#####Bastian menguap beberapa kali disela-sela pelajaran, benar-benar tidak berminat. Belajar dan mendengarkan ceramah bukanlah hobinya. Kuliah bagi Bastian hanyalah formalitas saja. Karena didalam keluarganya minimal mereka memiliki bukti kelulusan S2.
Kalau seandainya bukti itu bisa dibeli dengan uang, Bastian akan membelinya, berapapun.
Bastian tersentak kaget, ketika tiba-tiba seseorang dari kursi belakang melempar sebuah kertas ke atas mejanya. Bastian mengernyit, membuka gumpalan kertas itu lalu tersenyum ketika membaca tulisan disana.
"Bosen kan, kak? main yuk"
Bastian terkekeh kemudian menoleh ke belakang, Jeo melambaikan tangan sambil mengedipkan sebelah mata. Bastian berpikir sebentar, beberapa detik, lalu berdiri dari bangkunya. Membuat seluruh pasang mata langsung menatap ke arahnya.
"What?!..gue mau ke toilet, kalian mau ikut?" ucap Bastian ke mereka semua. Dia mengambil sebungkus rokok dari tas, lalu keluar dari kelas. Tujuannya adalah belakang kampus.
Jeo mengikutinya dari belakang, tanpa mengindahkan tatapan dari orang-orang disepanjang lorong yang bingung karena pemuda itu berjalan sambil tersenyum menatap punggung Bastian.
"Hei.." sapa Jeo setelah sampai di belakang kampus.
Bastian mengacak rambut Jeo. "Gue pikir lo ga masuk kelas tadi"
"Gue terlambat, gara-gara kesiangan" ucap Jeo. Bastian tertawa jenaka.
"Abis ngapain semalem? nge yadong ya?" mata Jeo melebar mendengar pertanyaan asal Bastian. Lalu menggelengkan kepala cepat.
"Gakk.. ngaco. Gue abis ikut balapan" ujar Jeo. Bastian mengerut alis, tidak asing dengan kata balapan.
"Balapan? balapan liar?" tanyanya. Jeo mengangguk.
"Bareng Gavin." ucap Jeo lagi. Bastian berdecih, sudah menduga.
"Ternyata bener kata Finn. Lo memang mirip sama dia" ucap Bas sambil mengeluarkan sebatang rokok, lalu menyulutnya.
"Siapa?" Mata Jeo tak lepas memandangi bibir Bastian yang sedang mengeluarkan kepulan asap itu.
"Finn.." jawab Bas. Lalu tersentak saat sadar kemana arah mata Jeo. "Dia bilang lo mirip Gavin, ternyata bener"
Bastian menyodorkan rokok diampitan jarinya ke bibir Jeo. Pemuda itu langsung menghisap rokok dari tangan Bas.
"Banyak yang bilang begitu, tapi Gavin lebih keren" sahut Jeo.
Bastian tersenyum tipis. "waktu pertama kali liat lo, gue sempet mikir apa kita pernah ketemu.. ternyata bener, lo dulu suka ngintilin Gavin kan?"
Bahu Jeo menegang, apa dia baru saja ketahuan?
"Lo pasti tau hubungan gue sama Gavin" ucap Bastian lagi sambil menatap Jeo intens.
Jeo termenung, matanya bergerak gelisah, tidak tau harus menjawab apa. Melihat itu, Bastian tekekeh geli. Padahal dia hanya menebak, tapi tingkah Jeo sudah menjawab semuanya.
"gausah panik, gue chill.. kalo memang Gavin cerita tentang gue ke lo, itu berarti lo orang yang dia percaya, dan gue harus percaya juga sama lo"
Jeo tersenyum kaku, "Gue juga baru tau belum lama ini sih" menggaruk tekuknya yang tidak gatal.
Bastian menatap Jeo sembari menggigit bibirnya, "hei, mau gue cium?"
"huh?" Jeo terkejut.
"Kayanya dari tadi lo merhatiin bibir gue terus, gue pikir lo mau gue cium lagi, kaya kemaren" ucap Bas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me LOVE YOU ! [COMPLETED]
FanfictionEND || Chanbaek AU || I'm not the only one 🥀 || RATE 18+ || Rank; #1 Baekhyun