54

503 41 16
                                    

#####




Sehun melepas pelukannya ketika merasa tangisan Finn mereda. Mereka masih berada di depan rumah Ruhu. Sehun tidak bisa membawa langkahnya pergi sebelum ia memastikan Finn tenang.

"Hiks.. gue gasuka kaya gini" Finn mengusap wajah basahnya, "Kenapa lo serumit ini sih Sehun?"

Sehun menatap wajah basah itu, sembari diam-diam merangkai sebuah kalimat di dalam pikirannya.

"Kenapa sih lo gak jadi brengsek aja? huh?! kalo lo brengsek, gue bisa gampang benci sama lo, Sehun. Tapi kalo lo baik kaya begini gue jadi ga punya alesan buat benci sama lo.. hiks.. dada gue sakit banget, sesek. Gue frustasi kalo lo begini" Finn merosot ke bawah, berjongkok sambil menyembunyikan wajahnya di dalam lipatan tangan yang bertumpu diatas lutut.

Sehun masih diam, menatap kepala dan bahu bergetar lelaki itu.

Finn mulai mengingat semua hal yang pernah ia dan Sehun lakukan bersama. Hal kecil yang berhasil menumbuhkan sebuah harapan di hatinya.

Finn suka bagaimana jantungnya berdebar hebat setiap kali Sehun mengenggam tangannya secara tidak sengaja, setiap Sehun mengacak poninya dan tersenyum karenanya. Tapi entah sejak kapan debaran jantung itu berubah menjadi rasa sesak di dada ketika dia tahu bukan hanya dia satu-satunya yang Sehun perlakukan seperti itu.

Sehun ikut berjongkok, mengusap bahu Finn, lalu mengangkat kepala lelaki itu untuk mencari dua pasang mata basah disana.

Sementara itu hujan mulai kembali turun, langit seolah ikut mendukung suasana mendung diantara mereka berdua.

"Hiks.. kenapa susah banget sih buat dapetin hati lo, Sehun"

"Finn.." Sehun mengusap pipi Finn dengan ibu jarinya. "Maaf.. Maafin gue."

"Berenti minta maaf! gue ga butuh maaf lo! Sehun" Finn semakin frustasi.

"Terus gue harus gimana, Finn? Gue suka sama lo! gue suka setiap kali lo keliatan malu-malu di depan gue, gue suka liat pipi lo merah cuma karena mata kita ketemu. Tapi gue ga punya cukup keberanian buat ngakuin itu! gue ga punya kepercayadirian buat bawa lo masuk kesini" Sehun menunjuk dadanya sendiri. "Disini hancur, Finn. Lo pasti gak akan suka"

Finn tertegun, sepersekian detik kemudian tangisnya kembali pecah. Bagaimana ini, dia bahagia tapi juga sedih di waktu yang sama setelah mendengar semua itu.

"Gue... gue pengecut." ucap Sehun lagi. "Gue takut waktu lo bersikap dingin, gue takut gue ga bisa liat tingkah gemesin lo lagi. Tapi gue ga bisa berbuat apa-apa, gue ga punya hak buat terus minta lo jangan berubah sementara yang gue lakuin cuma bikin lo nangis. Iya, gue sulit. mungkin gue lebih sulit dari soal matematika yang paling lo benci waktu di sekolah. Lo harusnya benci sama gue, bukan malah ngemis cinta kaya gini.. gue cuma kepingan kaca yang gamungkin bisa utuh lagi, Finn."

Finn langsung memeluk Sehun erat, menangis sekencang mungkin, tanpa mengindahkan kepalanya yang mulai berdengung.

"Hiks.. gue cuma mau ngemis cinta sama lo, Sehun.. cuma lo yang gue mau.. hiks.. kalo bukan sama lo, gue gak akan begini"

Sehun memejamkan matanya, lalu membalas pelukan Finn. Tanpa sadar air matanya ikut menetes. Akhirnya ia tahu sekarang, perasaan aneh apa yang ada di hatinya.

Let Me LOVE YOU ! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang