57.Ketegangan

83 1 0
                                    

"Tuhan boleh mengambil permata ku, tapi kumohon jangan pernah ambil semestaku"
-Athala
*
*
*
*
*
H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G
🐻

Sekarang usia kandung Athaya sudah menginjak usia 9 bulan di minggu pertama.

Athaya sendiri tidak sabar untuk melihat kedua permata nya nanti lahir, bahkan ia sengaja tidak ingin mengetahui jenis kelamin keduanya agar menjadi kejutan nantinya.

Dari hasil foto USG nya, dia sangat bahagia, ia sendiri selalu menanti kehadiran kedua bayinya, banyak harapan yang Athaya panjatkan, ia hanya ingin mengasuh anak nya dan menemani pertumbuhan anaknya dari kecil hingga dewasa nantinya, akan tetapi ia tidak akan menjadi manusia serakah ia sudah cukup bersyukur dengan kebahagiaan yang selama ini ia rasakan, ia tidak mau egois dengan memaksa Tuhan untuk mengabulkan doanya.

Athaya sekarang lagi duduk di teras rumah, memandangi air hujan yang menurutnya itu adalah kecanduannya, apalagi bau tanah selepas hujan turun.

yang selama ini Athaya yakini adalah ia selalu yakin dan percaya bahwa setelah hujan badai bahkan oetir sekalipun, itu setelahnya akan muncul pelangi sebagai kebahagiaan.

Saat lagi membayangkan betapa bahagianya keluarga kecil nya nanti beserta kedua anak nya, Tiba-tiba perut Athaya merasa sangat sakit.

"ATHA" Teriak Athaya dari teras rumah.

Athaya yang memang lagi santai di ruang tengah sambil mengecrk beberapa berkas itu, panik ketika mendengar teriakan sang istri, bahkan tanpa menghiraukan apapun ia segera berlari ke arah sang istri.

"Sayang hei, kenapa...?" Tanya Athala panik, otak Athaya Seakan-akan berhenti bekerja saat ini, nge blank.

"Tha, kayak nya aku mau lahiran, atha, sakit banget tha shhhh" Keluh Athaya menahan rasa sakit di perutnya.

Athala yang mendengar itu syok dan langsung memanggil pak mamat untuk segera menyiapkan mobil.

"Sayang kamu bertahan yah, aku yakin kamu bisa dan inget jangan pernah menutup mata, aku yakin kamu kuat" Ucap Athala berusaha menenangkan.

Athala menyetir mobil nya dengan kecepatan tinggi akan tetapi masih dalam keadaan waras, Athala sengaja menyetir sendiri agar ia cepat sampai, bahkan ia tidak menghiraukan jalanan yang sangat licin.

Di perempatan jalan, tanpa di duga ada truk yang melintas dengan kecepatan yang sama-sama tinggi, sehingga membuat Athala membanting setirnya kearah samping, membuat mobil itu menabrak mobil yang lain.

Brakkkkk

Suara hantaman dan dentuman yang keras membuat semua orang mengerumuni tempat itu.

"Pak, to-tolong-ngin istri saya-ya-di-dia -ada -di -dal-lam, -dia mau-melahirkan" Ucap Athala terbata-bata sebelum akhirnya kesadarannya hilang.

Semua korban itu segera di bawa oleh ambulan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wound In Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang