28. Macaron

399 83 17
                                    


Taehyun dan Beomgyu sudah selesai mengerjakan tugas, sedang menunggu Soobin yang katanya akan pulang sebentar lagi membawa makanan dan makan malam bersama.

Di sofa panjang yang ada di ruang tengah, mereka duduk bersebelahan. Menonton televisi yang menayangkan acara musik mingguan, yang baru kali pertama Taehyun tonton atas ajakan Beomgyu. Kim Beomgyu beberapa kali menoleh kearah Taehyun yang nampak fokus menonton. Mulutnya sedikit terbuka dengan mata yang nyaris tidak berkedip.

Ia tidak habis pikir, Taehyun memiliki kakak seorang seleb tapi pengetahuannya tentang dunia kerja sang kakak sangat minim. Ia bahkan tidak mengetahui artis-artis yang Beomgyu sebutkan, padahal mereka adalah artis top. Makanya Beomgyu tidak terkejut saat tahu bahwa ini kali pertama Taehyun menonton acara seperti ini. Dugaannya, pasti Taehyun menonton televisi hanya untuk melihat kakaknya.

"Woaah"  Taehyun berdecak kagum saat salah satu grup idola tampil menampilkan gerakan dance yang luar biasa. Ia menoleh pada Beomgyu yang masih menatapnya. "Bagaimana bisa mereka melakukan itu ya?"

Beomgyu mendengus. "Tentu karena mereka berlatih"

Taehyun kembali menoleh kedepan, masih takjub. "Mereka keren. Aku baru tahu ada yang seperti ini"

"Kau itu, hidup di zaman apa sih? Bahkan idola terkenal pun tidak tahu" Beomgyu menggeleng. "Persis seperti ayahku saja" ia ikut menoleh kedepan, memang sih, para idola itu luar biasa.

Hening sejenak. Dua anak itu tidak ada lagi yang bersuara. Beomgyu yang sudah larut dalam tontonan, sedangkan Taehyun yang gantian menatap Beomgyu.

"Beomgyu" panggilnya pelan.

"Hmm?" Beomgyu berdeham singkat tanpa menoleh.

"Bagaimana rasanya memiliki ayah?" tanyanya ragu. Taehyun penasaran sejak Beomgyu beberapa kali membahas ayahnya tadi siang, saat ia meminta Taehyun untuk coba memainkan pianonya. Katanya, ayahnya tidak kunjung menyerah membujuk Beomgyu agar mau belajar bermain piano. Katanya, ayahnya akan senang jika bertemu dengan Taehyun yang memiliki hobi yang sama dengannya.

Taehyun penasaran. Ia tidak pernah merasakannya.

"Astaga, bahkan hal seperti itu pun kau tanyakan. Kau benar-benar tidak tahu ya? Kau it—" ucapan Beomgyu terpotong saat ia menyadari sesuatu. Ia langsung menoleh pada Taehyun dan memasang wajah tidak enak. Beomgyu lupa. Benar-benar lupa jika ayah Taehyun sudah tidak ada.

"Hmm...Taehyun...aku..." Beomgyu gugup, khawatir Taehyun tersinggung. Ia merutuki dirinya sendiri yang tumben sekali bodoh ini. "Taehyun, aku minta maaf"

Taehyun justru malah mengernyit, tidak mengerti. "Kenapa minta maaf?"

"Eum..." suara Beomgyu seakan menghilang. Ia hanya menggeleng dan tersenyum canggung. "Tidak, jangan pikirkan"

Anak itu mengangguk pelan, namun rasa penasarannya belum terjawab. Maka ia masih menuntut jawaban Beomgyu.

"Jadi, bagaimana rasanya?"

Beomgyu mengaduh pelan. "Y-ya...biasa saja. Ayahku itu menyebalkan, usil, jahil. Pokoknya, dia itu suka membuat emosi"

"Oh..." Taehyun menunduk, menatap kepalan tangannya yang ada diatas pahanya. "Terdengar menyenangkan"

Beomgyu mati kutu. Tidak tahu harus menanggapi bagaimana. "Begitulah" gumamnya pelan. "Oh, itu idola favoritku tampil! Kau harus lihat betapa kerennya mereka!" Beomgyu mengalihkan pembicaraan, menunjuk layar televisi yang menayangkan penampilan grup idola pria. Untungnya berhasil, Taehyun kembali fokus menonton. Beomgyu menghembuskan nafasnya lega.

Lalu kembali hening. Hanya terdengar suara dari televisi. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa Soobin sudah tiba diikuti Kai dibelakangnya.

Soobin tersenyum melihat Taehyun yang tampak menikmati tontonan nya. Nampaknya anak-anak itu belum juga ada yang menyadari kehadirannya. Sementara Kai hanya diam memperhatikan mereka. Matanya terpaku pada anak yang pernah ia lihat fotonya di ponsel Soobin. Tanpa sadar berdecih malas.

THE PIECE OF YOURS || TXT BROTHERSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang