🍁🍁🍁🍁🍁
Malam ini dibuka dengan Vito yang sedang main game sendirian didepan teras. Evelia datang dan menghampirinya, berniat menanyakan sesuatu padanya.
Gadis itu duduk manis mengambil posisi disampingnya. Memperhatikan mimik dan ekspresi Vito yang sedang fokus dengan tangannya yang gesit kesana kemari.
"Eh Vit!" katanya menyapa cukup bersemangat.
"Hm?" sahutnya singkat. Tidak netranya, tidak wajahnya, tidak lehernya, tidak sedikitpun lelaki itu menoleh. Melihat respon yang menyebalkan seperti itu, Evelia memutar bola matanya malas.
"Lo tau darimana gue ngejar Azazel?" lanjutnya tetap bertanya. Bagaimanapun gadis itu tetap penasaran.
Mendengar pertanyaan yang cukup menarik, barulah Vito menatap Evelia yang terdiam menunggu jawaban didepannya. Vito terdiam sejenak, tak peduli dengan kata DEFEAT yang muncul di layar ponselnya.
Dengan tenang, Vito kembali menunduk dan membenahi gamenya. Kemudian dia menjawab, "Mata-mata gue banyak!"
Udah gitu doang? Evelia nungguin loh dari tadi. Hufft, dasar Vito. Evelia terdiam sejenak mencerna ucapan Vito sebelum melontarkan pikirannya. Ga sewot bukan Evelia.
"Lo mata-matain gue?" ujarnya sewot.
"Lebih tepatnya gue mata-matain Azazel, dia tu ketua Lion. Meski kita ga musuhan, tetep aja rival." jawab Vito memberitahu secukupnya.
"Mending lo berenti deh mata-matain Azazel, percuma juga." sahut Evelia menyarankan.
"Cih!" sahut Vito berdecit sebal.
Sepuluh detik kemudian, Vito kembali bersuara. "Azazel udah punya cewek?" katanya bertanya."Udah, katanya." jawab Evelia ragu.
"Siapa sih? Penasaran gue." ucap Vito. Kali ini mata dan tangannya kembali sibuk dengam ponselnya.
"Nanti kalo gue tau gue kabarin." kata Evelia mengakhiri obrolan garing itu. Lalu beranjak dari duduknya dan hendak kembali ke kamarnya.
Sayangnya Evelia keduluan Tara, tante Tara sudah berada disitu dan akan memberikan sedikit ceramah untuk dua anak remaja yang begadang sampai tengah malam ini.
"Evelia? Vito? Belum tidur?" katanya bertanya dengan nada tegas.
"Iya ni tante, Vito main game mulu. Udah gue kasi tau juga tetep aja main terus." kata Evelia melimpahkan kesalahannya pada Vito.
"Hadehhh, ayo tidur Vito.. besok sekolah kan? Malmingnya juga besok, besok aja begadangnyaa.." kata Tante Tara memarahi Vito.
Mendengar sang ibunda meminta demikian, Vito menyudahi gamenya walau sebenarnya belum berakhir. Vito beranjak bangun dan menghampiri Tara.
"Iyaiya bunda.. sun dulu dong!" kata Vito memberi syarat. Anak itu terkesan manja sekarang.
Satu kecupan manis dari Bunda mendarat dipipi vito. Evelia tersenyum tipis melihatnya. Pandangannya tertunduk, mengingat sudah tidak ada lagi yang bisa memberikan itu padanya. Ibunya telah meninggal dunia, ayahnya sedang berada dipenjara.
Tara menyadari pandangan kekecewaan Evelia terhadap dirinyaa sendiri. Dengan kepekaan dan kebaikan seorang ibu, Tara beralih menghampirinya.
"Buat Evelia juga satu.." ucap Tara sembari mendaratkan kecupan hangat dipucuk rambutnya. Lalu perlahan memberikan dekapan hangat untuknya.
Rasanya Evelia ingin menangis, namun tangis itu terua ia tahan. Evelia ga akan nangis didepan orang lain, kalo gue nangis sekarang, gue bukan Eveli. Katanya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Asmara Azalea [TAMAT]
Teen FictionCerita ini menceritakan tentang gadis cantik berambut pirang bernama Azalea Mevia yang hidupnya penuh liku. Banyak kepalsuan dalam alur hidupnya. Bahkan Azalea memiliki dua sisi yang bertolak belakang. Kemudian dipertemukan dengan seorang ketua geng...