sebagai seorang dosen. Dan menurut Renjun itu sangat mengesankan.
"John, apakah kau bisa membaca dengan terbalik??"
"Aku sudah hapal dengan isi majalah ini" jawab Johnny dengan rasa malu. Bagaimana bisa ia membaca dengan buku yang terbalik. Menyebalkan sekali.
Tok... Tok... Tok...
"Masuklah!" Suruh Jaehyun. Pintu terbuka perlahan menampilkan seorang pemuda yang membawa kotak pesanan. Renjun membelalakkan matanya ketika mengetahui pemuda itu adalah Hyunjin. Pemuda yang pernah menolongnya.
"Hyunjin?!"
"Hah?? Kak Renjun?!" Renjun langsung berlari memeluk pemuda itu. Terakhir ia bertemu dengan Hyunjin ketika pernikahannya dengan Jaehyun. Setelah itu ia sibuk dengan Jaehyun sampai tak mengabari Hyunjin lagi.
"Kakak ngga pernah ngabarin Jinnie" sedih Hyunjin. Ia menunduk ketika Renjun melepaskan pelukannya. Renjun tersenyum gemas.
"Maafkan kakak okay?? Kamu ke sini mau apa??"
"Hehe aku mau mengantarkan ini" jawab Hyunjin dengan menunjukkan kotak makanan yang berisi makanan pesanan Jaehyun. Jaehyun yang sengaja memesan ini. Ia tak setega itu membuat Johnny menjadi orang ketiga diantara dirinya dan sang istri.
"Oh begitu, duduk dulu sini" Renjun yang seolah mengerti maksud Jaehyun pun menyuruh Hyunjin duduk di dekat Johnny yang kini sudah tak memegang majalahnya.
"Terimakasih kak" Hyunjin pun duduk sedikit jauh dari Johnny. Ia menjadi canggung karena Johnny yang seolah menjauhinya. Sedih?? Tentu saja.
"Letakkan situ saja pesanannya" suruh Jaehyun. Kakinya menyenggol kaki Johnny. Pria itu terlihat sok sibuk dengan ponselnya. Johnny menengin dengan tatapan bertanya. Jaehyun hanya tersenyum penuh arti.
"Ya sudah kalau begitu Jinnie pamit" Hyunjin berbalik. Namun belum sempat melangkah suara Johnny menginterupsi.
"Tunggu!"
"Ya??" Johnny memberikan majalahnya. Majalah itu sudah ia tanda tangani khusus. Dan hanya ada 2, yang satu ia berikan ke Jaehyun satunya lagi ia berikan ke Hyunjin.
"Untukmu" Hyunjin tampak bingung tapi ia menerima majalah itu.
"Terimakasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Sugar! [ JAEREN ]
FanfictionJaehyun adalah presiden yang terkenal sangat bijaksana dan berwibawa di depan rakyatnya. Tapi semua itu pergi ketika bersama Renjun, si pemuda manis yang awalnya mendatangi Jaehyun hanya agar Jaehyun mau membantu dirinya membayar biaya rumah sakit s...