"Aku harus menanyakan ini nanti" gumam Jaehyun
••••••
"Apa yang kamu lakukan Jaem?? Kamu bisa buat Renjun stress, kalau itu sampai terjadi bisa berakibat fatal pada kandungannya"
"Huh?! Daddy datang suruh aku ke ruang kerja daddy hanya untuk ini??" Jaemin tersenyum miring. Belum lahir saja Jaehyun sudah mulai melupakannya dengan membawa-bawa tentang sang adik. Bagaimana jika sudah lahir??
"Daddy hanya tidak ingin ada masalah diantara kalian lagi"
"Lagipula dengan kalian begini itu bisa menambah beban pikirannya, sudah cukup dia menderita selama ini, daddy mohon kamu mengertilah" Jaemin menghela nafasnya. Ia tak sepeduli itu omong-omong.
"Terserah, aku harus ke sekolah"
"Ke sekolah pukul 2 siang?! Kamu mau ke sekolah atau mau tawuran??"
"Balapan" balas Jaemin tanpa menghiraukan eksistensi Jaehyun. Pemuda itu keluar dari ruang kerjanya dengan membanting pintu. Membuat Jungwon yang ia ajak ke dalam ruangan pun terkejut.
"Renjun hyung salah apa sih sama Jaemin?" Bingung Jeno. Jaehyun menggelengkan kepalanya. Entahlah, tadi pagi sebelum ia memberi tahu kehamilan Renjun pemuda itu memanggil Renjun dengan sebutan mommy. Dan hal itu membuatnya senang bukan main. Tapi sepertinya kedekatan itu sudah hilang sekarang. Jaehyun bingung, apa alasan Jaemin berbuat seperti ini?? Ia maklum jika Jaemin belum menerima Renjun, tapi jangan sampai membuat Renjun mengurung dirinya di kamar seperti ini.
"Uncle Nono mainan Wonie balikin" pinta satu-satunya anak kecil di ruangan itu. Jeno terkekeh, ia pun mengembalikan sebuah kontraktor mainan ke sang pemilik.
"Wonie, ayo ikut daddy, kamu belum makan siang kan??" Tebak Jaehyun. Jungwon menggeleng. Tadi dia sudah makan siang bersama maid. Kata maid mommy Injun nya sedang sakit jadi tidak bisa diganggu dulu. Jadi Jungwon ingin menjadi anak yang penurut hari ini.
"Nda, Wonie cudah makan ciang belsama maid" jawab Jungwon. Jaehyun terkekeh.
"Yasudah ayo temani daddy dan uncle makan" ajak Jaehyun. Jungwon mengangguk. Ia menggenggam tangan Jaehyun dan berjalan bersama pria tampan itu.
"Daddy, kak Avis kapan pulang??"
"Memangnya kenapa??"
"Mau main kuda-kudaan, nanti kalo nda ada kak Avis nda ada yang jadi kuda" jawab Jungwon. Sejak tadi ia menunggu kedatangan Haruto tapi rupanya remaja tampan itu entah menghilang kemana.
"Uncle Jeno bisa jadi kuda yang baik" jawab Jaehyun santai tanpa memperdulikan ekspresi wajah Jeno yang terkejut, terjungkal, ter ter. Intinya ia tidak bisa berkata-kata lagi.
••••••
"Ini kamar mu di rumah ku, mungkin tak sebesar kamar di mansion Jung tapi ku rasa ini sudah cukup untuk satu orang" Haruto menganggukkan kepalanya melihat ruangan bernuansa gelap itu. Siapa bilang ini sempit?? Ia cukup luas jika untuk dirinya sendiri.
"Tak apa ini sudah cukup, terimakasih hyung" Mark mengangguk. Ia pikir Haruto tipekal remaja yang sulit untuk berterimakasih. Tapi rupanya Haruto sangat mudah berterimakasih padahal mereka tadi sempat ribut di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Sugar! [ JAEREN ]
FanfictionJaehyun adalah presiden yang terkenal sangat bijaksana dan berwibawa di depan rakyatnya. Tapi semua itu pergi ketika bersama Renjun, si pemuda manis yang awalnya mendatangi Jaehyun hanya agar Jaehyun mau membantu dirinya membayar biaya rumah sakit s...