"Tidak ada kopi hitam hari ini" larang Renjun. Jisung terkekeh. Sepertinya sang daddy akan hidup lebih sehat semenjak adanya Renjun. Akhirnya Jaehyun memilih untuk meminum teh saja. Tak apa hanya sehari. Sarapan mereka lalui dengan tenang tanpa gangguan sama sekali. Mereka terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.
••••••
Jisung benar-benar menagih janji Renjun semalam untuk mengantarkan dirinya ke sekolah. Ia sangat semangat sekarang. Di dalam mobil hanya ada Renjun, ia dan seorang supir. Jaehyun?? Pria itu ada pertemuan mendadak jadi tidak bisa ikut mengantarkan ke sekolah.
"Mom, kemarin Jie mendapat nilai sembilan puluh, kata daddy nilainya tidak sempurna padahal nilai itu nilai tertinggi di kelas" ucap Jisung. Renjun mengalihkan atensinya ke Jisung. Raut wajah remaja itu menampakkan wajah sedih. Jaehyun dengan segala kesempurnaannya terkadang bisa menyakiti banyak orang.
"Mungkin daddy hanya ingin Jie mendapat nilai yang lebih dari ini" ucap Renjun lembut. Mencoba untuk membuat Jisung tak sedih karena nilainya itu.
"Kapan mommy dan daddy menikah??"
"Eh?"
"Kenapa mom?? Aku tidak salah kan?? Kapan mommy dan daddy menikah lalu memberikan Jie adik yang menggemaskan??" Jisung dengan segala keingintahuannya membuat Renjun ingin merendam kepalanya di dasar Palung Mariana. Apa-apaan ini?! Sampai kapanpun Jaehyun tak akan menikahinya karena ia hanya pemuas nafsu dan penghangat ranjang saja.
"Mommy laki-laki, tidak bisa mengandung" bohong. Bundanya Renjun laki-laki dan buktinya bisa mengandung. Ini sebuah kebohongan. Dan ia juga bisa mengandung. Tapi mana mungkin ia mengandung anak Jaehyun bukan jika selama ini mereka main aman?? Pikirnya.
"Bubunya Jie juga laki-laki, tapi bubu bisa melahirkan Jie dan Nana hyung" ucapan polos Jisung sukses membuat Renjun kembali diam. Ia tak tahu menahu tentang mendiang istrinya Jaehyun.
"Itu artinya bubu Jie dan Nana hyung itu spesial, jarang sekali laki-laki yang seperti itu, dan mommy bukan laki-laki spesial" Jisung mengangguk-anggukkan kepalanya. Dalam hatinya ia merasa tidak enak dengan Renjun karena sudah mengungkit hal yang sensitif seperti itu. Renjun pasti sedih. Ia juga ingin memiliki anak tapi ia tak spesial.
"Tuan muda, kita sudah sampai di sekolahan anda" ucap supir itu. Jisung sadar dan menyambar tas sekolahnya.
"Mom aku sekolah dulu"
"Hati-hati Jie, nanti jangan pulang sendiri, telpon mommy atau supir untuk menjemputmu" peringat Renjun sebelum Jisung keluar dari mobil. Remaja itu mengangguk semangat. Ia sudah masuk ke sekolah kini. Punggung remaja itu sudah tak tertangkap di netra rubah Renjun.
"Pak, tolong antarkan aku ke rumah sakit dekat penthouse" pintanya dengan sopan.
••••••
Ceklekkk
Renjun membuka pintu dengan perlahan. Terdapat Mingyu di dalam. Pria itu tengah bermain dengan Shotaro. Renjun telat. Harusnya ia yang menyuapi Shotaro tapi ini malah Mingyu.
"Gege~ tadi aku disuapi Mingyu hyung" pamernya. Renjun tersenyum lembut.
"Maaf hyung, Shotaro pasti merepotkan" ucap Renjun tak enak. Mingyu menggelengkan kepalanya. Ia tak merasa direpotkan oleh kedua manusia manis itu. Ia justru senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Sugar! [ JAEREN ]
FanfictionJaehyun adalah presiden yang terkenal sangat bijaksana dan berwibawa di depan rakyatnya. Tapi semua itu pergi ketika bersama Renjun, si pemuda manis yang awalnya mendatangi Jaehyun hanya agar Jaehyun mau membantu dirinya membayar biaya rumah sakit s...