43.pergi dan pamit

73 4 0
                                    

Dari judul bab apakah sudah ada yang bisa menebak...?aku harap kalian sudah bisa menebak yah.

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G
🐻

Pagi pun tiba, sinar matahari yang kini mulai menyambut pagi ini sudah menyinari bumi, bahkan masuk ke dalam kamar gadis cantik lewat celah pintu balkon kamarnya, sinar matahari menyilaukan mata sayu yang masih terlelap tidur.

Huammm

Gadis yang baru saja bangun itu menguap, sulit rasanya ia bangun untuk pagi terakhir kalinya di negaranya ini, banyak yang masih ia fikir kan sekarang, tapi tanpa berlama-lama ia segera beranjak dari tempatnya.

Bertepatan pukul sembilan pagi, kini ia sudah siap dengan beberapa koper yang di seret nya ke luar dari  kamarnya.

Menuruni anak tangga satu persatu, dan pas di anak tangga terakhir ia sudah melihat dengan lengkap papanya, mama vania dan bella sudah berada di ruang tamu.

"Kemarilah" Ucap papa Arkan.

Athaya kini langsung memeluk papanya, orang tua yang masih di milikinya saat ini, jujur sulit sekali ia melepaskan papanya dengan dua manusia iblis ini, tapi ini sudah keputusan papanya, ia juga tidak bisa memberontak apalagi membantah.

"Maafin papa, tapi ini yang terbaik buat kamu" Ucap papa Arkan meneteskan air matanya.

"Hiks.. Pah aku memang kecewa dengan papah tapi aku tahu dibalik semua ini ada sesuatu yang indah" Ucap Athaya.

"Pah boleh aku peluk papa sekali lagi" Izin Athaya.

"Silahkan" Ucap papa Arkan memberikan izin dengan senyuman, senyuman yang selama ini tidak pernah Athaya liat sebelumnya setelah kepergian mamanya.

"Makasih pah, aya pamit" Ucap Athaya mencium punggung tangan papanya.

Tanpa melirik mama vania dan bella Athaya melangkahkan kakinya menuju ke area pintu rumah, sebelum benar-benar pergi Athaya membalikkan badanya untuk melihat papanya terakhir kalinya sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan negara ini.

"Aku harap ini bukan pelukan terakhir kalinya pah, semoga papah selalu bahagia" Ucap Athaya dalam hati.

Kemudian Athaya masuk kedalam mobil yang sudah di sediakan oleh  papanya, mobil itu kini melaju dengan kecepatan sedang, kalau kalian berpikir menuju bandara, itu salah, karena sebelum pergi ke bandara Athaya memeberhentikan mobilnya di komplek perumahan elit dan berhenti tepat di depan mension keluarga leonard.

Ting...

Ting....

Ting....

Suara bel berbunyi membuat salah satu bawahan yang berkerja di mension itu membukakan pintu gerbang.

"Siapa yah...?" Tanya pekerja.

"Saya Athaya pak" Ucap Athaya memperkenalkan diri.

"Ouh neng Athaya, yang pernah di bawa sama aden atha kan yah...? Kumaha kabarnya..?" Tanya pekerja itu.

"Baik Pak" Jawab Athaya sembari tersenyum ramah.

"Syukurlah, nah iya eneng teh mau ngapain kesini...?ada perlu ama si aden tah..?tapi kan ini masih jam sekolah neng, jadi aden teh lagi sekolah"tanya pekerja.

Wound In Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang