12

629 45 8
                                    


#####

Bastian mengetuk pintu ruang musik yang ada di jurusan teknik. Dia sudah janji akan menemui Gavin di jam akhir kuliahnya. Bastian membawa langkahnya masuk ke dalam ruangan itu, Gavin disana sedang memangku gitarnya.

Gavin terlihat fokus mengatur senar gitar, belum sadar dengan kehadirannya. Bastian sempat tertegun, Gavin yang sedang fokus terlihat berkali lipat lebih tampan.

"Ehkhem.." Bastian berdeham. Gavin langsung menoleh dan tersenyum. Kemudian menepuk bagian kosong disebelahnya, menyuruh Bas duduk disana. Bastian menurut.

Bastian tersenyum, kemudian menaruh dagunya di pundak Gavin. "Kenapa ngajak ketemunya disini?"

Gavin terdiam sebentar, sebelum menjawab "Karena tempat biasa kita ketemu udah kotor"

Bastian tau apa maksud kata 'kotor' disini. Bastian menatap Gavin dari samping, sejujurnya ia merasa bersalah karena sudah memakai tempat itu. Meskipun sebenarnya itu tempat umum, tapi mungkin bagi Gavin itu adalah tempat khusus untuk mereka berdua.

"Maaf.." ucap Bastian sambil menegakkan tubuhnya.

Gavin menyandarkan gitarnya ke tembok, kemudian menatap Bastian intens. Dua pasang mata itu saling bertatapan penuh arti.

"Maaf untuk apa?"

"Maaf karena udah sembarangan pake tempat itu"

Gavin mendengus, jadi bastian hanya menyesal karena memakai gudang itu, bukan karena dia membawa Jeo dan melakukan seks disana.

"Kenapa diem?" tanya Bastian yang bingung karena Gavin hanya menatapnya lekat tanpa menjawab apa-apa.

Tiba-tiba Gavin menarik dagu Bastian, mencium bibir tipisnya, aroma strawberry menguar. Kadang Gavin bingung, Bastian merokok tapi dia tidak memiliki aroma rokok sama sekali di napasnya.

Bastian membalas dengan mengeluarkan lidahnya, menjilat bibir bawah Gavin erotis.

Merasa sudah mendapatkan akses, Gavin membalasnya lagi dengan menghisap lidah nakal itu.

"Eungh.."

Ciuman mereka berubah menjadi lebih intens dan menuntut. Tangan kekar Gavin masuk kedalam kemeja Bastian. Naik merambat sampai diputing mencuat lelaki mungil itu. Memilinnya dan mencubit-cubit kecil, tubuh Bastian meremang.

"Engghh..."

Tapi Bastian tidak mau kalah, tangannya juga mulai nakal membuka sabuk di celana Gavin. Meraba kejantanan lelaki itu yang mulai mengeras. Mengusapnya dengan cara sensual.

Ceklek!

Suara pintu terbuka, Bastian reflek menjauh kan diri dari Gavin. Kemudian menoleh ke arah pintu yang sudah terbuka. Dio disana, dengan ekspresi sama terkejutnya seperti mereka.

"Sorry, gue pikir ga ada orang" ucap Dio. Gavin mengusap wajahnya kasar, ada apa dengan timingnya?

"Kenapa kesini?" tanya Gavin.

"uh, gajadi.. kalian lanjut, sorry ganggu" Dio buru-buru keluar dari sana. Mengutuk dirinya sendiri karena sudah ceroboh.

Bastian menatap Gavin dengan tatapan tanda tanya. Gavin menyedikkan bahu.

"Dia aman kan?" tanya Bas. Takut-takut Dio menyebarkan apa yang lelaki itu lihat barusan.

"Aman sayang, dia paling aman, gue jamin" Gavin meyakinkan Bastian.

Tapi yang Bastian tangkap malah Gavin yang percaya dan yakin pada Dio adalah satu pembuktian kalau mereka memang sangat dekat.

"Kok ngelamun? sini.. lanjut lagi.." Gavin dengan gampangnya mengangkat tubuh Bastian, dia bawa ke atas pangkuan.

Let Me LOVE YOU ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang