Soobin, sudah lima belas menit berlalu sejak dia berdiri didepan pintu kamar Taehyun yang tertutup, masih belum memiliki keberanian untuk mengetuknya. Nyatanya Soobin yang memiliki kepercayaan diri tinggi saat berhadapan dengan kamera, tak ubahnya hanya seorang pengecut saat harus berhadapan dengan adiknya sendiri. Katakanlah ia berlebihan, tapi beberapa orang memang bisa menjadi payah saat berhadapan dengan seseorang yang berarti baginya.
Ditambah dalam kasus ini, Soobin baru saja berbuat kesalahan yang sangat melukai adiknya sendiri.
Tapi ini adalah kesempatannya. Mereka harus bicara, mereka harus menyelesaikan masalah agar kecanggungan ini berakhir, atau nantinya malah akan membangun jarak yang lebih curam diantara keduanya. Hubungannya dengan Taehyun sudah renggang, dan Soobin tidak ingin semuanya memburuk.
Maka perlahan ia mengangkat tangannya, mengetuk pelan pintu berwarna putih itu.
Tok tok tok
"Taehyun?"
Tidak ada jawaban. Soobin kembali memanggil dan bersiap untuk mengetuk lagi sebelum pintu akhirnya dibuka dan menampakkan Taehyun dengan pakaian yang hampir basah semua seperti baru saja bermain air.
"Ya?"
"Apa yang sedang kau lakukan? Mengapa pakaianmu basah semua?"
Taehyun belum sempat menjawab saat seonggok buntalan berbulu mengeong dari arah belakang dan berjalan keluar melewati mereka begitu saja masih dengan handuk kecil yang tersampir diatas tubuhnya. Handuk yang menjuntai menyapu lantai itu membuat Hobak terlihat seperti keset berjalan. Sesaat aura ketegangan yang Soobin rasakan seolah menguap menjadi lebih cair.
Ia terkekeh geli melihat raut sebal Taehyun yang mengikuti arah berlalunya kucing abu-abu itu. Sudah menduga bahwa mereka (lagi-lagi) habis perang air. Pasti Hobak memberontak saat dimandikan yang membuat air menciprat mengenai Taehyun yang membuatnya basah.
"Sudahlah, sana ganti baju atau kau akan demam nanti. Hyung tunggu dibawah, kita harus bicara"
Taehyun mengernyit sebentar, lalu kemudian mengangguk. Pintu kembali ditutup menyisakan Soobin yang tersenyum tipis. Terimakasih Hobak, karena membuat hati Soobin menjadi sedikit lebih lega.
Ia pun berbalik, mengikuti Hobak menuruni tangga. Memungut handuk yang sudah kucing itu jatuhkan dan menggendong Hobak yang langsung memberontak tidak suka. Soobin meringis.
"Anak nakal, aku juga pemilik mu tahu!" gerutu Soobin kesal. Hobak mengeong keras lantas melompat dari gendongan Soobin, kabur entah kemana. "Awas kau!"
Soobin menggeleng, melanjutkan langkahnya menuju ruang tengah untuk menunggu Taehyun. Masih tidak menyangka bahwa kucing kecil yang dulu diadopsinya sudah sebesar itu, sombong pula.
Beberapa menit kemudian Taehyun datang. Soobin langsung memintanya untuk duduk disebelahnya. Ia tersenyum sedikit saat Taehyun sudah mau menatapnya, tidak seperti tadi sore.
"Bagaimana belajarnya tadi? Menyenangkan?" tanya Soobin basa-basi sebelum memulai topik utama yang akan mereka bahas.
"Ya" Taehyun mengangguk pelan, menunduk. "Maaf karena sebelumnya tidak izin"
Soobin menggeleng, terkekeh pelan.
"Tidak masalah. Hyung senang berkenalan dengan temanmu" mengusap pelan kepala adik kecilnya, Soobin melanjutkan ucapannya. "Apakah Beomgyu baik?"
Taehyun mengangguk lagi. "Dia baik"
"Sering-seringlah ajak kemari agar kau tidak kesepian saat Hyung bekerja" kata Soobin pelan. "Maafkan Hyung yang jarang menemanimu. Ini semua diluar kendali Hyung"
![](https://img.wattpad.com/cover/324714469-288-k820886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PIECE OF YOURS || TXT BROTHERSHIP
FanfictionBUKAN LAPAK BXB‼️😠 _________________________________________________________________________ Diusia 6 tahun, Soobin harus merasakan kehilangan untuk kali pertama. Ayahnya pergi, entah kemana. Tanpa pamitan, tanpa kata perpisahan. Hanya sebuah guci...