34.Amnesia

54 5 0
                                    

Dari judul kayak nya kalian sudah bisa menebak part kali ini yah.

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G
🐻

Di perjalan menuju rumah sakit, Athaya tak henti-hentinya berdoa untuk Athala.

"Pak lebih cepat lagi donk, ini pacar saya pendarahan nya makin banyak" Desak Athaya.

"Tha, wak up gua tahu lo bisa denger gua, gua mohon bangun, dan jalanin semua dari awal tha" Racau Athaya.

"Tuhan aku mohon jangan ambil rumah ku lagi, cukup mama yang engkau ambil, Athala jangan"mohon Athaya.

"Bak ini mau ke rumah sakit mana ...? Soalnya kalau rumah sakit besar masih cukup jauh" Tanya supir taksi.

"Ke rumah sakit hospital leonard pak" Jawab Athaya cepat.

Supir taksi hanya meng angguk-angguk kan kepalanya, ada sedikit pergerakan dari tubuh Athala yaitu jarinya.

"Tha aku tahu kamu pasti kuat, aku mohon bertahan yah, jika bukan karna aku, tolong bertahan demi keluarga dan teman-teman kamu" Racau Athaya.

"Mah bantu Athaya mah, kali ini aja, bantu Athaya untuk kuat dengan semua yang terjadi" Ucap Athaya dalam hati.

"Tha, kayak nya gak bakalan seperti ini kalau kamu gak kenal aku tha, maaf maafin aku" Ucap Athaya dengan mulut yang terus meracau.

Sesampainya di rumah sakit, Athala langsung di letakkan di brankar rumah sakit, dan segera di tangani oleh beberapa dokter.

Saat Athaya lagi duduk menunggu dokter memeriksa Athala, Athaya tak sengaja melihat bunda Andini, yang dimana bunda Andini tuh salah satu dokter di rumah sakit hospital leonard.

"Loh Athaya, kamu Athaya kan...?" Tanya bunda Andini memastikan.

"Eh bunda" Ucap Athaya kaget, sambil mengusap air matanya.

Sedangkan Regan tadi pamit ke toilet, ntahlah itu urusan Regan.

"Kamu kenapa sayang....?dan siapa yang lagi kamu tangisin...?" Tanya bunda Andini berturut-turut.

"Bunda, maaf- maafin Athaya bun, Athaya gagal" Ucap Athaya dengan nada lemah.

"Gagal kenapa sayang, cobak jelasin ke bunda satu persatu, terus siapa orang yang di dalam ruangan IGD , kenapa kamu sampai se khawatir ini....?" Tanya bunda.

Dan akhirnya Athaya menceritakan kejadian dari sepulang sekolah sampai ia bertemu dengan bunda Andini

Bunda Andini kaget dengan apa yang di ceritakan Athaya, anak sulungnya sekarang lagi sekarat di dalam ruangan itu, kenapa ia tidak tahu dari tadi.

"Bunda maaf" Ucap Athaya dengan nada tulus.

Bunda Andini tak kuasa menahan air matanya, air mata yang kini sudah mengalir, bunda Andini tanpa menghiraukan ucapan Athaya, kini ia bergegas mengabari suami dan adik dari anak sulung nya.

Bunda Andini kini hanya berdiam diri sembari berdoa untuk keselamatan untuk putra sulungnya sambil menunggu keluarganya menyusul.

Wound In Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang