45.

553 60 26
                                    


Akhirnya Taehyun dapat kembali tenang berkat Soobin yang tiada hentinya menggumamkan kalimat-kalimat menenangkan. Menjelang siang ia sudah mau makan setelah paginya menolak sarapan. Walaupun masih enggan diajak bicara, setidaknya ia mau menjawab sekata saat ditanya.

Soobin tidak lagi menanyakan perihal perkara apa yang membuat Taehyun menjadi begini, setidaknya untuk saat ini. Ia tidak ingin Taehyun bungkam lagi walau sedari tadi pun ia lebih banyak diam dengan pandangan kosong kearah televisi yang menyala.

Barang sedetikpun, tak pernah Soobin meninggalkan Taehyun. Sejak Taehyun dipindahkan ke ruangan ini hingga saat ini, Soobin masih setia menemani disampingnya, melayani apa yang dibutuhkan adiknya, dengan telaten dan hati-hati. Yeonjun dan Siwoo juga tadi sempat mampir kembali, tapi tak lama karena masih harus membereskan keramaian yang Soobin buat sementara si pelaku menyerahkan sepenuhnya. Intinya, yang penting tidak merugikan adiknya.

"Sebentar lagi Beomgyu akan tiba. Kau senang?" Soobin akhirnya membuka suara setelah sekian lama membiarkan suara televisi memenuhi ruangan.

Taehyun menoleh sedikit dan tersenyum simpul lantas mengangguk.

Sebenarnya tadi pagi ia sempat mengamuk ingin pergi ke sekolah. Katanya, hari ini ujian terakhirnya dan ia tidak ingin tertinggal. Soobin hampir menyerah saat Yeonjun datang dengan panggilan yang tersambung pada wali kelas Taehyun. Mengatakan bahwa Taehyun dapat mengikuti ujian susulan setelah ia sudah kembali pulih. Setelah beberapa negosiasi akhirnya Taehyun menerima. Soobin harus berterimakasih nanti pada Yeonjun.

"Ingin makan buah? Biar Hyung kupas kan" ujar Soobin lagi.

Kali ini Taehyun menggeleng. "Nanti saja" jawabnya pelan.

Soobin mengangguk paham. Ia biarkan Taehyun kembali menonton sementara ia sibuk dengan ponselnya, memeriksa sosial media yang dipenuhi berita tentangnya. Ternyata agensi sudah mengkonfirmasi kebenarannya dan penggemarnya ikut bersedih atas apa yang menimpa adik dari idola mereka itu. Soobin getir, seolah ia terciduk skandal kencan saja. Lagipula kenapa orang-orang begitu penasaran akan keluarganya, kehidupan pribadinya?

Yah, bagaimana lagi. Ia adalah seorang selebriti yang hidupnya bukan sepenuhnya miliknya. Setidaknya, semua respon nya baik. Soobin sedikit tenang walaupun ia tak dapat menjamin bahwa kehidupan Taehyun kedepannya akan baik-baik saja. Orang-orang pasti akan penasaran padanya. Dan itulah tugas Soobin untuk berusaha sebisa mungkin agar adiknya tetap hidup dengan damai.

Sialnya, ketenangan Soobin tidak berlangsung lama saat sebuah pesan masuk dari nomor asing.

0108xxx

Oppa, jika dia menyusahkan kenapa tidak kau tinggalkan saja?

Oppa, kau harus selalu bahagia. Tapi jika beban itu masih bertumpu padamu, bagaimana kau bisa bahagia?

Aku bisa menyingkirkannya untukmu.

Seorang adik hanya bisa menyusahkan saja. Harusnya kau menikmati hidupmu sendiri.

Soobin meremas ponselnya, wajahnya terasa kebas. Ancaman ini bukan hanya tertuju untuknya tapi juga sudah melibatkan adiknya. Inilah yang Soobin takutnya dari awal.

Hidup sebagai publik figur memang membuatnya dipuja banyak orang, namun tidak sedikit juga yang membencinya. Atau saking memujanya, orang-orang menjadi terobsesi hingga bisa membahayakan bukan hanya ia, tapi juga orang-orang disekitarnya.

Tapi nasi sudah menjadi bubur, yah mau bagaimana lagi. Soobin nampaknya harus kembali membicarakan hal ini dengan manajemennya.

Menatap Taehyun lekat, Soobin hanya berharap semuanya baik-baik saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE PIECE OF YOURS || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang