"Kita teman"Ucapan Beomgyu tadi itu terus terngiang di kepala Taehyun. Baginya, itu adalah kalimat terindah yang pernah ia dengar selain dari Soobin. Maka sepanjang mengerjakan tugas bersama Beomgyu, Taehyun harus susah payah menahan senyum yang rasanya ingin selalu terkembang itu.
Ia mengerjakan dengan semangat, Beomgyu juga mengajarinya dengan sabar seperti biasanya. Hanya saja kali ini terdengar lebih hangat, tidak sedingin sebelumnya. Taehyun baru tahu, bahwa Beomgyu bisa sangat cerewet disaat-saat tertentu.
Seperti sekarang contohnya.
Kedua anak itu sedang sama-sama terlungkup diatas karpet, berhadapan degan laptop Taehyun yang biasa ia gunakan untuk menonton video-video permainan piano kesukaannya. Tapi kali ini layar kotak itu tengah menampilkan kartun robot kucing dari masa depan berwarna biru. Beomgyu yang mengajaknya untuk menonton itu. Katanya, itu adalah kartun favoritnya. Jadi walaupun sudah sebesar ini, Beomgyu masih sering menontonnya sebelum berangkat sekolah.
Dua pasang mata itu tampak fokus menatap layar setelah memutuskan untuk menunda tugas yang sebelumnya belum rampung itu. Rencananya, mereka akan melanjutkan besok. Toh, masih ada waktu sampai tenggat yang ditentukan untuk mengumpulkan tugasnya.
Bahkan bekas sisa makan siang mereka-yang sebenarnya sudah terlambat untuk disebut makan siang. Ini sudah sore-dibiarkan begitu saja, belum sempat mereka bersihkan.
Tok tok tok
"Taehyun"
Hingga saat pintu diketuk dari luar diiringi suara yang memanggil Taehyun, membuat sang empu nama langsung bangkit, gelagapan. Beomgyu ikut menoleh, bingung dengan reaksi Taehyun yang berlebihan begitu. Tapi ia tidak sempat bertanya karena anak itu sudah bergegas lebih dulu menghampiri pintu yang masih diketuk itu.
Cklek
Pintu yang memang tidak dikunci itu dibuka dari luar tepat saat Taehyun tiba di belakang pintu. Ia langsung keluar, tak lupa menutup pintunya lagi. Matanya sempat bertatapan dengan Soobin sebentar sebelum ia kembali menunduk. Pertengkaran kemarin masih ia ingat dengan jelas. Rasanya canggung berhadapan dengan Soobin sekarang.
"Ada apa?" tanya Taehyun.
Soobin tersenyum tipis, tangannya terangkat untuk mengelus kepala adiknya beberapa kali. "Maaf Hyung pulang terlambat. Sebenarnya harusnya Hyung kembali saat siang, tapi ada urusan mendadak, jadi Hyung baru pulang sore"
Sebenarnya yang dimaksud urusan mendadak itu, konsultasi amatir dengan Yeonjun. Setelah pemotretan selesai Soobin memaksa Yeonjun untuk membantunya berfikir bagaimana cara meminta maaf yang tepat pada Taehyun. Gara-gara itu, Yeonjun bahkan harus rela membatalkan pemotretan selanjutnya. Untung ada yang menggantikan.
Taehyun mengangguk pelan. "Tidak masalah"
"Apa kau sudah makan?" Soobin bicara dengan suara pelannya, sedikit terluka saat menyadari bahwa Taehyun terlihat takut padanya.
Taehyun mengangguk. Masih menunduk, menghindari mata Soobin.
"Siwoo Hyung bilang kau membawa temanmu?"
Taehyun gelagapan. Ia takut Soobin marah. Harusnya tadi ia izin dulu. Ini semua gara-gara Siwoo.
"Mana, Hyung ingin bertemu dengannya" lanjut Soobin, menggeser sedikit tubuh Taehyun yang menghalangi pintu. Tapi Taehyun kembali bergeser, menutup akses Soobin untuk membuka pintu.
"Jangan" cegah Taehyun. Ia hanya takut Soobin akan memarahi Beomgyu.
Soobin mengernyit heran. "Kenapa? Hyung harus berterima kasih padanya karena telah menemani adik Hyung saat Hyung tidak ada"
![](https://img.wattpad.com/cover/324714469-288-k820886.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PIECE OF YOURS || TXT BROTHERSHIP
Fiksi PenggemarBUKAN LAPAK BXB‼️😠 _________________________________________________________________________ Diusia 6 tahun, Soobin harus merasakan kehilangan untuk kali pertama. Ayahnya pergi, entah kemana. Tanpa pamitan, tanpa kata perpisahan. Hanya sebuah guci...