31. Rindu

410 88 31
                                    


Setelah selesai makan malam, Taehyun langsung pergi ke kamarnya bersama Hobak. Dia akan menghubungi Beomgyu dan menceritakan bahwa Soobin akhirnya sudah pulang.

Sementara Soobin sendiri, saat ini sedang memandu Kai ke kamar yang sementara akan ia tempati. Ia berjalan didepan sedangkan Kai mengikuti dibelakangnya sambil menyeret kopernya.

Cklek

Soobin membuka pintu kamar itu dan mengajak Kai untuk masuk.

"Kau bisa tidur disini. Kamar ini sebenarnya jarang digunakan kecuali oleh Taehyun untuk belajar atau bermain dengan Beomgyu. Tapi tadi aku sudah mengganti seprai dan sedikit membersihkannya jadi ini nyaman untuk ditempati"

Kai memandang sekeliling. Kamar ini nyaman, juga luas. Ia merengut.

"Aku tidak mau tidur disini" Kai menggeleng, membuat Soobin mengernyit heran.

"Kenapa?"

"Hyung bilang kamar ini jarang digunakan kan? Pasti menyeramkan. Apalagi posisinya yang ada diujung. Bagaimana jika nanti ada apa-apa?"

Soobin menghela nafasnya. Demi Tuhan, dia sudah sangat lelah dan ingin segera istirahat. Sejak tiba tadi, ia langsung membereskan kamar ini agar nyaman untuk ditempati. Lalu setelahnya menyiapkan makan malam. Ia bahkan belum membersihkan tubuhnya.

"Lalu kau mau dimana? Tidak ada kamar kosong lagi"

Sebenarnya rumah ini memiliki lima kamar. Dua diatas yaitu kamar Taehyun dan kamar ini, dan tiga dibawah. Satu kamar Soobin, sedangkan sisanya ia gunakan sebagai wardrobe. Ah, ada satu lagi. Soobin memiliki kamar yang terpisah dekat halaman samping. Kamar yang biasa digunakan paman Jang.

Tapi tidak mungkin kan, menyuruh Kai tidur disana?

"Aku ingin kamar yang disebelah kamar ini" ujar Kai.

Soobin mengusap wajahnya. "Itu kamar Taehyun, Kai. Kau mau sekamar dengannya?"

Kai menggeleng. "Tentu saja tidak. Maksudku, aku menempati kamar itu, dan adikmu akan pindah kesini"

"Huh, mana bisa seperti itu?" tukas Soobin. Moodnya makin memburuk sekarang.

"Kenapa tidak bisa? Lagipula kan hanya sementara, Hyung. Aku tidak akan sampai seminggu disini"

Kai melihat Soobin yang diam, tidak memberikan jawaban. Ia pun mendekat, merajuk dengan menggoyangkan lengan Soobin. "Ayolah Hyung, kumohon. Bukankah aku harus tidur dengan nyaman mengingat jadwal syuting kita sangat padat?"

Soobin mendengus keras. Berbalik keluar menuju kamar Taehyun. Apa boleh buat, ia ingin lekas istirahat dan perdebatan ini hanya buang-buang waktunya saja.

Kai kembali mengikuti sambil tersenyum senang. Ia menang lagi.

Soobin mengetuk pintu kamar Taehyun beberapa kali hingga terdengar sahutan dari dalam. Tak lama, Taehyun muncul dengan raut bertanya. "Hyung belum tidur?"

Soobin tersenyum kecut. Ia juga ingin cepat tidur. "Belum" jawabnya. "Taehyun, bisakah untuk sementara kau pindah ke kamar sebelah? Kai tidak bisa tidur disana karena ia takut terjadi sesuatu mengingat kamar itu jarang digunakan"

"Oh?" raut Taehyun menyendu. Lalu tidak masalah jika terjadi sesuatu padaku, gitu?

Taehyun bimbang. Masalahnya, penghangat ruangan di kamar itu rusak, sedangkan hujan baru saja turun yang membuat udara menjadi dingin. Dan Taehyun tidak tahan berada di suhu dingin.

"Bagaimana?" tanya Soobin saat Taehyun tak kunjung bicara.

Taehyun mengerjap. "Bagaimana jika kita tidur berdua disini?" tawar Taehyun yang langsung disahuti oleh Kai.

THE PIECE OF YOURS || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang