37. threat?

2.1K 265 22
                                    

"Ayo hyung kita makan" tubuh Jaehyun didorong Jeno. Tak peduli protesan dari mulut sang kakak. Jeno terlalu malas menanggapi Jaehyun.

••••••

"Jadi semuanya mengecat rambutnya hyung??" Jaehyun mengangguk. Renjun tercengang. Kemana hilangnya semua alasan Jaehyun?? Bahkan Jay yang tak tahu apa-apa dan tak ada hubungannya dengan mereka saja ikut-ikutan mengecat rambutnya menjadi blonde.

"Hyung tak memaksa" jawab Jaehyun tak berdosa. Renjun hanya menggeleng saja. Tapi ia juga senang. Melihat semua orang berambut blonde berasa ia bertemu dengan banyak Draco Malfoy. Apalagi ketika melihat Mark tadi. Benar-benar mirip dengan Draco Malfoy apalagi ketika menggunakan kacamata.

"Kau tau hyung??" Jaehyun menggeleng. Ia tak tahu apa-apa. Karena memang ia bukan cenayang yang bisa menebak isi pikiran Renjun.

"Kau menjadi jauh lebih tampan dengan rambut blonde mu" ucap Renjun. Jaehyun menaikkan sebelah alisnya.

"Benarkah??" Renjun mengangguk. Ia tak bohong. Ketampanan Jaehyun naik 2 kali lipat sekarang.

"Aku jadi menyesal kenapa tidak sedari dulu saja aku meminta mu mengecat rambut" ucap Renjun. Tangan lentiknya bergerilya bebas di rambut halus sang dominan. Menyisir rambut itu dan memuji ketampanan sang dominan.

"Baguslah jika kau menyukainya"

"Aku sangat, sangat-sangat menyukainya" balas Renjun. Jaehyun terkekeh. Ia senang melihat wajah Renjun yang berseri seperti ini. Semoga selamanya ia bisa menatap wajah bahagia sang pujaan hati.

"Tadi Mark memberikan beberapa perubahan jadwal ku minggu in-"

"Kau mau ke luar kota lagi?? Atau bahkan luar negeri??" Potong Renjun. Jaehyun menggeleng. Untuk minggu ini sampai tahun baru nanti tidak ada perjalanan jauh. Ia ingin menikmati suasana hangat di rumahnya. Bersama Renjun tentu saja.

"Besok ada konferensi pers" Renjun mengernyitkan dahinya. Konferensi pers apalagi ini??

"Banyak yang sudah menanyakan tentang status kita, hyung hanya ingin menegaskan hubungan kita di hadapan publik"

"Hyung"

"Kenapa?? Kenapa wajah mu terlihat ragu??"

"Aku takut, mereka tak menerima ku, ini akan menjadi masalah jika itu terjadi, aku takut ini membahayakan posisi mu" Jaehyun menggenggam tangan Renjun. Ia tak peduli masyarakat akan menerima Renjun atau tidak. Sekalipun masyarakat menolak Renjun ia akan dengan senang hati mundur dari jabatannya demi Renjun.

"Kau lebih penting daripada jabatan ku"

"Aku tidak ingin menghancurkan sesuatu yang sudah kau perjuangkan selama ini" ucap Renjun. Jaehyun tak peduli. Hidupnya, dunianya, kini adalah Renjun. Ia akan melakukan apapun demi kesayangannya.

••••••

"Pagi yang indah semuanya!!" Teriak remaja 15 tahun dengan mengelilingi meja makan. Hari ini hari pertamanya libur semester. Berbeda dengan sang kakak yang masih sekolah untuk beberapa hari ke depan.

"Berhenti berteriak bocah!" Kesal Jaemin. Satu perubahan mencolok dari pemuda 18 tahun itu. Ia menjadj lebih rajin sejak Jaehyun menyuruh Mark untuk mengantar jemput anak sulungnya itu. Pagi-pagi sekali Jaemin sudah siap dan duduk di meja makan menanti anggota keluarga lain bergabung dan melakukan sarapan.

Oh, My Sugar! [ JAEREN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang