31

508 45 14
                                    

#####

Jeo berlari disepanjang lorong rumah sakit, wajahnya sangat gusar, mencari nomer kamar yang barusan di sebut suster.

"Ini dia.."

Jeo membuka pintu itu dan menghela napasnya panjang saat melihat Bastian duduk di atas ranjang rawat. Tubuh Jeo merosot ke bawah, ia jongkok, menundukkan kepalanya sambil menggumam syukur karena Bastian baik-baik saja.

"Je.." Bastian menghampiri Jeo sambil membawa tiang infusnya.

"Shit! Kak.. gue takut banget.." Bastian bisa melihat tubuh Jeo gemetar hebat.

Bastian menatap pucuk kepala Jeo, benar-benar menyesal..

"Gue gapapa"

Jeo mengangkat kepalanya, menatap Bastian lama lalu berdiri. Meraih pelan pergelangan tangan Bastian yang sudah di perban rapih. Jeo menatap tangan itu.

"Gue kan bilang, cerita!! kalo sedih ya nangis!! kalo sesak ya cerita sama gue!! apa gunanya gue disini?!" Suara Jeo ditekan.

Bastian mengerti dengan marahnya Jeo sekarang.

"Meskipun hubungan kita cuma pura-pura, tapi seenggaknya gunain gue dengan baik, Kak! manfaatin gue sesuka lo!!"

Bastian akan membiarkan Jeo meluapkan amarahnya.

"Jangan kaya gini, lo bikin gue ngerasa gagal karena ga bisa tepatin janji gue buat jagain lo.. Liat, tangan cantik lo jadi kaya gini.. argh! fuck!!"

"Je.."

"Jangan kaya gini lagi, please" Jeo beralih menatap Bastian dengan wajah putus asanya. Lalu memeluk lelaki cantik itu.

"Janji sama gue, ini yang pertama dan yang terakhir lo lukain diri lo sendiri"

Bastian langsung melepas tangisannya di dalam pelukan Jeo.

Benar, ini lebih baik.. menangis sambil dipeluk seseorang itu jauh lebih baik daripada menangis sendirian dan menyakiti diri sendiri.

****

Setelah selama hampir satu jam Bastian menangis, akhirnya lelaki itu bisa lebih tenang.

"Gue ga suka di rumah sakit" celetuk Bastian sambil melipat kakinya duduk di atas ranjang rawat. "Kasurnya ga enak"

"Tapi lo belum boleh pulang sampe besok, kata dokter lo juga kurang gizi.."

"Bohong!" Bastian menatap Jeo sambil mempoutkan bibirnya.

"Tapi yang pertama gue ga bohong, lo memang belum di ijinin pulang.. sebelum orang tua lo jemput kesini"

"Emang gue anak kecil?"

"Ini bukan soal lo masih kecil atau enggak, lo lukain tangan lo sendiri, dan itu di anggap sebagai percobaan bunuh diri. Lo boleh pulang kalo udah ketemu sama Psikiater, prosedurnya begitu" ujar Jeo serius.

Bastian menghela napasnya berat. "Gue punya dokter sendiri"

"Mereka pilih dokter yang ada disini buat catatan medis lo, setelah itu baru lo ketemu dokter pribadi lo.. terserah"

Let Me LOVE YOU ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang