53.Rapuh

54 3 0
                                    

"Pada dasarnya manusia hanya sebagai titipan bukan untuk di abadikan"

H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G
🐻

Bugh..

Satu pukulan keras mengarah pada perut Alex yang kini keadaan nya sangat kacau, bahkan terlihat tidak baik-baik saja, baju basah kuyup, rambut acak-acakan.

Namun Alex tidak bergeming saat mendapatkan pukulan itu, bahkan bibir pucat nya seakan-akan bungkam bak orang bisu.

"Puas lo hah!? Puas lo udah bunuh sepupu gua...? Dimana otak lo, lo simpan hah! Jawab bangsat bukan cuman diem aja, gua butuh penjelasan bukan mulut bisu lo!" Murka athala.

"Athala udah hiks... Kita tenang dulu, bicara in dengan kepala dingin, jangan emosi gini, lo gak liat keadaan sepupu lo hah! Gua juga sakit tha, ngeliat clara terbaring lemah kayak gitu hiks... " Ucap Athaya menenangkan.

"Apa lo bilang...? Baik-baik...? Gimana bisa gua ngomong secara baik-baik dengan si brengsek ini, gak bisa ay, kalau emang lo masih benci clara hanya karena masa lalu mending lo gak usah ngeluarin air mata sampah lo itu" Maki athala kelewat batas.

Plak

Suara tamparan itu menggema di lorong rumah sakit, sang empu yang merasa tertampar menolehkan kepalanya ke samping, Athaya menamparnya...? Apa salahnya, kenapa disini ia di tampar...?tanya Athala bingung.

"Lo pikir gua se licik itu hah! Gua juga sakit ngeliat clara kayak gitu, bukan lagi soal marah atau dendam, tapi disini Alex juga ngerasain hal yang sama, sakit , sedih muak, dan pengen marah  tapi apa ia melakukan itu...? Nggak kan, karena dia tahu mau dia semarah apapun itu gak akan ngerubah keadaan, jadi stop buat keributan tha, kita udah Sama-sama dewasa, kita dengerin dulu penjelasan Alex, jangan main hakim sendiri " Jelas Athaya.

"Gua minta maaf, gua tahu ini salah gua, tapi gua kebawa emosi tadi, kenapa setelah 3 tahun clara tanpa kabar menghilang bak di telan bumi , kini ia kembali muncul di hadapan gua yang membuat gua langsung tersulut emosi, gua yang udah emosi segera pergi dari taman dan saat gua mau ke arah mobil gua di parkir, tanpa di sangka terjadi kecelakaan dan itu clara dengan mobil hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi, gua langsung berbalik dan membawa clara kesini, gua gak tahu harus ngelakuin apa-apa, gua takut, gua cemas, gimana kalau sampai clara ninggalin gua lagi, gua minta maaf" Jelas Alex dengan tatapan sendunya.

"Lo denger kan tha, disini bukan cuman kita yang sedih, ada orang lain yang jauh lebih merasa sedih di bandingin kita, dan disini kesalahan nya hanya karena 3 tahun kemana hilangnya clara...? Apa lo tahu sesuatu...?" Tanya Athaya hati-hati.

"Biar saya yang menjelaskan Athala" Potong seseorang.

Dia adalah papa dari clara, beserta keluarga Athala yang kini sudah berkumpul di depan ruangan clara.

"Biar om saja yang menjelaskan kepadanya, sudah memang seharusnya ia mengetahui, karena memang ini saat nya, om berfikir clara mungkin akan lebih bahagia lagi ketika ia balik ke Indonesia, ternyata ia kini kembali terluka, om sudah berfikir kepergian clara tapi tidak pernah berfikir kepergiannya lebih di percepat seperti ini " Keluh om indra.

"Mak-sudnya apa om, kepergian...? Siapa yang bakalan pergi...?" Tanya Alex memotong pembicaraan.

"Dengarkan saya, dan jangan pernah memotong ucapan saya paham kamu!" Ucap om indra dan di balas dengan anggukan oleh Alex.

Wound In Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang