34. is lost

2.4K 282 28
                                    

"Sudah-sudah, ayo kita kerjakan saja tugas kita" ucap Jay, maklum, Jay itu terbilang ambis jika menyangkut tentang pelajaran jadi tak heran jika ia yang paling semangat mengerjakan tugas ini.

•••••••

"Sialan!" Jaemin menatap kesal ke arah teman sebangkunya. Haruto. Pagi-pagi sudah mengumpat.

"Kenapa??"

"Mobil ku rusak"

"Lalu adikku??"

"Setelah mengantar Jisung mobil ku rusak, dan kenapa seorang Jung Jaemin datang secepat ini??" Bingung Haruto. Biasanya Jaemin akan datang di jam istirahat.

"Hanya bosan di rumah, mommy pergi bersama oniichan mu" jawab Jaemin. Oh rupanya si sulung Jung ini kesepian.

"Aku juga kesepian, tapi bukan di rumah, tapi hatiku kesepian" ucap Haruto. Jaemin berdecih. Alay. Entahlah, mungkin terlalu banyak bergaul dengan Jisung membuatnya alay.

"Alay"

"Bagaimana dengan sidang pertama kemarin??" Tanya Jaemin. Haruto mengeluarkan botol minumnya dan meminum sedikit air dari botol itu.

"Buruk"

"Bukti mu kurang??" Haruto menggeleng. Bukan buktinya yang kurang. Tapi pihak dari pamannya yang selalu mengelak.

"Dia terlalu pandai mengelak" jawab Haruto. Jaemin menepuk pundaknya. Haruto harus sabar. Haruto hanya mengangguk. Bagaimana pun ia harus bisa membalas kejahatan pamannya. Tak peduli itu adik sang ayah. Atau orang yang dulu sangat ia senangi.

••••••

"Bagaimana tanggapan anda tentang hubungan anda dan presiden Jung??"

"Apakah kalian akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat??"

"Berapa lama kalian sudah dekat??"

"Bagaimana awal pertemuan kalian??"

"Bagaimana hubungan mu dengan Jung Jaemin??"

"Bukankah akhir-akhir ini ada berita jika kalian bertengkar hebat??"

"Anda benar-benar anak dari Huang Winwin??"

"Maaf untuk semuanya, boleh berikan kami jalan??" Pinta Shotaro sedikit menghalangi para wartawan yang mendesak Renjun. Pasti Renjun kesal dan trauma pergi keluar.

"Kami akan jawab pertanyaannya, tapi tolong berikan kami jalan" pinta Shotaro lagi. Kali ini para wartawan sedikit memberi jalan bagi mereka berdua.

"Kenapa bisa mereka di sini??" Tanya Renjun tentu dengan berbisik. Shotaro mengedikkan bahunya. Ia menyesal menolak tawaran Sungchan untuk membawa beberapa bodyguard nya.

"Bagaimana cara kita kabur??" Tanya Shotaro. Renjun berfikir. Tak mungkin kabur. Banyak wartawan disini. Tapi ia yakin sekali banyak mata-mata Jaehyun yang pasti mengikutinya. Ia berharap para mata-mata itu bisa berguna setidaknya sekali saja. Jangan hanya mematai pergerakannya saja tapi berguna melindungi nya sesekali.

Oh, My Sugar! [ JAEREN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang