40. Bukan Rumahnya

565 78 20
                                    


Sore harinya Yeonjun sudah stand by didepan gerbang sekolah untuk menjemput Taehyun. Perselisihan panas yang tadi pagi terjadi antara dirinya dengan Soobin akhirnya dapat diatasi dengan cepat sebelum mereka melakukan yang lebih jauh. Siwoo dengan sigap melerai saat Soobin sudah ancang-ancang meninju wajah Yeonjun.

Dengan segala kerendahan hatinya, Yeonjun menawarkan diri untuk menjemput dan mengantarkan Taehyun pulang dengan selamat sementara Soobin menyelesaikan pekerjaannya. Penawaran berjalan cukup alot karena Soobin bersikeras bahwa dia yang akan membawa sendiri Taehyun untuk pulang. Ia bahkan berencana menunggu sampai Taehyun pulang sekolah, persetan dengan jadwal syutingnya. Tapi Siwoo akhirnya berhasil menyeretnya saat Yeonjun mengancam akan meminta ayahnya untuk memutus kontrak kerjasama dengan Soobin.

Dan seperti biasa, setiap kali Yeonjun menjemput Taehyun, pasti ia akan mendapati anak itu bersama Beomgyu. Yeonjun bersyukur Taehyun setidaknya memiliki seorang teman yang menjaganya. Ia melambaikan tangannya dengan antusias saat Taehyun melihatnya, masa bodo ia jadi pusat perhatian. Taehyun balas melambai, tapi Yeonjun tau anak itu tidak seantusias dirinya.

Pria itu menghela nafas berat.

"Hai Hyung" sapa Taehyun saat sudah sampai didepan Yeonjun. Beomgyu juga ikut menyapa tapi kemudian langsung pamit saat jemputan nya sudah tiba. Reaksinya sudah tidak seheboh saat ia pertama kali melihat Yeonjun.

"Hai. Kenapa lesu begitu? Apa hari ini melelahkan?" tanyanya sambil mengusap kepala Taehyun.

Taehyun menggeleng dan tersenyum, tapi Yeonjun tahu senyum itu tidak dari hati. "Jangan lemas begitu, padahal Hyung mau mengantarmu pulang" ia pura-pura cemberut.

Ekspresi Taehyun berubah seketika. Matanya membulat penuh tanya dengan wajah penuh harap. "Pulang? Apa Soobin Hyung sudah kembali?!" bahkan nada suaranya sedikit naik. Yeonjun juga menyadari rona di wajah Taehyun. Ch, sebegitu rindunya kah Taehyun pada Soobin?

"Iya" jawab Yeonjun pendek. Wajahnya berubah masam tapi Taehyun nampak tidak menyadarinya. Ia justru dengan semangat menarik tangan Yeonjun menuju mobil dengan langkah riang.

"Kalau begitu ayo cepat pulang, bagaimana jika Soobin Hyung menunggu terlalu lama? Hyung tidak boleh sampai menunggu!"

"Hei, pelan-pelan" tegur Yeonjun. Saking semangatnya Taehyun, ia bahkan hampir tersandung kakinya sendiri. Anak itu hanya terkekeh kecil dan meminta maaf tanpa terlihat menyesal.

"Apa kau begitu bersemangat?" Yeonjun kembali bertanya saat mereka sudah ada didalam mobil. Ia mengendarainya dengan kecepatan paling lambat, sengaja mengulur waktu karena rasanya berat berpisah kembali dengan adiknya walaupun hanya untuk sementara.

Taehyun mengangguk kuat dengan mata tak lepas memandang keluar jendela dengan tidak sabar. Raut wajahnya mengatakan seolah ia ingin melipat jarak agar mereka sampai dengan cepat. "Aku sangat bersemangat karena akan pulang. Hyung, aku rindu rumah, tapi aku lebih rindu Soobin Hyung"

Yeonjun mengerjap nelangsa. Jika nanti ia yang pergi, apa Taehyun akan serindu ini juga padanya?

***

Setelah setengah jam perjalanan (2 kali lebih lama dari waktu yang seharusnya), akhirnya mobil Yeonjun sampai didepan gerbang rumah Soobin. Paman Jang dengan tergopoh-gopoh membuka gerbang dan bukan main senangnya saat wajah tuan mudanya muncul penuh senyum dari jendela.

"Haloo"

Paman Jang tertawa, membalas sapaan Taehyun dengan reaksi andalannya, memberikan hormat dengan wajah jenaka yang tak ayal membuat sang tuan muda mau tak mau ikut tertawa.

THE PIECE OF YOURS || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang