10. sick

4K 398 15
                                    

"Sejak kapan hyung dan gege ku memiliki hubungan?? Dan bagaimana bisa kalian kenal??" Tanya Haruto. Jaehyun diam. Tak mungkin kan ia menceritakan awal perkenalan mereka??

••••••

Jaehyun terdiam. Otaknya berputar mengatur rangkaian kata untuk menjelaskan ke pemuda tampan itu. Tapi seolah dewi fortuna berpihak padanya, kini jam sudah menunjukkan pukul sembilan. Tepat sekali.

"Ini sudah pukul sembilan" ucap Jaehyun tiba-tiba mengalihkan perhatian. Haruto tentu sadar. Ia tak bodoh. Tapi ia paham, mungkin ia akan menanyakan ini ke Renjun.

"Ayo kalian tidur"

"Daddy ikut tidur bersama kami??" Tanya Jisung. Jaehyun jelas menggeleng. Ia ingin memeluk guling ternyamannya.

"Yang ada kalau daddy tidur dengan kalian daddy akan terbangun di lantai" jawab Jaehyun. Jisung berfikir. Benar juga. Ia justru kasihan dengan Haruto jika nanti ia tendang.

"Sudah-sudah kalian ayo cepat tidur" Jaehyun mendorong kedua remaja itu sampai di depan pintu kamar. Jisung meraih knop pintu dan masuk. Tak lupa ia menyeret tubuh bongsor Haruto. Mereka sudah berada di dalam sekarang. Haruto tak nyaman dengan baju Jisung yang sedikit kekecilan. Ia pun melepaskan kaosnya hingga Jisung menutup matanya.

"Dua kali di malam ini mata suci ku ternodai, wahai Watanabe Haruto bisakah kau pakai lagi baju mu??" Geram Jisung. Bukan karena ia malu atau ia salah tingkah. Tapi ia iri, Haruto memiliki enam kotak di perutnya. Dan Jisung?? Ia masih proses kok.

"Maaf, tadi kaosnya sedikit kekecilan, kau ada kaos yang lebih besar?" Tanya Haruto. Jisung menggeleng. Tapi ia ingat, kemarin ia sempat membeli piyama oversize. Mungkin itu pas di tubuh Haruto.

"Sebentar sepertinya ada piyama yang besar" Jisung berjalan dan membuka lemarinya. Terdapat banyak jejeran baju dari berbagai brand ternama. Dulu Haruto juga memiliki itu semua. Ahhh biarlah itu hanya masa lalu.

"Ini piyamanya, gantilah di kamar mandi" suruh Jisung. Haruto menerimanya. Ia lalu masuk kamar mandi dan mengganti pakaiannya. Celananya cukup pendek tapi bajunya pas. Piyama putih tulang dengan lengan pendek. Haruto nampak tampan.

"Sudah, terimakasih" ucap Haruto. Jisung hanya mengangguk lalu beranjak ke atas kasur. Ia meletakkan guling di tengah-tengah.

"Ini pembatas antara kau dan aku" tegas Jisung. Haruto hanya mengangguk paham. Ia pun melepas sandalnya dan ikut berbaring. Menatap langit-langit kamar. Tak lama dari itu ia mengantuk dan pergi menuju alam mimpi.

••••••

Suara kicauan burung sudah terdengar. Pasti ini sudah pagi. Jaehyun meraba sampingnya. Sudah tak ada orang. Pasti Renjun tengah memasak saat ini. Ia terbangun dan teringat jika kemarin Renjun berbelanja bulanan. Ahh dia jadi ingat satu barang yang ia ingin titip ke Renjun tapi ia lupa.

Jaehyun berjalan ke kamar mandi mencuci muka dan menggosok gigi. Mandi?? Nanti, ini masih pukul lima pagi. Ia keluar dari kamar dan mendapati Renjun tengah duduk dengan memegangi kepalanya.

"Baby?" Renjun menengok. Matanya merah. Ada apa sebenarnya?

"Kau sakit?" Tangan Jaehyun terulur mengusap dahi Renjun. Hangat. Sepertinya Renjun sakit.

Oh, My Sugar! [ JAEREN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang