27.Jadian

32 6 0
                                    

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G
🐻

Selesai sarapan pagi, Athala mengajak Athaya untuk berkeliling di area sekitar rumahnya.

"Ay, nanti gua anterin lo pulang yah, tapi sebelum pulang, gua mau ajak lo sebentar ke danau" Ajak Athala.

"Iya gak papa kok, yang penting gak ngerepotin ello" Ucap Athaya.

Athala menjawab dengan senyuman, dan mereka melanjut acara berkeliling nya.

o0o

D

i lain tempat.

Seorang cowok lagi memandangi masjid yang dimana di teras masjid terdapat seorang perempuan cantik.

Seseorang itu hanya tersenyum, dia semakin yakin, bahwa dia tidak akan pernah bersatu dengan seseorang yang sekarang ia pandangin.

"Aden teh lagi ngeliatin masjid yah...?" Tanya mang udin, yang merupakan penjual nasi goreng.

"Eh iya mang, sebenarnya bukan masjid nya tapi perempuan muslimah itu" Ujar leo.

Laki-laki yang sedari tadi memandangi masjid itu adalah leo, dan perempuan muslimah itu siapa lagi kalau bukan syakila.

"Kenapa tidak di samperin aja atuh, sekalian sholat, sebentar lagi kan ini masuk waktu sholat dzuhur" Ujar mang udin.

"Saya non muslim mang" Jawab leo sembari tersenyum ramah.

"Astaghfirullah, maaf atuh den saya gak tahu,kalau saya tahu tadi saya gak bakalan nawarin" Mohon mang udin.

"Gak papa kok mang,emang seharusnya saya keluarin saja kalung salib saya, tapi saya selalu menyimpannya di dalam, sehingga kebanyakan orang salah paham"ucap leo.

"Aden teh suka yah ama neng syakila....?" Tanya mang udin tiba-tiba

"Iya, saya mencintainya dan merasa kagum karna akhlaknya nya, tapi kenyataannya saya tidak bisa bersama dengan dirinya" Sedih leo.

"Bukannya aden sudah tahu, kalau kalung salib yang melingkar di leher aden tidak akan pernah bersatu dengan tasbih di tangan neng syakila, kenapa aden masih nekat mencintai nya...?" Tanya mang udin.

"Memiliki nya mungkin memang bukan menjadi takdirku,menemani hidupnya pun juga mungkin memang bukan menjadi tugasku, dia hanya di hadir kan untuk aku belajar apa itu arti melepaskan dan mengikhlaskan" Ujar leo.

Pada kenyataannya memang istiqlal dan katedral tidak akan pernah menyatu, kecuali salah satunya berpindah agama.

"Akan tetapi mendoakannya dalam diam agar dia tetap baik-baik saja itu adalah pilihan terbaik, yang mungkin bisa aku lakukan dan berikan untuknya"imbuh leo.

" Lantas apa yang membuat aden masih mencintai nya sampai sekarang....? Sedangkan aden sudah tahu betul bahwa kalian berbeda"Tanya mang udin.

"Dia adalah orang pertama,  yang  membuatku mencintainya sejatuh-jatuhnya, merindukan nya sedalam-dalamnya,dan membuatku merasa takut kehilangan,yang padahal sebenarnya ,aku pun tidak punya hak untuk menahannya untuk pergi"jelas leo.

Kasihan sekali anak muda ini pikir mang udin, sekalinya jatuh cinta malah di tentang oleh Tuhan masing-masing.

"Karena aku pun juga tidak pernah bisa untuk memilikinya" Sedih leo, dengan meneteskan sebulir air matanya.

Mang udin ikutan sedih jadinya kalau melihat seseorang yang sudah tulus mencintai tapi tidak bersama.

"yang sabar ya den, saya teh tahu pisan keadaan hatinya aden sekarang, neng syakila mungkin juga begitu"cerca mang udin menenangkan.

" Iya mang, saya juga sudah ikhlas dengan semuanya, sekarang tugas saya hanya mengikuti alurnya saja, sebagaimana mestinya" Ucap leo.

"Neng syakila teh perempuan yang geulis pisan, akhlaknya teh baik, saya teh mengenalnya karena setiap hari jum'at iya sering membagikan makanan-makanan kepada fakir miskin, dan pedagang-pedagang kecil seperti mamang" Jelas mamang.

"Sebaik itu bukan dia" Kagum leo.

"Ya sudah mang, saya pamit dulu, makasih sudah mau mendengarkan cerita saya, dan ini ada sedikit rezeki untuk mamang" Pamit leo sembari memberikan beberapa lembar uang berwarna merah.

"Makasih pisan atuh den" Ucap mang udin terharu.

"Semoga aden teh di berikan jalan terbaik dari gusti yang maha Agung, agar diberikan kelancaran didalam setiap perjalanan nya"doa mang udin dalam hati.

o0o

Kembali ke posisi Athala dan Athaya, sekarang mereka lagi jalan menuju danau yang kemarin sempat mereka kunjungi.

Setelah sampai di danau, Athaya menghirup udara segar banyak banyak.

"Ay, gua mau ngomong sesuatu boleh"ucap Athala serius.

"Mau ngomong apa, toh sekarang lo juga lagi ngomong tha" Canda Athaya di sertai dengan kekehan kecil.

"Sebentar dulu, gua mau vidio in percakapan kita sekarang, biar sampai kapan pun kita akan selalu ingat bahwa kita pernah menjadi sepasang kekasih" Ucap Athala menyalakan kamera vidio dari ponselnya.

"Maksudnya...?" Tanya Athaya bingung.

"Athaya zelina Caroline, will you be my Girl friend...? Gua tahu ini kecepatan gua nembak ello, tapi jujur Ay, gua ngerasa nyaman saat ada di samping ello, gua ngerasa hal yang gak pernah gua rasain tapi gua rasain saat bersama lo, gua gak mau maksa lo juga kok, mau lo Terima atau pun nggak itu hak lo, gua gak mau maksa kok, tapi harapan terbesar gua lo nerima gua" Ucap Athala serius, dengan sorotan mata teduh ke arah Athaya.

"Gue- gua gak tahu harus jawab apa tha, tapi gua yakin lo bisa menjadi seseorang yang terbaik buat gua" Ucap Athaya.

"Jadi....?" Tanya Athala meminta kepastian.

"Gua mau, karna gua udah percaya sama lo, tapi gua gak tahu kedepannya hubungannya kita gimana, gua percayain semuanya ke ello tha" Ucap Athaya dengan yakin.

"Iya, gua janji kok gua gak bakalan ninggalin, mau bagaimanapun lo pacar pertama gua, kalau suatu hari nanti gua ninggalin ello, ingetin gua soal janji gua, kalau perlu lo tampar gua, atau pukul gua, bikin gua sadar bahwa gua pernah ngejanjiin sesuatu yang berharga ke ello" Ucap Athala mantap.

"Ok lo janji yah, awas lo kalau sampek bohong atau ingkar janji, ouh ya gua cuman mau bilang, gua paling gak suka sama kata selingkuh,dan gua harap jangan sampek lo mainin gua tha,udah cukup sakit yang selama ini gua dapat, gua mohon lo jadi sumber kebahagiaan gua" Ucap Athaya berharap.

"Iya Ay gua janji, gua juga berharap lo cerita semua masalah lo ke gua, jangan ada yang di tutup-tutupi, kalau lo sakit gua juga harus ikut sakit biar kita imbang" Ucap Athala.

"Tha, jangan pernah ninggalin gua yah, sekali lo ninggalin gua, saat itu juga lo gak bakalan ngeliat gua lagi" Ucap Athaya dengan sorotan mata tajam nya, seperti nya ucapan nya tidak main-main.

"Iya" Ucap Athala.

Setelah mengatakan itu Athala segera membawa Athaya kedalam pelukannya.

"Lo gak tahu aja ay, ini semua tujuan gua ngedeketin ello, biar temen-temen gua percaya kalau gua bisa menang dari taruhan ini" Ucap Athala dalam hati.

Jahat...? Tentu Athala jahat sekali woi, mana Athaya udah berharap banget lagi, kan jadi kasian.

Setelah acara berpelukan mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju ke rumah Athaya.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

TBC.

Wound In Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang